Sunday, November 09, 2008

Keep Binding

No other way than to being no where..
The songs softly kiss the soul with passion..

it’s hurt when the silent takes the night…
it’s tortured the blind heart with a thousand futile feelings..

I don’t wanna hear any sound but the silent bites me…
I don’t wanna cry but the laugh lies me..

My mind betray me but the world never mind..
Although the scars seems so real..
But still nobody knows how i’m dying inside..

Binding for my time to come..
One day…

Friday, November 07, 2008

Hari Besar - Peristiwa - Hari Baik

Apakah hari besar harus selalu disengaja? Apakah pada hari besar harus selalu terjadi peristiwa besar? Kenapa peristiwa besar harus terjadi di hari besar?

Mungkin pertanyaan “besar” untuk hari besar adalah, apakah hari besar itu ada karena peristiwa, atau karena kita yang menciptakan peristiwa besar di hari besar?

Sekilas pertanyaan ini nampak tidak penting, padahal menurut saya juga memang sangat tidak penting sih hehehe.. Apakah saya harus menulis sesuatu yang penting dalam blog yang tidak penting ini, atau mungkin karna tulisan saya yang tidak penting, blog ini menjadi tidak penting? Yah, hanya ada 2 hal dalam pikiran manusia, dirinya dan sesuatu yang ada di luar dirinya (tak peduli benda hidup, mati, bergerak, diam). Tak peduli penting atau tidak, manusia selalu melakukan respon. Manusia adalah mahluk yang menilai dan dinilai. Apakah Anda sanggup mempertanyakan nilai Anda pada orang lain sementara Anda sendiri sedang menilai orang tersebut? Atau mengapa Anda harus mempertanyakan nilai Anda sebagai seorang pribadi kepada orang lain? Dengan mempertanyakan nilai Anda sebagai seorang pribadi hanya akan membuat Anda menjadi “bukan siapa-siapa” melainkan sebuah objek yang nilainya hanya ada karena “pribadi-pribadi lain” di luar diri Anda itu. Hanya sampai disitukah arti keberadaan Anda? Who are you? Tapi, itu semua menurut saya loh. Bertanya memang mengasyikkan, tapi daripada melantur lebih jauh, saya stop pikiran liar ini dan memberikan tanda titik (.) bukan tanda tanya (?)(.) =P

Segala hal berangkat dari sebuah Fenomena, di mana manusia itu menceritakan kehidupan dengan cara menjalaninya. Namun manusia yang memegang kontrol akan dirinya terkadang merasa alam lah yang harus mengontrol dirinya. Mengapa? Hal ini yang ingin saya angkat. Perspektif.

Pernah mendengar “Hari Baik” ?
Ya, hari baik untuk melangsungkan pernikahan, perjalanan, usaha dll. Lalu apa itu hari besar? Apakah hari besar harus merupakan hari baik?
Contoh paling umum adalah Tanggal 1 setiap Bulan Januari. Apakah tanggal itu merupakan hari baik? Atau hari besar? Mengapa untuk menyambut hari itu kita harus menghambur-hamburkan uang, tenaga dan pikiran untuk menyambutnya? Hanya untuk menjadikannya sebagai hari baik? Bukan? Lalu apa?
Uang : sebagian besar orang menganggap tahun baru = party. Uang? Ya harus keluar dong untuk bersenang-senang, buka kamar, minum dll.
Tenaga : Dari hal kecil deh, meniup terompet jam 12 malam. (meniup juga menggunakan tenaga loh hehe). Banyak tenaga-tenaga lain yang pernah Anda keluarkan untuk mempersiapkan Si Tahun Baru ini.
Pikiran : Semua orang.. Well, ya hampir semua orang menurut saya memiliki “list to do” untuk menyambut tahun baru. Entah itu pertobatan, komitmen, nazar, tekad untuk hidup baru, dll. Tahun-tahun lalu saya selalu menjelang tahun baru dengan membuat “list to do” dan daftar hal yang hendak saya capai di tahun yang baru. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah sebuah niat baik untuk memperbaiki diri harus selalu dilakukan pada tahun baru? Jadi, jika saya berada pada tanggal 27 Desember apakah itu berarti saya dapat menyiakan waktu saya dengan berfikir “Saya masih punya 4 hari untuk dapat menjadi seseorang yang lebih baik kok” Lalu apa yang akan Anda lakukan selama 4 hari itu di saat Anda tahu bahwa Anda “mampu” menjadi orang yang lebih baik “detik itu juga”. Well, jeritan hati akan berkata “ya 4 hari akan saya gunakan untuk melakukan hal-hal yang tidak baiklah, puas-puasin dulu dong”. YA. Manusiawi sekali ya? hehehe

Bagaimana dengan saya? Ya saya pernah ada di masa itu (dan mungkin saja masih sampai sekarang).
Contohnya tulisan ini. Well, tulisan ini sebenernya saya buat sebelum saya menginjak umur 21 tahun (tepatnya mungkin saya persiapkan hehe). Tapi, entah mengapa, sebuah “tanggal 7 februari 2008” yang “membuat” saya berumur 21 tahun itu seakan sama sekali tidak membuat saya merasa menghidupi tulisan ini. Betul saja, pada tanggal 7 November 2008, ketika umur saya tepat berusia 21 tahun lebih 9 bulan, saya menemukan tulisan ini dan mulai sanggup menangkap sinyal kehidupan di dalamnya. Wuih.. dasyat ya kedengarannya, kebetulan sekali bisa genap 9 bulan kemudian hehe. Tapi, tidak sehebat itu kok, saya terkadang memang terlalu berlebihan dan bersemangat menyambut “kebetulan” yang biasanya saya sengaja hehe.. Saya mungkin salah seorang dari tokoh-tokoh yang saya ilustrasikan di atas, agar lebih meyakinkan, akan saya lampirkan tulisan saya itu tepat di saat saya berusia 21 tahun lebih 9 bulan. (see?) xP

Ini dia :
21 tahun, whatta year, huh? Many things happened but less I can remember (kaya kata-kata di buku tahunan SMA ku hehehe).. but I’m so grateful to remind all the things I’ve been through..
Sampai umur 21 ini gue ngerasain semuanya… hehehee..
Life goes on, like it should.. so glad that I could through it all..
Merasakan semua arti yang gak pernah gue duga bisa gue rasain..
Merasakan kesuksesan dan kegagalan, harapan menggebu dan keputusasaan, kegairahan dan kelelahan teramat sangat, mencintai dan dicintai, mendapatkan sekaligus didapatkan, memiliki dan kehilangan, mempertahankan prinsip dengan cara yang tidak prinsipil sehingga akhirnya mempertanyakan makna prinsip itu sendiri (Hidup ini ironis, disitulah letak pesonanya bukan?). Thanks God dalam membuka umu gue yang ke 21 tahun ini, akhirnya dengan muka terangkat dan hati yang tersenyum bangga gue bisa bilang... Gue TIDAK kehilangan apa yang telah menjadi prinsip gue dari dulu. GUE PEGANG SEMUA PRINSIP2 ITU sampai umur gue yang ke-21 tahun ini. So glad that I didn’t disappoint my self and all of my pals who believe in me. I do mistake, everyone does, but at last, all matter is just how you can face the truth and how you can win and move on from what u’ve called “mistake” it self.. gue termasuk seorang yang beruntung karena gue selalu punya orang-orang yang mendukung dan tidak mengecewakan gue di tengah kekecewaan itu sendiri.
Luv u guys, makasih buat dukungan kalian dalam menjalani hari-hari gue.. (=

Di umur 20 tahun, gue merasakan hal-hal yang luarbiasa. 1 tahun penuh dengan pembelajaran, kaya lagi ngikutin kelas aksel deh! Hehehe.. I’ve learned so many things.. Umur 20 tahun itu seakan kaya aba-aba untuk kedewasaan… 1… 2… 3… ya! Umur 21 tahun harus dewasa mau gak mau! Hehehee..

Sunday, November 02, 2008

Percaya Vs Kejujuran Vs Komitmen Vs Kebahagiaan

Pertanyaannya adalah:

“Sesuatu dan tujuan bisa tercapai karena kita berusaha atau karena kita percaya?”

Apakah percaya membuat kita berusaha tanpa disengaja?

Atau apakah kita berusaha sehingga kita menghasilkan kepercayaan?

Hal apa yang membuat anda paling frustasi. Berusaha untuk percaya atau berusaha untuk melakukan suatu usaha?

Contoh: kehidupan dua orang dalam status pernikahan (dimana kepercayaan merupakan suatu dasar).
Pernikahan seumpama sebuah rumah baru, kedua individu memasuki rumah tersebut dengan kopernya masing-masing. Segala sesuatu di dalam koper ini adalah peralatan paling perdana dan paling dasar yang akan kita gunakan untuk hidup di dalam rumah yang baru. Di dalam koper ini terdapat berbagai macam cerita dan peristiwa di masa lalu yang hanya diketahui oleh kita.

“eksistensialisme dalam pernikahan adalah kehancuran”


Pertanyaan:
Apakah kita harus jujur kepada pasangan kita tentang semua hal?
Apakah kita harus mengetahui semua hal tentang diri pasangan kita?

Contoh: jika seorang suami selingkuh dan telah menyadari kesalahannya dan ingin berubah, haruskah dia mengatakan kepada istrinya bahwa dia pernah melakukan perselingkuhan?

Jika jawabannya tidak,
Dengan tidak mengetahui semua hal, kita tidak harus tau apa yang seharusnya tidak kita percaya.
Istri tidak akan tahu bahwa suami melakukan perselingkuhan dan tetap berfikiran positif.
Tapi jika anda menyembunyikan sesuatu dari pasangan anda, maka dampaknya akan kembali menghantui anda. Jika kita tidak sepenuhnya jujur maka “kita akan menjadi tidak sepenuhnya percaya” dan jika kita tidak sepenuhnya percaya maka kita akan tidak sepenuhnya jujur. Hal ini akan terus berulang dan kebahagian tak kan pernah tercapai karena ketidakpercayaan menimbulkan kecemasan dan kecemasan memenjarakan pikiran dan pikiran yang terpenjaralah yang akan menghancurkan perasaan. Hal ini seperti pengrusakan yang “sedikit demi sedikit” akan membunuh sebuah kehidupan pernikahan (silent kiler).

Jika jawabannya ya,
Tidak sepenuhnya bahagia karena mengetahui hal yang seharusnya tidak kita percaya.

“Betulkah sebuah kejujuran akan menghasilkan sebuah kepercayaan?”

Hal ini tidak akan pernah terwujud jika kita berhubungan dengan orang lain, karena jika kita jujur, kepercayaan yang tumbuh adalah kepercayaan kita terhadap diri kita sendiri.

“setiap orang tidak akan pernah sepenuhnya percaya pada orang lain bahkan pada kejujuran itu sendiri?

“Percaya merupakan refleksi atau cerminan dari kejujuran dan kejujuran membebaskan seseorang dalam mencapai ‘kebenaran’ yang dia cari”

Apakah orang yang hanya bergantung pada system merupakan orang yang tidak jujur?
Jawabannya adalah YA! Mereka tidak pernah merasa bebas mengungkapkan kebenaran mereka sehingga mereka menjadi orang yang tidak jujur dan hanya menurut pada system hal ini membuat mereka hanya percaya pada system(yang merupakan sesuatu yang terbatas sama seperti manusia) sehingga kepercayaan mereka terhadap sesuatu dalam diri mereka akan sirna. Mereka inilah yang dinamakan “mahluk system” yang jauh dari pada kebahagiaan.

Who am i ?

who am i..

Shakespeare wrote, to be or not to be?
That is the Question..
But i said, You know who i am, and who i am not..

Crave the pale heart, starving for the odor of self..
You said my Queen is honour..
How could I read Your Words?

Sweet is the rain crawling on soul,
night, that’s the place I should get up..
From reality I’ve dreamed..