Saturday, June 26, 2010

People

People, passion, principles
Free will..

For they're good at being bad
For they're bad at being good

Sometimes they're a winner for being a losser
Sometimes they're a losser for being a winner

People come, and people go
They're learn, but some aren't

Some get richer some get poorer
Some get wiser some get more fool

Some may talk, some may remain in silent...

__________________________________________________________________________________

Friday, June 25, 2010

Badut Kelam

Dia tertawa lagi, menyerukan lelucon-lelucon kotor khasnya
Mengaduk-aduk isi makanan tiap perut bawahannya di sana
Mempermalukan diri demi mendudukkan tiap insan pada sofa hangat kebersamaan
Sungguh, aku kira itu hanya topeng

Menatap wanita-wanita dari balik kacamata hitamnya
Dengan komentar menggelitiknya yang lagi-lagi jorok
Lalu seketika merubah pembicaraan menjadi sangat serius dan sistematik
Sungguh, aku kira itu hanya topeng

Namun dia, sungguh menghardik segala takdir
Menarikan lidahnya di atas hasrat-hasrat setiap orang
Merengkuh setiap hawa yang melahirkan insan untuk memanggilnya ayah
Tak peduli berapa banyak hati yang bertekuk lutut memanggilnya kekasih

Hitam, kelam..
Manusia seperti apa yang sanggup mengatur semua hasrat itu?
Dia, ya dia berhasil..
Mengenakan topeng di atas topeng

__________________________________________________________________________________

Thursday, June 24, 2010

Kotak putih ini melaju di atas aspal, membawaku entah kemana
Bersama kabut-kabut hitam di langit yang pekat
Menusukkan sendi-sendi dengan tiupan malam
Hari ini aku tertawa dalam lelah, menyambut hari esok yang entah apa
Menikmati pendar-pendar cahaya kota di ketinggian
Membayangkan asinnya jagung-jagung bakar
Memberikan kehangatan pada jari-jari yang sudah mengeriput

__________________________________________________________________________________

Wednesday, June 23, 2010

Tubuh rentannya sudah menua, tertumbang tumbang dia oleh waktu
Aku tengah berhenti meratapi sesuatu yang telah ku tau akan terjadi
Mengais-ngais rasa iba yang entah kemana menguap bersama kepasrahan hati
Mengenang hari-hari di mana tangis tak mampu terpecah lagi
Dunia ini hanya untuk di sini, aku tau hanya sebentar lagi
Semua masalah menunggu dan melepaskannya pergi

__________________________________________________________________________________

Tuesday, June 22, 2010

Di bangku-bangku nya aku berfikir tentang pilihan
Pilihan yang mungkin saja tidak semestinya aku pilihkan untuk kebenaran
Karena kebenaran tak seharusnya memilih, dia pasti.
Bukan untuk dipilih..

Mungkin, kebenaran memang bukan pada keduanya

Minggu pagi di Victoria Park.
Penuh perenungan, penuh kesederhanaan
Kamu, ya kamu memang tak pernah salah menilai ;)

__________________________________________________________________________________

Monday, June 21, 2010

Akhirnya

Akhirnya kita berjumpa walau tak bisa bertemu
Akhirnya kita bercerita walau tak mungkin semua
Akhirnya kita mendengar walau tak bisa mengerti
Akhirnya kita merasa walau tak lagi sama
Akhirnya kau meledak juga karena semua itu

__________________________________________________________________________________

Sunday, June 20, 2010

PAHLAWANKU

Pahlawanku adalah kamu
Yang sekarang tengah menyibak keramaian minggu ini
Menyeruak pasti di sisi-sisi jalanan yang berdebu
Mengangkat tubuh mungilku ke atas panggung yang baru
Lagi-lagi kamu, si hitam beroda empat
Pagi, siang, malam tak kenal lelah
Berkuda bersama mu dalam suka dan duka
Mengantarkan ku ke gerbang-gerbang gairah kehidupan

__________________________________________________________________________________

Saturday, June 19, 2010

Mengusap wajah baru

Setelah sayap-sayap ini lelah mengepak
Dan peluh membanjiri seluruh tubuh
Kau tiba-tiba datang menerjang, berbalut hitam menunggang kuda abu-abu kebanggaanmu
Segar, tegap, harum dan cerah dalam senyuman
Aku hanya bisa terperangah malu-malu
Berapa kali ku usap wajah ini agar terlihat baru
Namun tak mungkin di antara ruang-ruang pengap pilihan mandor biru di sampingku
Dia sedang asik melantunkan tari-tariannya di tengah-tengah kami yang masih kencur
Menggoda ksatria berbalut hitam yang sesekali menatapku
Aku masih saja mengusap wajah agar terlihat baru
Sampai akhirnya malam menelan waktu membiarkan kami bergurau dengan kantuk
Membuat mataku merah membasah karena lelah dan letih
Di tengah denting nada-nada ruang ini pun aku tak kuasa menguap
Sampai akhirnya tangan ksatria itu menahan usahaku mengusap wajah agar terlihat baru
Suaranya yang dalam berkata
Tak perlu lagi wajah baru, hatimu tak kan terbeli oleh wajah-wajah mana pun
Saat itu aku hanya memandang ragu, namun pulang dengan hati bersemu
Masih bersama kantuk

__________________________________________________________________________________

Friday, June 18, 2010

No comments: