Monday, May 17, 2010

My Pacar

Hari ini terik, terasa membakar kulit
Mengais-ngais lembar-lembar kertas usang
Di tengah gersangnya kota
Ahh, sudah berapa lama aku di sini
Di tengah mentari palsu
Dan racun zat yang terhisap
Ingin rasanya aku berlari dan segera memeluk si hitam
Bermanjaan dengan udara buatan di atas empat rodanya yang getir
Betapa berharganya dia, betapa berjasa segala sesuatu yang ada pada dirinya
Kekasih yang selalu menemani kemana saja aku pergi
Kekasih yang hari ini baru saja lulus uji emisi
Selamat ya my baby lancer, kamu sungguh sangat berarti ^^

Sunday, May 16, 2010

Sudahlah

Tak perlu menunggu, tak perlu menanti
Harapan baru sudah pasti
Bukan karena itu atau ini
Toh perindu kan selalu berganti pagi
Tak peduli lagu apa yang terperi
Toh tetap selalu ada di sini

Saturday, May 15, 2010

A Dance

"Percayalah padaku...."
Kata-kata terakhir yang terdengar dari suara dalam dan mata ragunya
Bagaimana aku dapat percaya pada getaran sunyi dan kilau emas putih di antara kami yang hampir tak ber-ruang lagi
Yang aku tahu setelah itu tiba-tiba sebuah dorongan membuat tubuhku berputar riang
Sesuatu lalu menarik cepat tanganku untuk kembali ke dalam rengkuhannya
langkahnya kini membawaku menikmati setiap lekukan

Senyumnya mengembang
Lihat, sekarang barisan gigi rapih itu telah menghapus keraguan di matanya
Tak perlu menggenggam kuat, sentuhan jemari diatas telunjuk menguasai mahligainya
Dia pun bawa arah, kemana kami akhirnya berlabuh dengan keraguan yang semakin pasti
Menikmati terjangan angin di setiap kata-kata menggantung yang tak terdengar

Jika saja lingkar janji tak bergemerincing
Entah berapa senja akan kita lewati dengan langkah-langkah dan putaran-putaran ini
Sampai kapan pun senja ini akan menjadi yang pertama kali melihat terbit tarian pagi

Friday, May 14, 2010

Papua

(Hari ini kenyang mendengar tentang Papua, dan akan segera mati penasaran dengan Raja Ampat. Mengumandangkan lagu Papua, berusaha mengeluarkan suara terbaik untuk menjadikannya album yang cantik, walaupun tak mungkin mampu menjadi secantik dia lukisan sejatinya)

Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Langit membentang luas
Biru laswar di tanahku
Tanah perjanjian
Gunung, lembah, sungai dan pantainya
Indah nian

Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung

Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Manusia Papua, hidup berdampingan
Damai sejahtera,
Masa depan, itu milik kami
Di tanah ini

Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung

Melekat di hatiku
Papua tanahku

(Roberto Ririmase Studio)

Thursday, May 13, 2010

Lagi-lagi aku lagi-lagi aku lagi

Oke dia lagi, tapi ditambah dia yang lain lagi?
Keterlaluan!!
Aduh, kenapa dia lagi?
Astaga, kenapa sekarang ditambah dia nya dia?
Ya ampuuuuuuuuun...
Dalam tepuk ringan tangan yang tak sengaja terpaut mesra detik
Untuk menyeruput segelas es teh manis pun, aku tak boleh tidak merasa bersalah
Untuk satu pandangan ragu saja aku harus merayapi waktu
Apalagi satu pandangan pasti dan buaian-buaiannya
Dia dan dia yang lain yang lebih lagi
Kini aku, dia dan dia yang lain bersamaan lagi, berbincang lagi, berkumpul lagi, tertawa lagi, bertatap lagi..
Ya ampuuuuuuun, begini lagi..
Besok aku akan mulai mengupil agar semua menjadi illfeel
Daripada aku bikin geli dan semua menjadi reptil

_13 Mei_

___________________________________________________________________________________

HAL BIASA

Baru saja, saya merasa melarat.
Dalam 2 jam
Sekarang.. saya menjadi (bukan merasa) kaya raya.
Yah begitu deh..

_12 Mei_
Lucu sekali, melihatnya tak sanggup, menyembunyikan iri hati, sampai-sampai aku tidak sanggup lagi untuk sakit hati.

Tuesday, May 11, 2010

Kidung Rumah

Sudah berapa lama aku tak terbuai kidung
Yang melagukan raga di sesaknya malam
Menyesap dentingan tuts hitam putih di bawah tarian jemari ramping
Dalam balutan putih, semerbak wangi mengabadikan rambut indah nya

Ya Agung, oh Esa
Betapa bersukacitanya Engkau akan setiap senyum kantuk di wajah mereka
Merajai rasa lapar yang terlegakan sambal-sambal kentang empuk
Di antara peluh tuan rumah yang cekatan menuai sendawa para tamu

Percikan-percikan Firman menjarah akar-akar pahit
Melagukan kasih di atas kursi-kursi yang menyesakkan keriangan
Dan ketika pagi datang bersama jabat-jabat perpisahan
Menghempaskan tubuh di atas peraduan tak kan pernah menjadi semerdu itu
Merenggang nafas-nafas syukur bersama angan-angan pujian yang masih terasa menggema

Monday, May 10, 2010

Hujan

Hujan, deras, lebat..
Mendahului rasa-rasa yang berkejaran di atas genangan air
Bayangan mereka memantulkan senyum-senyum kuyup di sela-sela rambut yg menempel di dahi dan pipi
Lantunan bayang pun tak jadi soal dalam hal gemuruh
Mengungguli teriakan girang kaki kaki telanjang yang tengah mengeriput

Adaikan aku ada di sana,bermain dengan riak-riaknya..

_10 Mei 2010_

____________________________________________________________________________________


LAGI LAGI AKU

Lagi-lagi aku
Merasa bertanggungjawab pada tiap lekat pandangnya pagi itu
Untuk apa dia menoreh bayangku yang tak terselami
Olehnya dan hidupnya
Lagi-lagi aku
Yang tak bisa berhenti melagukan mimpi-mimpiku
Tak tahukah dia ini semua hanya tentang aku, bukan untuk menyeruak relung-relungnya yang selama ini tertutup rapat
Bukan untuk menyajikan mimpi yang akan membuai lelap tidurnya
Lagi-lagi aku
Menyambut jabat ragu-ragu yang menyekat suaranya
Ya, tanpa suara dia menjabat dan hanya melekat tatap
Memetik senar-senar dengan bimbangnya sendiri sementara aku mengumandangkan bait-bait cinta dengan lantang pada dunia.
Dia mengiringi tiap sajak ku tanpa lagu
Dia tak membahasakan kata apa pun selain namaku yg terdengar menggantung di udara
Patutkah aku bermegah akan keraguannya? Patutkah pipi ku bersemu akan tanya-tanya yang menghujam jantungnya?
Ahhh, sudahlah.. mungkin lebih baik aku pergi mengambil cermin dan bernyanyi bersamanya saja
karena insan sudah tidak lagi bisa menahan hatinya
Mungkin karena lagi-lagi aku
Tak tahu bagaimana cara untuk berhenti melagukan mimpi-mimpiku
agar tak terdengar olehnya dan mimpi-mimpinya
Tolong jangan dengarkan aku lagi.

_9 Mei 2010_

Saturday, May 08, 2010

Seniman Bintang Jatuh

Pria tua yang tak mempan di makan usia itu memandangku lekat-lekat
Tak tahan aku melihat gelora muda jauh di dalam mata setengah rabunnya
Tak kuasa tuk tidak merenguh dan membongkarnya di atas meja berminyak penuh dengan sisa-sisa saus kacang, remah roti dan butir-butir coklat ini.
Persis...
Apakah kisah seni harus selalu berjalan seperti itu?
Di antara sumpah-sumpah ibu suri yang meliarkan hasrat lebih lagi
Gejolak yang sama, dengan estetika kantong kering dan gairah-gairah ragu

Merayapi kertas-kertas bernomer seri itu tanpa rasa
Seperti menyuapkan sendok demi sendok makanan basi yang menghidupi gairah nya
Ironis..
Bintang jatuh pun tak kunjung beralih ke pangkuan mereka

Tapi,
Tidak dengan dia yang mengukir senyum di antara ragu ku
Atau aku yang mengukir senyum di antara amarahnya
Mukjizat bintang jatuh takkan pernah bisa menandingi senyum paduan karya keraguan dan amarah insan
Kisah hidup nya seperti nubuat yang menceritakan hari-hari depan ku
Tak seperti dulu, menelisik nyalang pekat dingin di harapan semu malam yang gagah perkasa
Sekarang, aku hanya ingin menutup mata dan membiarkannya melihat harapan itu untukku
Setiap hari, setiap saat, setiap waktu..

_8 Mei 2010_

__________________________________________________________________________________

TUJUH

7 Februari 1987 aku terlahir
7 Mei 2010 aku berpijar
Pada usia 23 Tahun 3 bulan ini aku berhitung
Betapa 279 bulan ini sama dengan 8484 hari dengan tambahan 6 hari (setelah menjalani 6x tahun kabisat) menjadi 8490 hari.
Betapa 8490 hari ini sama dengan 203760 jam
Betapa 203760 jam ini sama dengan 12225600 menit
Betapa 12225600 menit ini sama dengan 733536000 detik

Ya Tuhan, betapa dari angka 7 sampai 7 ratus juta sekalipun Kau hanyalah Engkau yang tetap tiada berubah.
Setia mengisi detik-detik pemimpi dengan kebaikan kasih semesta
Merindumu sungguh keindahan paling sejati

_7 Mei 2010_

Thursday, May 06, 2010

Missed

Tanggal 5 hilang sudah, ditelan harapan akan manusia-manusia baju putih yang sudi mengisi ratus lembaran putih di tangan ku, beribu pernyataan yang artinya sudah ditelan terik mentari. Demi sebuah gelar untuk menghidupi (yang kata orang bilang) "kehidupan berpendidikan", maka hari ini saya meratap. Menjadikan debu yang ada di bawah kasur dan di antara buku-buku tak terjamah itu sebagai pelarian T_T

Tuesday, May 04, 2010

Hello and Goodbye

Sweet hello, sad goodbye!

People come, and people go..
When people come and stay near us, we know that they're here but we don't know much about them..
after they leave, you'll realize who they are, and what are they to you..

If you wanna grab something new, something better, something that your heart tells you. You must lose things in your hand first, right now you must make it empty so you can grab your hope with an open hand.. Achieve your dream. But to let go, it's neve be easy...

Life is an art to let go..
Sincerity is the key to let go..
To let go, we must take sincerity as the art of life..

We learn so much from goodbye than hello!

Monday, May 03, 2010

Sukacita

Inikah rasanya, ketika ke-kini-an telinga menerima tenang alun lembut masa lalu sementara mata memandang lekat wajah tampan masa depan?

Inikah rasanya memaafkan?

Inikah rasanya memberi?

Inikah rasanya keikhlasan?

Inikah rasanya harapan?

Inikah rasanya, di mana kau begitu yakin bahwa masa kini mu diberkati oleh masa lalu dan masa depan?

Inikah rasanya sukacita yang daripada Mu?

Sunday, May 02, 2010

Real Art

People who are coming now will go. Life that you're praise now will fade to death. The air that you're breathing now, you must lose it for you to grab a fresh one. You must throw everything in your hand if you wanna grab another chances. It could be better, could be worse. But no matter what you must do it, cos you cant avoid the changing it self in you. After all it said and done, it becomes too clear for me that Life is all about " the art to let go".

Saturday, May 01, 2010

Diam

.....................................................................................................................................