Wednesday, November 03, 2010

Rose

Air mata terjatuh di antara kelopak-kelopak mawar yang kau beri
Aku tak kuasa menghirup aroma kematiannya yang semerbak
Begitu manis, begitu tulus
Menyelinap di sela-sela senyum mu yang malu-malu

Mengapakah kau begini, aku sungguh tak tahu bagaimana
Menerima sisa sisa nafasmu yang kau kumpulkan untukku
Serpihan-serpihan harap dalam kesepianmu yang sungguh ngeri
Tapi kau tak pernah pergi, ada di sana, berdiri, menatap, selalu..

Mengapakah cinta terserak di relung-relung waktu
Detik-detiknya membayangi kesunyianmu
Mengiringi pertemuan sakralmu dengan malaikat pencabut nyawa
Aku ingin berlari, memeluk, dan menyelamatkanmu dari kematian

Aku ingin kamu bebas berlari bersama mimpi-mimpi
Aku ingin kamu tertawa dalam sukacita yang penuh
Aku ingin membawamu pergi dari waktu
Aku ingin menarikmu jauh dari bumi

Tapi nyatanya aku diam di sini,
Menangis..
Dan membiarkanmu pergi..
Terisak menggenggam mawar yang kau beri

Wednesday, October 27, 2010

Lebur Bumiku

Jengah air menapaki bumi
Dan awan panas sudah enggan mengecupi rerumputan
Di mana kah kau manusia?
Aku lelah mencari nuranimu

Tak dapat kah kau lihat betapa rentanya aku?
Tak dapat kah kau dengar betapa sesaknya nafasku?
Kulit keriput ku kering retak berhamburan, membuat mu berguncang dan menjerit
Air semakin tinggi menenggelamkanku, membawamu terhanyut dan mati

Segera kita kan menjadi satu wahai anak-anakku
Tak ada lagi aku, tak ada lagi kamu
Kita lebur dalam ketiadaan
Lebur dalam nurani seutuhnya

Tuesday, October 26, 2010

Bumi yang Rindu

Bumi menggeliat penat, tubuhnya pegal-pegal dan kesemutan
Wahai manusia sedang apa kalian?

Bumi membuka mata nya yang tengah rabun
Tubuh kurusnya terkuras digurat-gurat sendi yang renta

Bumi haus sentuhan nurani manusia
Bumi ingin pelukan anak-anaknya

Wahai manusia, betapa ku sangat merindumu, mendekatlah!
Jantung bumi bedegup dalam pilu, getarannya dasyat, menghempas laut menyapu daratan

Wahai manusia, ini aku ibumu, tidakkah kau ingat aku?
Perut bumi meledak dalam tangis, cintanya yang merah dan panas tak dapat terbendung lagi

Monday, October 25, 2010

Sunday, October 24, 2010

Don't judge the book by its cover? REALLY?

I spent whole day watching make-over-show: "how do i look?". It gives me wider view about a quote: "Don't judge the book by its cover".
Really? So how you gonna judge a book? By reading all of them one by one?
Get real (specially ladies), we are all agree that we're so special and unique. We don't like being judged, but it doesn't mean that we should be happy on our messy looks!! Cause by being "stubborn" and "close-minded", you are the one who precisely judge people around you, your own society. It's good to be your self, being confident. But it doesn't mean you should obsessed about your self and hate everyone that willing to give opinion about you.
Shaping a nice cover isn't a crime. It doesn't mean you have to fool or betray your self. Cover is a door to enter your book. It is not about being your self. Be nice so people get interested by your book, your message, your story. Cause how could anyone knows your incredible quality when they don't have any lust to get to know you. TO OPEN YOUR BOOK.
Be smart ladies.

Saturday, October 23, 2010

Terimakasih

Terimakasih Tuhan, untuk ruang dan waktu
Terimakasih untuk segala ketidaksempurnaan
Kau telah merancang masa yang sungguh manis
Semerbak cerita yang selalu romantis

Terimakasih Tuhan, untuk segala nada yang mengalun
Terimakasih untuk relung kelabu penuh rindu
Kau telah menjadikannya wewangian malam yang riuh
Temaram gemintang yang hangat dan teduh

Terimakasih.....

Friday, October 22, 2010

Somewhere

Yesterday night in my dream, you called me and said that you're oke. Then I woke up in the morning with fever. I hate to spent whole day with this premonition. Tonight before i sleep, i pray you will wake me up with your call. So i can leave my fever somewhere in my dream.

Thursday, October 21, 2010

Berhentilah Waktu

Kata-kata berjatuhan di atas lantai beku penuh debu
Mengurung rasa yang terkotak-kotak
Besok seduhan cairan hitam ini akan semakin hambar
Dan bau nya pun sudah habis terhirup dingin

Dapatkah kau kembali sekarang dalam pelukan malam
Gundah memagut-magut sepi yang kau beri
Melangit kerinduan akan bintang yang semakin pekat
Berhenti lah mencari, berhenti lah bergerak, berhentilah sejenak

Berhentilah di sini..

Wednesday, October 20, 2010

20102010

Lelah bumi menunggui hidup
Jongkok di atas mayat omong kosong
Hidup penguasa dan gundik iblisnya yang laknat!

Sunday, October 10, 2010

Titik Lengang

Hari ini, saat ini..
Sampai lah kita di titik paling lengang
Titik tersepi yang pernah terdengar
Suatu titik di mana kaki seakan tak menginjak tanah dan langit tepat di atas kepala

Ketika kamu mulai melangkah, semuanya sepi
Ketika bayang mulai samar, semuanya sepi
Ketika senja mulai turun, semuanya sepi
Ketika aspal mulai menghitam, semuanya sepi

Thursday, October 07, 2010

You can ask me to explain things, i'll explain it for you
You can ask me to tell you stories, i'll be gladly tell you everything
But if you ask me how i feel for you..
I need to spend rest of my life beside you just to understand
Evenless to explain..

Monday, October 04, 2010

Kemenangan yang kalah

Aku berkutat dengan segala masalah, dan kamu sibuk menghadang segala tantangan
Aku berharap segala masalah ku dapat selesai, dan kamu berharap dapat memenangkan semua tantanganmu
Kita masing-masing asyik menyusuri hari dengan mimpi akan sebuah kemenangan
Sesekali melepas rindu, memadu kasih, dan saling menertawai kehidupan
Bermimpi tentang masa depan bersama yang mulai kita rintis dengan mimpi-mimpi
Sampai di suatu saat kita sadar bahwa kamu adalah masalahku, sementara aku adalah tantanganmu
Lalu bagaimana dengan ego dan apa kabar dengan prinsip?
Harus kah kita berharap semua ini berakhir?
Haruskah kita menyelesaikan semuanya dengan kemenangan?
Atau haruskah ada yang kalah?
Sementara kita dapat bersama dalam peperangan milik kita
Bukan aku dan bukan kamu, tapi kita
Ya, kita!

Sunday, September 26, 2010

Kamu!!

Kamu, membaca terlalu banyak, menulis terlalu banyak, berucap terlalu banyak. Oh tidak, yang lebih celaka karena kamu mengerti terlalu banyak…

Kamu bernyanyi dan berdansa bersama rasa perih yang tak nyata. Kamu hidup dalam mereka, setiap jiwa-jiwa nelangsa yang kau popoh dan gopong ke peraduan.

Kamu lelah, kamu habis, terkuras oleh segala emosi. Namun bukan di sana, kamu tidak berada di sana, kamu tidak hadir dalam setiap memori. Karena itu bukan kamu. Bukan bagianmu.

Kamu adalah mereka semua bersama cerita-ceritanya. Kamu adalah pejuang nurani-nurani yang tertumpuk bau amis sampah yang kau keruk dengan kuku-kuku mu.

Kamu terpenjara di dunia bebas. Dalam harta kamu meludah hina. Dalam nama kamu menjerat-jerat hasrat. Kamu jijik dengan segala wajah penjilat yang wangi.

Kotor, hitam, basah, becek, amis!!
Di atas bumi ini kamu berjingkat-jingkat melewatinya.

Waktunya menjadi sama seperti mereka, waktunya mengikuti apa kata mereka, waktunya untuk tidak menjadi dirimu sendiri. Untuk apa? Untuk mereka? Siapa mereka? Mereka adalah kamu!

Kamu dan waktu adalah mereka. Mereka dan waktu adalah kamu. Kamu adalah mereka dan waktu.

Berjuang untuk tidak menjadi diri sendiri, untuk membantu mereka menjadi diri mereka. Memikirkan mereka yang terpenjara dengan membunuh dirimu dan pikiranmu. Karena kamu sudah kotor, kamu sudah cemar oleh hasrat sembunyi-sembunyi.
Hasrat yang meminta makan setiap malam dan pagi. Hasrat yang tak henti-hentinya berbunyi.

Berhentilah bernyanyi, berhenti lah menari, berhenti lah berjinjit.
Tapaki hari-hari penjara dan bebaskan mereka dari sana.

Saturday, September 25, 2010

Euforia yang terlambat tiba

Kata-kata mengabur
Seperti angan-angan akan harapan yang dulu
Telah lama hilang hasrat untuk euforia kecil ini
Telah sepi pesta-pesta kosong yang seharusnya semarak

Burung gagak mematuk-matuk kayu yang tengah keropos
Entah mengapa dia rindu pada sayap-sayap awan yang mengiriminya kawan
Melagu lelautan biru yang berpendar-pendar riang di atas debur siang bolong
Udara di atasnya kosong, sepi dan asin

Setumpuk ilmu-ilmu telah larut di udara
Meninggalkan sepotong khayalan akan rasa-rasa yang berhamburan
Tidak ada tangis, tidak ada tawa
Yang ada hanya kenyataan dan keharusan yang niscahya

Mendung, atau memang sudah sore?
Hati ini enggan susah-susah berlabuh
Toh di sana ada hasrat yang tak kan pernah surut
Tekad yang tak pernah berubah

Untuk menjadi aku dan lebur di dalamnya..
Ya, hanya itu.

Friday, September 10, 2010

SEJARAH tentang LUPA

Hari di mana sorak sorai menggema di kerumunan energi jalanan telah surut
Hari di mana teriakan emosi yang lahir dari ketidakadilan telah redam
Hari di mana solidaritas membangun semangat kerakyatan telah pupus
Hari di mana tawa tulus telah berganti dengan senyum palsu

Mengapakah kita lupa akan darah yang tertumpah di atas tanah ini
Bagaimana kita meraih mimpi dengan menjilati produk instan pembodohan
Siapa yang bertanggungjawab akan generasi robot yang tak berhati apalagi berbudi!
JAWAB!

Kita, kita yang bersalah!
Kita diam, kita terlena!
Kita LUPA.....................

Kita berhenti menggali,
Berhenti merenung,
Berhenti belajar,
Dari Sejarah yang benar!

Thursday, September 09, 2010

Dawn

Senja itu genit sekali
Tersipu malu di sela-sela rambut mu
Kamu tertunduk, merekahkan kilau tetes air di ujung hidungmu
Tumpah di riak laut yang mulai kelabu

Aku iri pada langit yang menaungimu
Dan laut yang merengkuh tubuhmu
Aku iri padamu yang tengah merayu bintang
Padamu yang asyik mencumbu samudra

Now,

The sun is about to leave
The sky is about to hide
If only you know how scared am i to lose my self in the dark
Heart shaking hard in a palm of my cold hope

The dawn is about to come
Would you wake me up in your arms?
Take me to that high cliff
Cause i don't wanna miss the sun

Please don't give up on me tomorrow
Cause today, i give my faith in you
Would you promise me,
That you gonna save me from my self

Wednesday, September 08, 2010

Dalam Doaku

Malam ini berisik. Angin mengetuk-ngetuk nurani, membangunkan dari tidurnya. Tangis terjaga dalam doa-doa insan yang terhilang.

Tuhan, jika Kau melihat
Takkan percuma segala sesak yang menetaskan bulir-bulir air mata ini
Takkan percuma segala gemeretak yang menghancurkan sendi malam yang dingin ini
Takkan percuma segala harap akan generasi yang lebih berbudi

Tuhan, jika Kau mendengar
Takkan sia-sia setiap bayi yang membiru kedinginan
Takkan sia-sia setiap ibu yang menjerit kelaparan
Takkan sia-sia setiap ayah yang hampir mati kelelahan

Tuhan, jika Kau mengetahui
Hamba Mu ini hendak mengantarkan sepotong roti doa dan seteguk air harapan pada mereka
Yang terbingkai sengsara dalam ukiran-ukiran emas para penista hak rakyat
Yang terlunta-lunta menopang harga diri nya yang telah penuh cemar darah

Tuhan kami memohon kelegaan, pada Mu yang Maha Mengerti
Kami mohon..

Sunday, August 08, 2010

Happy Ending

Happy Ending, that's your life
Mud mouth full of empty night
Tears for unwanted love
Now turning into bliss of light

Now you smile
For every stupid things they said
For every ridicule stuff they thrown
You stand up for your happiness

You didnt work for them, you didn't sell your happines to be nice
You jumped onto the sky, grab your fate
You live for what you are
You know where you stand

You are fully you..
You're increadible, you're everything that you wanna be
Now you get what you want, more than you ever wish for
You live your dream, Yes you are!

A Praise

As i sing this praise and lift up Your Holy Name
Nothing can't stop my tears to fall, nothing can't stop my heart to tremble
As i feel Your presence and call You Father
Nothing i can remember could be that beautiful, nothing i can remembar could be that tender

I'm running to Your Open Arm, like a child who thirst for love
I'm singing Your Favorite Song, like the wife who waits for her lover
I'm dancing with You, on the white bright clouds

I'll follow You for no other can love me more.
I'm wanting You, I'm loving, i must have You!!

Jesus..

Saturday, August 07, 2010

Do i have to stay here
Watching you reassembling your self
Watching you missing the unfortunate memory
Bleeding, smiling and faking

Do i have to say this
That i've had enough of your words
That i've had enough of your love
Sweet, tender and fool

I don't want it, i'm not into it
I've had enough of you !

___________________________________________________________________________________


Mendung meraja, dibalik kerudung-kerudung hitam
Bermandikan cahaya terik yang menyergap nafas-nafas doa
Isakan tertahan, belum datang duka namun bimbang
Menatap tanah coklat yang tengah menelan kecintaanku

Pagi itu dia terlihat gagah
Aku menikmati sarapan kemacetan khas di pagi hari bersamanya
Namun senyum nya tak pudar, riangnya tak luntur
Menyertai hariku di pagi itu

Belum lagi aku lupa,

Pagi itu, ketika aku terakhir kali melihatnya tersenyum
Pagi itu, ketika aku terakhir kali mendengar nasihatnya
Pagi itu, ketika aku terakhir kali menikmati senda guraunya
Pagi itu, ketiak aku terakhir kali menyeduh pagi bersamanya

Aku tak kan bisa lupa,

Selamat jalan....

___________________________________________________________________________________

Sunday, July 18, 2010

14

It keeps clinging on my head.. It wont leave me..

THE ONLY EXCEPTION (Paramore)

When I was younger
I saw my daddy cry
And curse at the wind
He broke his own heart
And I watched
As he tried to reassemble it

And my momma swore that
She would never let herself forget
And that was the day that I promised
I'd never sing of love
If it does not exist

But darling,
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception

Maybe I know, somewhere
Deep in my soul
That love never lasts
And we've got to find other ways
To make it alone
Keep a straight face

And I've always lived like this
Keeping a comfortable, distance
And up until now
I had sworn to myself that I'm
Content with loneliness

Because none of it was ever worth the risk

Well, You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception

I've got a tight grip on reality
But I can't
Let go of what's in front of me here
I know you're leaving
In the morning, when you wake up
Leave me with some kind of proof it's not a dream

Ohh---

You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception

And I'm on my way to believing
Oh, And I'm on my way to believing

Saturday, July 17, 2010

15

Puisinya tentang rembulan, masih terngiang-ngiang
Dan betapa hari tak kunjung berakhir dengan keluguannya
Senyumnya yang malu-malu dan salah tingkah
Serta desahan nafas pasrahnya memandangku yang selalu menertawainya

Aku tak tahu bagaimana mengelak mimpi-mimpinya
Tak tahu bagaimana merengkuhnya sekaligus melepasnya
Tak tahu bagaimana menanggapi kesederhanaan hatinya yang tulus
Aku tak tahu bagaimana caranya tersenyum dan menghalaunya pergi

Hari itu dia berjalan tegap,
Menggenggam tangan seorang wanita yang tengah tersipu
Tak pernah aku liat dia berbicara seperti itu
Tak pernah aku liat dia melangkah seperti itu

Tak terasa senyum ku mengembang..
Ya, dia yang seperti itu lah yang ingin ku lihat
Dia yang yakin, dia yang tersenyum pasti
Dia sempurna jika begitu..

Tanpaku, ya tanpa aku..

Aku mengalihkan pandangan dan mulai melangkah ringan
merapatkan diri pada sosok yang sedari tadi menggandengku
Sosok tampannya memandangku dan tersenyum khas
Melihat matanya yang penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan..

Aku bersyukur akan kamu, dia, dan kita sekarang..

Friday, July 16, 2010

16

Haruskah kita begini, terdiam akan bentakkan pikiran yang memekakan hati
Haruskah kita begini, mengenang hal-hal yang sudah menjadi memori
Haruskah kita begini, mengubur semua mimpi-mimpi yang kita rajut sendiri
Haruskah kita begini, membenci hal yang kita cintai

Haruskah kita begini, tertawa dalam tangis dan menangisi setiap tawa
Demi apa? karena apa?
Sungguh, aku sudah lupa . . . . . . . . .

Thursday, July 15, 2010

17

Aku mengaduh, mengundang-undang gairah
Melakukan apa pun tuk melihat wujudnya menggerayangiku
Gelora, dan pucuk-pucuk hasrat mencari-cari tempat mereka biasa bergelinjang
Mengaduk segala kenikmatan pada kemurnian cairan-cairan perih

Aku tak tahan menahan segala rasa ini
Mengendus-ngedus tiap jengkal tangisan anak-anak lapar
Menggeliat diantar lumpur uang haram di balik jubah emas mereka
Birahi keadilan ini takkan padam

Keadilan! keadilan!
Aku akan menyetubuhimu! Kita akan menyatu!
Bersama terbang ke langit ke tujuh....

Kau pasti. Kau ada. Satu!
Kau adalah hidupku, hai KEBENARAN!
Aku mencarimu, dengan kerinduan yang mematikan!

Wednesday, July 14, 2010

18

I'm waiting for them
While the're waiting for me

They're the one who supposed to wait for me
I'm the one who supposed to act something

I hate when..
I'm waiting while i'm supposed to act something!!!

And the worst part is " I KNOW IT. I REALIZE IT. "

Damn.

Tuesday, July 13, 2010

19

Aku tidak suka berurusan dengan teritori diri
Karena dia selalu menang, dia selalu benar
Seakan dunia akan kiamat jika aku melangkahi perbatasannya
Dan waktu akan berhenti ketika aku menolak keinginannya

Perbatasannya sendiri hanyalah dibentuk dengan benang tipis yang sudah lusuh
Dan keinginannya itu seperti bunga-bunga mimpi yang kembang kuncup tak berbekas

Tapi aku, hanya bisa duduk diam di sini
Memandangi perbatasan yang kubuat sendiri
Berbaring di sebelahnya sambil menikmati air yang sejuk dan udara yang manis
Apakah aku ini gila? Ya tentu saja!

Orang sinting yang mencatut-catut kewarasan bikinannya sendiri
Inilah kegilaanku, kenikmatanku, hasratku, dan hidup bunga-bunga mimpiku
Paling tidak aku berpegang pada kewarasan buatanku seperti obor api pada kegelapan
Ya! aku gila! tak bisa lebih gila dari ini lagi!

Lalu kenapa?

Monday, July 12, 2010

20

Malam yang dingin, aku merenda lagu di bibir tepian rembulan
Dipaksa tersenyum oleh terpaan angin yang mencium-cium ganas tengkukku
Mengucap syukur atas kuasa berkat yang tengah melimpahi kedua tanganku
Bersinergi dalam ikatan janji-janji penyembahan dan sukacita

Manakah yang paling mengasyikkan daripada memecah riak-riak udara yang hitam
Merentangkan tangan ke luar jendela mobil yang melaju pesat
Sambil berteriak kencang melepaskan segala penat
Bersender di sandaran pintu sambil menjilati es krim hasrat

Dingin.. manis..

Sunday, July 11, 2010

21

Whatta tense day. I heard this song over and over again. It's relieving when you know that someone out there (the one who wrote this song), knows exactly what you're thinking now. It's relieving. Absolutely is.

TILL IT HAPPENS TO YOU - CORINNE BAILEY RAE

I know what I said
Was heat of the moment
But theres a little truth in between the words we've spoken
Its a little late now to fix the heart thats broken
Please dont ask me where i'm going
Cuz i dont know
No i dont know anymore

It used to feel like heaven
Used to feel like may
I used to hear those violins playing our strings like a symphony
Now they've gone away
Nobody wants to face the truth
But you wont believe what love can do
Till it happens to you
Till it happens to you

Went to the old flat
Guess i was trying to turn the clock back
How come that nothing feels the same now when im with you
We used to stay up all night in the kitchen
When our love was new
Oooh love im a fool to believe in you
Cuz i dont know
No i dont know
Anymore

It used to feel like heaven
It used to feel like may
I used to hear those violins playing our strings like a symphony
Now they've gone away
Nobody wants to know the truth
Until their hearts broken
Dont you dare tell them
What you think to do
Till they get over
You can only learn these things
From experience
When you get older
I just wish that someone would have told me
Till it happpens to you
Till it happens to you
Till it happens to you

Saturday, July 10, 2010

22

Aku lelah bersembunyi, bukan karena bersembunyi itu tidak enak. Sembunyi itu permainan adrenalin yang selalu ku suka. Tapi bersembunyi, karena tidak tahu apa. Itu tak lagi sama.

Aku lelah bersembunyi, dari rasa-rasa yang tak ku mengerti. Berkejaran dengan waktu dengan duduk diam sambil memandang cermin.

Apa sih itu, yang kau sembunyikan? yang bersembunyi dalam kesembunyian?

Mengapa harus bersembunyi jika tak tahu apa yang harus disembunyikan. Mungkin sekarang aku harus keluar dari persembunyian dengan cara sembunyi-sembunyi. Karena cepat atau lambat, waktu akan berhasil mengejarku yang masih duduk terdiam di depan cermin ini.

Aku lelah bersembunyi dari kemalasanku untuk berlari.

Friday, July 09, 2010

23

We're talking everyday, almost everytime
But still, i don't know,
what we're talking about..

And about what is all about
Just come what may..

Thursday, July 08, 2010

24

Air yang cantik, air yang jernih, air yang suci
Membersihkan, menyehatkan, menyempurnakan

Air pintar, air pemurah, air pengasih
Kebijaksanaan, kebaikan, kebahagiaan..

Energi alam mengkristal dalam tiap riak-riakmu yang menawan
Siap menerjang jauh tiap hal yang tak sejalan dengamu di dalamku

Turun lah dalam tiap tegukan dan nafas panjang
Bergetar tingkap-tingkap rongga dengan sentuh arusmu yang tenang

Bangunlah wahai raga, berikan dirimu
Air datang membasuh peluh

Melekatlah tiap kebaikan alam
Biarlah kristal-kristalmu menyatu dalam tiap sel tubuh

Resapi alirannya, dalam doamu..

Wednesday, July 07, 2010

25

Akankah ada sebuah mimpi yang begitu nyata..
Akankah ada sebuah jawab tanpa tanya..

Meringsut di atas kasur
Merayap di atas hasrat

Apakah setiap desah nafas bersalah
Apakah setiap erang peluh berdosa

Menggetar nikmat di bawah liang maut
Merekah megah di bawah getir mengalir

Kosong....................

Mata terpejam
Terpejam tidur

Merasa..
Entah rasa apa..

Tuesday, July 06, 2010

26

Hari itu dia bingung, memijit-mijit keningnya yang tengah penuh oleh jadwal dan kegiatan. Tumpukan kertas di atas meja kebesarannya itu sungguh tak membuat keadaan menjadi lebih baik. Sesungguhnya, hari itu hari bahagia, pengakuan dan harapan. Semua mata tertuju padanya. Ya, pada dia yang saat ini sedang menumpahkan segala rasanya padaku. "Bagaimana aku dapat membagi waktu dan tenagaku untuk semua hal ini", keluhnya. Perasaan haru, bangga, terbeban sekaligus lelah. Dapat aku dengar setiap bunyi pada sendi-sendinya. Sebentar lagi burung besi itu akan membawanya pergi beberapa waktu, menerbangkan kutipan mimpi sederhananya yang dengan cara yang sama akan jadi kenyataan. Di tengah kebisingan aktifitasnya hari itu dia diam sebentar, kemudian berbisik lirih. Bagaimana nanti aku tanpa mu ya, aku akan mencari cara untuk selalu menemuimu, harus!
Tahukah kamu, aku ini orang bebal yang gemar tersenyum-senyum lugu. Aku baru sanggup merasa hanya oleh rengekan orang-orang kecanduan yang hampir mati. Bagaimana mungkin aku bisa mengelak darimu yang selalu seperti ini? Lelah, kecanduan, sekarat dan merengek.

Monday, July 05, 2010

27

Rembulan menutup mata nya hari ini, bermalas-malasan dia dalam peraduan. Meredam lonjak-lonjak emosi yang tak kunjung padam. Aku rindu berbicara akrab dengan waktu, dalam nada sederhana. Tanpa meminta, tanpa mengejar, tanpa menuntut. Bermanja-manjaan dalam genggaman tubuhnya yang hangat, terlelap bersama angan. Aku tak peduli lagi dengan waktu yang telah berkhianat dengan bumi, kekasihku. Sementara pucuk-pucuk hijau merekah dan kembang-kembang megar ruah, aku tersadar akan satu kepastian. Harapan tak berbatas ruang dan waktu. Kamu, aku, kita melimpah ruah di atas kesementaraan yang ditaburi percik-percik keabadian. Bagaimana mungkin kau memunguti dan mengumpulkannya dalam waktu sambil berharap akan diterbangkan dalam kepenuhan, tahukah kamu bahwa kita melekat pada kesementaraan yang hakiki. Meludah, menjilat ludah sudah biasa di sini. Meracik kejujuran dengan kebohongan pun menjadi sebuah keahlian yang bernilai jual tinggi. Aku sebenarnya muak, berharap akan kesementaraan ini, berharap akan sesuatu yang pasti akan hilang dan pergi. Menangis, tertawa dan menangis lagi. Sungguh melelahkan.

Sunday, July 04, 2010

28

Senyum, tawa, canda dan cerita
Apa lagi yang kita perlu?
Untuk membangun hari

Rindu, gundah, galau dan hasrat
Apa lagi yang kita perlu?
Untuk membangun cinta

Mengapakah hari tak risau kan cinta
Sedangkan cinta terus memusuh hari
Entah kapan mereka kan saling memeluk dalam ikatan..

Saturday, July 03, 2010

29

Menyeruak keremangan pagi yang masih menggeliat-geliat
Terkantuk-kantuk menunggu datangnya siang
Tertawa riang bersama malaikat-malaikat kecil yang meminta sayap
Menuntun senyumnya menuju hamparan pengalaman di ketinggian

Sore pun tak kalah berjasanya
Meninggalkan ketidakpeluhan dalam sebuah amplop putih
Berdesak-desakan menuruni bukit, lagi-lagi bersama canda dan tawa
Menerjang badai hujan dengan tarikan-tarikan nafas penumpang di belakang

Malam pun terasa pekat dalam kejenuhan mata yang tengah merekah
Bersama insan yang tak kan bisa lebih lagi aku mengenalnya
Meneriakkan kemenangan yang setengah hati tengah ku harapkan
Tapi toh, dapat membuatku lebih tersenyum lagi menyambut mimpi

Hari yang menyenangkan, melupakan sejenak kenyataan
Dari hitungan mundur yang tengah berjalan...
tik.. tak.. tik.. tuk..
tik.. tak.. tik.. tuk..

Friday, July 02, 2010

30

Mengapa kebenaran harus dipilih?
Aku tidak yakin dia itu untuk dipilih?
Bukan kah kebenaran itu hakiki, mutlak!
Bukan merupakan hal yang dipilih untuk menjadi benar!

Tapi aku pun tak kuasa untuk memilih
Aku pilih saja apa yang ada sekarang
Walalu aku tidak yakin itu benar
Walau aku tidak yakin kemana pilihan ini akan membawaku

Aku akan tetap berkhianat padanya
Pada pilihan ini yang tidak pernah aku yakini
Mungkin selamanya aku akan berkhianat
Selingkuh pada kebenaran yang sejati

Ahhhhh....
Waktu berjalan mundur sekarang
Tidak ada waktu untuk pilihan-pilihan lain
Berhitung! Sekarang! Lariiiiiiiiiiiiiiii..............

Thursday, July 01, 2010

NGERI

Ya Tuhan, aku ngeri
Bulu kudukku berdiri
Nafasku memburu dan lidahku kering
Jantung pun tak tahu hendak tergesa-gesa lari ke mana

Memandang awan-awan birumu tanpa kata-kata
Membiarkan lengkuk-lengkuk bantalan putihnya menceritakan Keagungan
Dan hembusan angin yang membisikkan rahasia-rahasia Nya
Alam menjelaskan semuanya sampai bertanya pun aku tidak sanggup

Mengapakah pengertian ini bisa segini gamblang ternyatakan
Mengapakah kau beri pengertian sejelas ini?
Tidak ada yang tidak aku mengerti
Sama sekali tidak kau beri kesempatan untuk ada sama sekali!

Dan sekarang aku mengerti, betapa pengertian itu sungguh ngeri
Mengerti hal yang orang lain tidak mengerti sungguh menakutkan
Di sini lah masa, ketika mahluk penanya jera untuk mengerti
Rahasia Keagungan Ilahi yang sungguh teramat ngeri..

Wednesday, June 30, 2010

Berhenti

Ya, aku akan berhenti di saat semuanya mengalir deras
Rindumu, pengakuanmu, kejujuranmu
Sungguh, aku akan berhenti

Dan kamu, atas segala kesedihanmu yang membanjiriku
Kenyamanan, tawa renyah di setiap saat setiap waktuku
Sungguh, aku akan berhenti

Karena esok tak kan lagi ada waktu untuk memilih
Tak kan lagi ada waktu untuk berfikir
Tentang hipnotis rasa-rasa yang terpilin indah

Indah, indah, indah
Aku sudah bosan dengan kemewahan yang membutakan
Aku sudah bosan berlari dari kenyataan

Sekarang, aku akan berhenti berlari
Membangunkan hati dari mimpi-mimpi
Sekarang!

Tuesday, June 29, 2010

Ruang Waktu

Ruang ini lengang, pengap..
Untungnya mentari selalu menghibur dengan serpihan-serpihan sinarnya yang menyelinap masuk
Tempat ini begitu berbau dirimu dan kesepian-kesepianmu
Namun aku tau mengapa, peraduan ini selalu bisa membawa mu lari dari kenyataan di luar pintu
Pintu yang dapat diintip dari luar itu
Aku membayangkan dirimu menatap langit-langit ini
Merenungkan kejatuhan di sela-sela penyesalanmu
Meminta ampun pada dosa yang sekarang tengah mengerogoti mu
Melarutkan mu dengan lidah-lidah api nya yang menghanguskan ekormu
Entah mengapa aku merasa nyaman
Merasa nyaman membayangkan ketidaknyamananmu
Setidak-tidaknya aku dapat mengenangmu dari sekarang
Kenangan di mana aku bisa melihat segala sesuatu dari mata mu yang layu
Kenangan tentang kegundahan, kegelisahan, kesabaran dan kekuatan
Kenangan tentang ruang ini
___________________________________________________________________________________

Sunday, June 28, 2010

5 Tahun

Bukan waktu yang singkat untuk melepaskannya
Dua buku besar dan serpihan kertas bertuliskan angka-angka itu
Dan beberapa album foto yang menunjukkan senyuman-senyuman ikhlas pemiliknya
Hari ini aku serahakan semua lembaran-lembaran kertas merah dan biru yang ku simpan
Bukan jumlahnya namun kebanggaan di mana aku akhirnya mampu mengemban tugas ini sampai akhir
Kuserahkan ke tangan nya yang segera ku suruh untuk menghitung ulang
Adik, jagalah tanggung jawab ini, jagalah buku ini dan tuliskan lah hanya angka kebenaran di dalamnya
Jangan lah kau tergoda, dan perbaikilah kekhilafan ku yang kadang pelupa
Jagalah terus organisasi kita, organisasi yang akan terus melayani mereka
Anak-anak yang ingin tersenyum bersama kita di jalanan...

Sunday, June 27, 2010

Darah

Kita terdiam di sini, diantar bunyi dering-dering telepon
Tak satu pun diantara kita kan beranjak dan mengangkatnya
Seakan menikmati suasana mistis yang tengah memecah-mecah sunyi

Kita terdiam menatap ruang, di penjara kamarnya masing-masing
Merenungkan hal yang tak pernah terbersit dari kesadaran
Namun sekarang telah mengejewantahkan bentuknya dalam tudingan-tudingan kasar

Kita terdiam akan apa yang baru saja terjadi
Teriakan-teriakan yang menghancurkan hati
Dan kalimat terakhir yang tersekat tangis

Mengapa kah kita begini?
Diam dalam persaudaraan, benci dengan darah yang mengalir deras di tubuh ini
bukan kah kita harusnya satu? bukankah kita harusnya malu?

Saturday, June 26, 2010

People

People, passion, principles
Free will..

For they're good at being bad
For they're bad at being good

Sometimes they're a winner for being a losser
Sometimes they're a losser for being a winner

People come, and people go
They're learn, but some aren't

Some get richer some get poorer
Some get wiser some get more fool

Some may talk, some may remain in silent...

__________________________________________________________________________________

Friday, June 25, 2010

Badut Kelam

Dia tertawa lagi, menyerukan lelucon-lelucon kotor khasnya
Mengaduk-aduk isi makanan tiap perut bawahannya di sana
Mempermalukan diri demi mendudukkan tiap insan pada sofa hangat kebersamaan
Sungguh, aku kira itu hanya topeng

Menatap wanita-wanita dari balik kacamata hitamnya
Dengan komentar menggelitiknya yang lagi-lagi jorok
Lalu seketika merubah pembicaraan menjadi sangat serius dan sistematik
Sungguh, aku kira itu hanya topeng

Namun dia, sungguh menghardik segala takdir
Menarikan lidahnya di atas hasrat-hasrat setiap orang
Merengkuh setiap hawa yang melahirkan insan untuk memanggilnya ayah
Tak peduli berapa banyak hati yang bertekuk lutut memanggilnya kekasih

Hitam, kelam..
Manusia seperti apa yang sanggup mengatur semua hasrat itu?
Dia, ya dia berhasil..
Mengenakan topeng di atas topeng

__________________________________________________________________________________

Thursday, June 24, 2010

Kotak putih ini melaju di atas aspal, membawaku entah kemana
Bersama kabut-kabut hitam di langit yang pekat
Menusukkan sendi-sendi dengan tiupan malam
Hari ini aku tertawa dalam lelah, menyambut hari esok yang entah apa
Menikmati pendar-pendar cahaya kota di ketinggian
Membayangkan asinnya jagung-jagung bakar
Memberikan kehangatan pada jari-jari yang sudah mengeriput

__________________________________________________________________________________

Wednesday, June 23, 2010

Tubuh rentannya sudah menua, tertumbang tumbang dia oleh waktu
Aku tengah berhenti meratapi sesuatu yang telah ku tau akan terjadi
Mengais-ngais rasa iba yang entah kemana menguap bersama kepasrahan hati
Mengenang hari-hari di mana tangis tak mampu terpecah lagi
Dunia ini hanya untuk di sini, aku tau hanya sebentar lagi
Semua masalah menunggu dan melepaskannya pergi

__________________________________________________________________________________

Tuesday, June 22, 2010

Di bangku-bangku nya aku berfikir tentang pilihan
Pilihan yang mungkin saja tidak semestinya aku pilihkan untuk kebenaran
Karena kebenaran tak seharusnya memilih, dia pasti.
Bukan untuk dipilih..

Mungkin, kebenaran memang bukan pada keduanya

Minggu pagi di Victoria Park.
Penuh perenungan, penuh kesederhanaan
Kamu, ya kamu memang tak pernah salah menilai ;)

__________________________________________________________________________________

Monday, June 21, 2010

Akhirnya

Akhirnya kita berjumpa walau tak bisa bertemu
Akhirnya kita bercerita walau tak mungkin semua
Akhirnya kita mendengar walau tak bisa mengerti
Akhirnya kita merasa walau tak lagi sama
Akhirnya kau meledak juga karena semua itu

__________________________________________________________________________________

Sunday, June 20, 2010

PAHLAWANKU

Pahlawanku adalah kamu
Yang sekarang tengah menyibak keramaian minggu ini
Menyeruak pasti di sisi-sisi jalanan yang berdebu
Mengangkat tubuh mungilku ke atas panggung yang baru
Lagi-lagi kamu, si hitam beroda empat
Pagi, siang, malam tak kenal lelah
Berkuda bersama mu dalam suka dan duka
Mengantarkan ku ke gerbang-gerbang gairah kehidupan

__________________________________________________________________________________

Saturday, June 19, 2010

Mengusap wajah baru

Setelah sayap-sayap ini lelah mengepak
Dan peluh membanjiri seluruh tubuh
Kau tiba-tiba datang menerjang, berbalut hitam menunggang kuda abu-abu kebanggaanmu
Segar, tegap, harum dan cerah dalam senyuman
Aku hanya bisa terperangah malu-malu
Berapa kali ku usap wajah ini agar terlihat baru
Namun tak mungkin di antara ruang-ruang pengap pilihan mandor biru di sampingku
Dia sedang asik melantunkan tari-tariannya di tengah-tengah kami yang masih kencur
Menggoda ksatria berbalut hitam yang sesekali menatapku
Aku masih saja mengusap wajah agar terlihat baru
Sampai akhirnya malam menelan waktu membiarkan kami bergurau dengan kantuk
Membuat mataku merah membasah karena lelah dan letih
Di tengah denting nada-nada ruang ini pun aku tak kuasa menguap
Sampai akhirnya tangan ksatria itu menahan usahaku mengusap wajah agar terlihat baru
Suaranya yang dalam berkata
Tak perlu lagi wajah baru, hatimu tak kan terbeli oleh wajah-wajah mana pun
Saat itu aku hanya memandang ragu, namun pulang dengan hati bersemu
Masih bersama kantuk

__________________________________________________________________________________

Friday, June 18, 2010

Friday, June 04, 2010

Sudahlah!!

Melihatnya terpaku menerawang dan menghisap dalam puntung rokoknya
Mengulum asapnya, seakan ingin segera mati bersamanya
"Gue stuck, gak ngerti lagi deh..."
Entah berapa kali kalimat ini dilafalkannya, seperti ayat suci..

Pemuda berwajah tampan bermasa depan
Menyerah pada hasrat lepas yang pura-pura lemah tak berdaya lalu dengan licik malah balik memenjarakannya
Sudah berapa kali aku bilang bahwa rasa itu penipu
Mengais-ngais iba dengan tipu muslihat cinta sejati nya

Cuihhhhhhh...

Cinta sejati? MIMPI !

Sudah aku bilang berkali-kali, tak ada yang sejati selain Tuhan
Sumber dari segala cinta. Dia adalah sumur dari segala mata air.
Air yang kau agung-agungkan sejati itu cuman serpihan comberan yang kau saring-saring dengan kata-kata manis
Tetap saja bau nya menyengat, merenggut kewarasan otakmu yang tak seberapa itu..

Tak perlu lah kau bunuh lagi sel-sel diri
Toh dirimu tetap sama, dulu, sekarang, besok
Hidung tetap satu, mata tetap dua, jari-jari tetap lima dan namamu
Namamu itu akan tetap sama.. sebut nama itu! namamu! ayo sebut!

Tak perlu berulah dengan waktu, toh dia hanya jalan bersiul dan menggilasmu ringan
Tak peduli kau ada dari mana, dia ya memang begitu
Sudahlah kawan, habis kan mie dalam mangkuk itu
Kita pergi dari sini, kepada kehidupan yang lebih nyata dari keluhan

Thursday, June 03, 2010

Potongan-potongan Cerita Tentang Kamu

Kita saling menghindar di kala malam
Terkenang akan malam-malam sebelumnya yang tak dapat terlelap
Karena gemerincing tawa yang membentuk bayang-bayang di kaki dian
Untuk sesaat kita percaya itu surga

Mereka takkan pernah tau betapa jam demi jam dapat merentangkan masa lalu
Menceritakan gemerisik pedih yang belum mampu pergi meninggalkan hati
Aku ada tuk itu, menghembuskan debu-debu yang menempeli sanubarimu
Melambungkan angan yang kelak menjadi harapan masa depan kita

Aku berisik, berbicara, mengusik..
Mengais-ngais jiwa dengan kuku tajam yang tak lentik
Menghapus air matamu dengan sentuhan hasrat
Meracuni setiap insan dengan kebenaran

Aku, sekarang tak tahu di mana aku harus letakkan hati yang sejati
Bukan dengan meraup semua kisah, dan membingkai nya seperti kumpulan koleksi
Namun dengan menerima dan melangkahkan kaki di atas cerita ini
Cerita yang kelak kan menjadi milik kami

Wednesday, June 02, 2010

Mengulum malam

Malam-malam penuh misteri mengisi relung-relung kosong di hati
Membuat segala tanya menjadi nyata
Dan kenyataan yang hanyalah tanya
Mengapa hari harus berganti di saat waktu tengah berhenti?
Mengulum semua rasa untuk meniupkan balon-balon mimpi
Sampai dia meletus, kempis, sirna..
Lalu mengulum lagi..

Monday, May 17, 2010

My Pacar

Hari ini terik, terasa membakar kulit
Mengais-ngais lembar-lembar kertas usang
Di tengah gersangnya kota
Ahh, sudah berapa lama aku di sini
Di tengah mentari palsu
Dan racun zat yang terhisap
Ingin rasanya aku berlari dan segera memeluk si hitam
Bermanjaan dengan udara buatan di atas empat rodanya yang getir
Betapa berharganya dia, betapa berjasa segala sesuatu yang ada pada dirinya
Kekasih yang selalu menemani kemana saja aku pergi
Kekasih yang hari ini baru saja lulus uji emisi
Selamat ya my baby lancer, kamu sungguh sangat berarti ^^

Sunday, May 16, 2010

Sudahlah

Tak perlu menunggu, tak perlu menanti
Harapan baru sudah pasti
Bukan karena itu atau ini
Toh perindu kan selalu berganti pagi
Tak peduli lagu apa yang terperi
Toh tetap selalu ada di sini

Saturday, May 15, 2010

A Dance

"Percayalah padaku...."
Kata-kata terakhir yang terdengar dari suara dalam dan mata ragunya
Bagaimana aku dapat percaya pada getaran sunyi dan kilau emas putih di antara kami yang hampir tak ber-ruang lagi
Yang aku tahu setelah itu tiba-tiba sebuah dorongan membuat tubuhku berputar riang
Sesuatu lalu menarik cepat tanganku untuk kembali ke dalam rengkuhannya
langkahnya kini membawaku menikmati setiap lekukan

Senyumnya mengembang
Lihat, sekarang barisan gigi rapih itu telah menghapus keraguan di matanya
Tak perlu menggenggam kuat, sentuhan jemari diatas telunjuk menguasai mahligainya
Dia pun bawa arah, kemana kami akhirnya berlabuh dengan keraguan yang semakin pasti
Menikmati terjangan angin di setiap kata-kata menggantung yang tak terdengar

Jika saja lingkar janji tak bergemerincing
Entah berapa senja akan kita lewati dengan langkah-langkah dan putaran-putaran ini
Sampai kapan pun senja ini akan menjadi yang pertama kali melihat terbit tarian pagi

Friday, May 14, 2010

Papua

(Hari ini kenyang mendengar tentang Papua, dan akan segera mati penasaran dengan Raja Ampat. Mengumandangkan lagu Papua, berusaha mengeluarkan suara terbaik untuk menjadikannya album yang cantik, walaupun tak mungkin mampu menjadi secantik dia lukisan sejatinya)

Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Langit membentang luas
Biru laswar di tanahku
Tanah perjanjian
Gunung, lembah, sungai dan pantainya
Indah nian

Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung

Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Manusia Papua, hidup berdampingan
Damai sejahtera,
Masa depan, itu milik kami
Di tanah ini

Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung

Melekat di hatiku
Papua tanahku

(Roberto Ririmase Studio)

Thursday, May 13, 2010

Lagi-lagi aku lagi-lagi aku lagi

Oke dia lagi, tapi ditambah dia yang lain lagi?
Keterlaluan!!
Aduh, kenapa dia lagi?
Astaga, kenapa sekarang ditambah dia nya dia?
Ya ampuuuuuuuuun...
Dalam tepuk ringan tangan yang tak sengaja terpaut mesra detik
Untuk menyeruput segelas es teh manis pun, aku tak boleh tidak merasa bersalah
Untuk satu pandangan ragu saja aku harus merayapi waktu
Apalagi satu pandangan pasti dan buaian-buaiannya
Dia dan dia yang lain yang lebih lagi
Kini aku, dia dan dia yang lain bersamaan lagi, berbincang lagi, berkumpul lagi, tertawa lagi, bertatap lagi..
Ya ampuuuuuuun, begini lagi..
Besok aku akan mulai mengupil agar semua menjadi illfeel
Daripada aku bikin geli dan semua menjadi reptil

_13 Mei_

___________________________________________________________________________________

HAL BIASA

Baru saja, saya merasa melarat.
Dalam 2 jam
Sekarang.. saya menjadi (bukan merasa) kaya raya.
Yah begitu deh..

_12 Mei_
Lucu sekali, melihatnya tak sanggup, menyembunyikan iri hati, sampai-sampai aku tidak sanggup lagi untuk sakit hati.

Tuesday, May 11, 2010

Kidung Rumah

Sudah berapa lama aku tak terbuai kidung
Yang melagukan raga di sesaknya malam
Menyesap dentingan tuts hitam putih di bawah tarian jemari ramping
Dalam balutan putih, semerbak wangi mengabadikan rambut indah nya

Ya Agung, oh Esa
Betapa bersukacitanya Engkau akan setiap senyum kantuk di wajah mereka
Merajai rasa lapar yang terlegakan sambal-sambal kentang empuk
Di antara peluh tuan rumah yang cekatan menuai sendawa para tamu

Percikan-percikan Firman menjarah akar-akar pahit
Melagukan kasih di atas kursi-kursi yang menyesakkan keriangan
Dan ketika pagi datang bersama jabat-jabat perpisahan
Menghempaskan tubuh di atas peraduan tak kan pernah menjadi semerdu itu
Merenggang nafas-nafas syukur bersama angan-angan pujian yang masih terasa menggema

Monday, May 10, 2010

Hujan

Hujan, deras, lebat..
Mendahului rasa-rasa yang berkejaran di atas genangan air
Bayangan mereka memantulkan senyum-senyum kuyup di sela-sela rambut yg menempel di dahi dan pipi
Lantunan bayang pun tak jadi soal dalam hal gemuruh
Mengungguli teriakan girang kaki kaki telanjang yang tengah mengeriput

Adaikan aku ada di sana,bermain dengan riak-riaknya..

_10 Mei 2010_

____________________________________________________________________________________


LAGI LAGI AKU

Lagi-lagi aku
Merasa bertanggungjawab pada tiap lekat pandangnya pagi itu
Untuk apa dia menoreh bayangku yang tak terselami
Olehnya dan hidupnya
Lagi-lagi aku
Yang tak bisa berhenti melagukan mimpi-mimpiku
Tak tahukah dia ini semua hanya tentang aku, bukan untuk menyeruak relung-relungnya yang selama ini tertutup rapat
Bukan untuk menyajikan mimpi yang akan membuai lelap tidurnya
Lagi-lagi aku
Menyambut jabat ragu-ragu yang menyekat suaranya
Ya, tanpa suara dia menjabat dan hanya melekat tatap
Memetik senar-senar dengan bimbangnya sendiri sementara aku mengumandangkan bait-bait cinta dengan lantang pada dunia.
Dia mengiringi tiap sajak ku tanpa lagu
Dia tak membahasakan kata apa pun selain namaku yg terdengar menggantung di udara
Patutkah aku bermegah akan keraguannya? Patutkah pipi ku bersemu akan tanya-tanya yang menghujam jantungnya?
Ahhh, sudahlah.. mungkin lebih baik aku pergi mengambil cermin dan bernyanyi bersamanya saja
karena insan sudah tidak lagi bisa menahan hatinya
Mungkin karena lagi-lagi aku
Tak tahu bagaimana cara untuk berhenti melagukan mimpi-mimpiku
agar tak terdengar olehnya dan mimpi-mimpinya
Tolong jangan dengarkan aku lagi.

_9 Mei 2010_

Saturday, May 08, 2010

Seniman Bintang Jatuh

Pria tua yang tak mempan di makan usia itu memandangku lekat-lekat
Tak tahan aku melihat gelora muda jauh di dalam mata setengah rabunnya
Tak kuasa tuk tidak merenguh dan membongkarnya di atas meja berminyak penuh dengan sisa-sisa saus kacang, remah roti dan butir-butir coklat ini.
Persis...
Apakah kisah seni harus selalu berjalan seperti itu?
Di antara sumpah-sumpah ibu suri yang meliarkan hasrat lebih lagi
Gejolak yang sama, dengan estetika kantong kering dan gairah-gairah ragu

Merayapi kertas-kertas bernomer seri itu tanpa rasa
Seperti menyuapkan sendok demi sendok makanan basi yang menghidupi gairah nya
Ironis..
Bintang jatuh pun tak kunjung beralih ke pangkuan mereka

Tapi,
Tidak dengan dia yang mengukir senyum di antara ragu ku
Atau aku yang mengukir senyum di antara amarahnya
Mukjizat bintang jatuh takkan pernah bisa menandingi senyum paduan karya keraguan dan amarah insan
Kisah hidup nya seperti nubuat yang menceritakan hari-hari depan ku
Tak seperti dulu, menelisik nyalang pekat dingin di harapan semu malam yang gagah perkasa
Sekarang, aku hanya ingin menutup mata dan membiarkannya melihat harapan itu untukku
Setiap hari, setiap saat, setiap waktu..

_8 Mei 2010_

__________________________________________________________________________________

TUJUH

7 Februari 1987 aku terlahir
7 Mei 2010 aku berpijar
Pada usia 23 Tahun 3 bulan ini aku berhitung
Betapa 279 bulan ini sama dengan 8484 hari dengan tambahan 6 hari (setelah menjalani 6x tahun kabisat) menjadi 8490 hari.
Betapa 8490 hari ini sama dengan 203760 jam
Betapa 203760 jam ini sama dengan 12225600 menit
Betapa 12225600 menit ini sama dengan 733536000 detik

Ya Tuhan, betapa dari angka 7 sampai 7 ratus juta sekalipun Kau hanyalah Engkau yang tetap tiada berubah.
Setia mengisi detik-detik pemimpi dengan kebaikan kasih semesta
Merindumu sungguh keindahan paling sejati

_7 Mei 2010_

Thursday, May 06, 2010

Missed

Tanggal 5 hilang sudah, ditelan harapan akan manusia-manusia baju putih yang sudi mengisi ratus lembaran putih di tangan ku, beribu pernyataan yang artinya sudah ditelan terik mentari. Demi sebuah gelar untuk menghidupi (yang kata orang bilang) "kehidupan berpendidikan", maka hari ini saya meratap. Menjadikan debu yang ada di bawah kasur dan di antara buku-buku tak terjamah itu sebagai pelarian T_T

Tuesday, May 04, 2010

Hello and Goodbye

Sweet hello, sad goodbye!

People come, and people go..
When people come and stay near us, we know that they're here but we don't know much about them..
after they leave, you'll realize who they are, and what are they to you..

If you wanna grab something new, something better, something that your heart tells you. You must lose things in your hand first, right now you must make it empty so you can grab your hope with an open hand.. Achieve your dream. But to let go, it's neve be easy...

Life is an art to let go..
Sincerity is the key to let go..
To let go, we must take sincerity as the art of life..

We learn so much from goodbye than hello!

Monday, May 03, 2010

Sukacita

Inikah rasanya, ketika ke-kini-an telinga menerima tenang alun lembut masa lalu sementara mata memandang lekat wajah tampan masa depan?

Inikah rasanya memaafkan?

Inikah rasanya memberi?

Inikah rasanya keikhlasan?

Inikah rasanya harapan?

Inikah rasanya, di mana kau begitu yakin bahwa masa kini mu diberkati oleh masa lalu dan masa depan?

Inikah rasanya sukacita yang daripada Mu?

Sunday, May 02, 2010

Real Art

People who are coming now will go. Life that you're praise now will fade to death. The air that you're breathing now, you must lose it for you to grab a fresh one. You must throw everything in your hand if you wanna grab another chances. It could be better, could be worse. But no matter what you must do it, cos you cant avoid the changing it self in you. After all it said and done, it becomes too clear for me that Life is all about " the art to let go".

Saturday, May 01, 2010

Diam

.....................................................................................................................................

Friday, April 30, 2010

Ruang

Ahh, betapa sempitnya ruang itu.
Betapa sulitnya memilih benda-benda berharga yang harus dijejalkan di sana.
Aku mengamati, menutup mata, merasakan dan memilih apa yang harus aku letakkan di sana.
Di ruang sempit itu.
Aku harap yang terbaik, yang terpenting, yang utama, yang benar.
Dan berharap untuk mendapatkan ruang-ruang lain yang lebih luas karenanya.
Ruang di mana aku dapat mengisinya dengan harapan dan kehidupan.

Thursday, April 29, 2010

Berfikir seakan berhenti berfikir

Hari ini aku terdiam dan berfikir seakan berhenti berfikir..
Aku ulangi lagi dalam hati tentang apa yang dikatakan sahabatku barusan:

"Orang gila itu bilang kalo lu aneh, dia mau gue jauhin elu".

Aku kembali berfikir seakan berhenti berfikir..
Apakah orang gila itu benar-benar menganggap aku ini aneh?
Dengan nada kecewa hatiku mengeluh dan berkata:

"Setelah semua hal yang sudah aku lakukan, apakah benar aku hanya terlihat sewaras itu?"

Ahhh.. gak seruuuu!!

Wednesday, April 28, 2010

Sudah semua

Hari ini rajutan terakhir sepatu merah hampir selesai, harus ku akui, aku tidak tahu bagaimana caranya menjahit. Aku hanya tahu perihal apa yang akan aku jahit.
Sudah semua angan ku rajut pada pinggir-pinggir rona nya, semua sudah..
Aku ingin sepatu merahku segera menari di bawah kaki ini.
Sementara aku merajut aku melihat.
Manusia-manusia lalu lalang di hadapanku. Menghampiriku dan menceritakan dirinya dengan keraguan. Cita-cita yang mereka jalani dengan ketidakpercayaan. Aku melihat mata mereka, menyeruakkan pandanganku sampai ke pada sanubari mereka. Aku tidak mau apa-apa, aku tidak datang untuk suatu pembenaran atau penghakiman atas apa yang aku sendiri pun tak tahu. Aku tidak berkuasa atas ketakutan mereka, atas kedengkian mereka pada keterbatasan daging. Aku hanya ingin melakukan satu hal. Memberi hati kecil nya itu senyuman. Demi tuhan kawan, jangan buat dia lebih takut!

Tuesday, April 27, 2010

Bandung

Yang aku ingat hanya, tubuhku melayang di atas landasan rata abu-abu serta beribu rasa yang mengeroyok lidahku...

Monday, April 26, 2010

Hening

Hari ini mengawang, menerawang di awang-awang..
Melihat tumpukan buku yang berserakan, seakan membaca tiap lembarnya dari jauh.
Memejamkan mata demi melihat bayang-bayang yang lebih jelas.
Aku, meraih serpihan rasa-rasa tersisa yang terserak di selasar waktu.
Mengamati kemilau dan sudut-sudutnya yang memantulkan parasku.
Aku berbaring di bawah pohon kepercayaan, meletakkan kepalaku yang berat di atas tumpukan bulu-bulu angsa.
Mendekatkan serpihan terbesar yang bisa kudapati di jalan itu dan meletakkannya di pipiku.
Malam ini aku ingin tidur dan mendengarkan musik yang dia hantarkan.
Biarkan dia mengalun dalam keheningan.
Rasa yang dulu ku tuntut kini ku dapat, dia sedang tertidur bisu di pelukan hati.
Mengecup keningnya pun aku tak berani, mengingat hempasan debur yang pernah membawanya pergi.
Aku berada di dalam hening, ketika tiada tangis terpecah dan tawa yang menggema lagi.
Malam ini hanya ada kau dan aku, yang memejamkan mata untuk saling melihat
Melihat betapa bintang sesungguhnya gelap, dan pekatlah yang menerangi malam.

Sunday, April 25, 2010

Hari ke 3

Hari ke 3
Pagi hari.
Mentari yang selalu terlambat bangun pada hari Minggu itu menyelinap diantara awan-awan putih yang empuk. Matanya masih sayu. Namun saya, sudah harus berteriak, mendialog-kan puisi-puisi cinta bersama kumpulan kawan-kawan yang baru saya temui rupanya di dunia ini.
Siang hari.
Mimbar Tuhan tempat saya biasa bermanja-manjaan dengannya pun makin kasar, menuding anak-anakNya karena telah membiarkan sesama mengambil jalan yang salah. Mimbar meminta pertanggunjawaban akan apa yang saya serukan pagi tadi, yang membuat suara-suara sekitar makin lantang!!
Malam hari.
Menyadari bahwa semenarik apa pun pentas teater yang saya usahakan tadi pagi, mimbar Tuhan yang saya kunjungi tadi siang dan film bioskop tentang sandiwara penipuan hayat. Saya tau bahwa kenyataaan, tidak kalah lebih menarik dari semua hal yang saya lihat hari ini. Kenyataan tidak kalah lebih menipu dari mimpi-mimpi semu. Kemarin, sekarang, esok, lusa, selamanya. Saya akan tetap berada dalam sebuah film panjang yang tak dapat berhenti sebelum saya bosan bernafas. Bedanya, saya akan selalu menjadi pemeran utama dengan cerita dan adegan yang selalu menarik. Hal yang harus saya lakukan adalah. Berhenti menanyakan pemahaman dan melakukan apa yang bisa saya lakukan bukan hanya hari ini, tapi detik ini. Sekarang!

Saturday, April 24, 2010

Mengobyeki hari kedua

Hari kedua,
Seperti hal nya hari pertama yang belum juga tuntas. Kebiasan berebut ego di pagi hari bersama waktu masih terjadi. Perdamaian ku dengan aspal dan permohonan maaf pada si hitam beroda 4 yang terpecut kemelut hari itu.
Setelah itu menjadi juri.
Berusaha menilai seobjektif mungkin dalam kesubjektifan.
Melihat jari jemari itu bergetar panik dalam kegalauan fibrasi yang hilir mudik
Teriakan tak lagi ada tuk diresapi selain keraguan
Dan tatapan mata si objek yang meminta dirinya dinilai. Uluran tangannya membelai udara2 di antara kami menarik kesubjekanku lekat disela-sela jemari nya.
Saya bersama objek yang mengobjekkan dirinya untuk saya.
Pantas saja kesubjekan saya tidak pernah laris, tak pernah tau bagaimana memainkan tatapan mata dan kerlingan tangan untuk mengobyeki tiap nada.
Pantas saja.. =P

Friday, April 23, 2010

Menguji Janji

Hari ini aku diuji. Audisi untuk menari, di atas sepatu merah.
Hari pertama.
Aku dipaksa untuk berkawan dengan waktu, padahal kami musuh bebuyutan.
Aku dipaksa untuk diam dalam sabar, padahal emosi tengah memuncak.
Aku dipaksa untuk menarik napas dalam, padahal teriakan lah yang ingin terlontar.
Aku dipaksa untuk bertoleransi, padahal kesadaran tak kunjung datang.
aku dipaksa untuk memperhatikan, padahal kemuakan sudah tak tertahankan
Aku dipaksa untuk menunggu, padahal siapa yang butuh?
Aku dipaksa untuk berkawan dengan waktu dengan cara menarik napas dan diam dalam sabar sementar itu bertoleransi dengan menunggu dan pura-pura memperhatikan.

Aku dipaksa untuk melakukan semuanya itu dengan tidak terpaksa!!


Ahhhhhhh, sepatu merah! Cepatlah terajut rapih, ayo kita berlari dari hasrat-hasrat kelam mereka yang memuakkan.

Wednesday, April 21, 2010

Janji ku pada Kartini

Semalam, seusai menyebutkan nama-nama orang yang ku kasihi dalam doa, aku merebahkan diri di peraduan. Teringat akan Kartini, entah sampai berapa lama.
Dalam anganku, dia berjalan tegar. Kain sarungnya membelai permukaan tanah dan sinar matanya menyalang terjang.
Dia, menghujamkan langkah gemulai dengan kaki-kakinya yang ramping. Menggetarkan angkasa dengan seruan tatap tajam. Tak ada hati kokoh yang selembut dia. Harapnya adalah cita-cita luhur perangkul bumi. Mengecup kebenaran dengan bibirnya yang lembut. Berjuang dengan suara melengking dan peluh di antara helai-helai rambut.
Ahhhh.. cantiknya..
Aku pun berlari mendapati cermin. Dalam diam, ku pandang lekat-lekat ke dua bola mata dihadapanku. Terbayang akan seorang wanita seusia kedua bola mata itu, sedang membaca buku dalam kurungan zaman, menuliskan surat-surat luhur pada dunia, menatap kaum nya dengan tangis perindu, harapanya jauh menembus tingkap-tingkap kepicikan hasrat.
Ahhhh.. cantiknya..
Kedua tangan lembutnya membangun bongkahan-bongkahan batu kasar demi naungan perempuan lapuk yang dimakan ngengat kebodohan. Mengenalkan mereka semerbak bau buku dan bersalaman dengan huruf-huruf ajaibnya. Tersenyum bahagia diantara ibu-ibu suntuk yang sedang mengeja terbata-bata.
Ahhh.. cantiknya..
Ketika dia mengerang, berjuang demi setitik insan kehidupan yang terlahir dari rahimnya. Nafas pun dia berikan untuk seorang bayi mungil yang telah dia kandung dalam kasih selama berbulan-bulan. Akhirnya, setelah erangan bayi mungil menyeruak lepas kedua bola mata itu pun tertutup untuk selamanya. 25 tahun bernafas sudah cukup baginya, ketika bola mata itu tertutup dia telah membuka bola mata-bola mata lain untuk melihat dan memandang segalanya.
Ahhh.. cantiknya..
Melalui cermin ini aku melihat, kedua bola mata sedang memandang ku erat. Aku lihat Kartini di sana.
Ahhh.. cantiknya dia, cantiknya aku, cantiknya kita wanita.
Karena cantiklah hakikat seorang wanita. Bukan karena warna kulit, tinggi badan, berat badan. Lihatlah kedua bola mata mu, pandangi dia, intip ragamu sampai ke dalam. Di sanalah kau menemukan kecantikan, sebagaimana aku yang tengah menemukan Kartini tertidur lelap di sana.
Ahhh.. cantiknya...
Aku pun membangun kan dia, memperlihatkan sepatu merah yang sedang aku rajut. Sama seperti sepatu merah yang dia kenangkan dulu, sepatu merah yang dicibir masyarakat sebagai lambang pembangkangan dan kebinalan. Coba tebak, sudah berapa jari telunjuk menuding ke arah sepatu indah ini, hanya karena dia terang dan berani. Aku.. hanya untuk senyumnya, aku berjanji, bahwa aku tidak akan pernah berhenti menari, di atas sepatu merah ini. Aku menari bersamanya dan bersama bola mata-bola mata lain yang mengenakan sepatu merah.
Ahhh.. cantiknya...

-Christina Maria Panjaitan, 22 April 2010-