Tuesday, July 06, 2010

26

Hari itu dia bingung, memijit-mijit keningnya yang tengah penuh oleh jadwal dan kegiatan. Tumpukan kertas di atas meja kebesarannya itu sungguh tak membuat keadaan menjadi lebih baik. Sesungguhnya, hari itu hari bahagia, pengakuan dan harapan. Semua mata tertuju padanya. Ya, pada dia yang saat ini sedang menumpahkan segala rasanya padaku. "Bagaimana aku dapat membagi waktu dan tenagaku untuk semua hal ini", keluhnya. Perasaan haru, bangga, terbeban sekaligus lelah. Dapat aku dengar setiap bunyi pada sendi-sendinya. Sebentar lagi burung besi itu akan membawanya pergi beberapa waktu, menerbangkan kutipan mimpi sederhananya yang dengan cara yang sama akan jadi kenyataan. Di tengah kebisingan aktifitasnya hari itu dia diam sebentar, kemudian berbisik lirih. Bagaimana nanti aku tanpa mu ya, aku akan mencari cara untuk selalu menemuimu, harus!
Tahukah kamu, aku ini orang bebal yang gemar tersenyum-senyum lugu. Aku baru sanggup merasa hanya oleh rengekan orang-orang kecanduan yang hampir mati. Bagaimana mungkin aku bisa mengelak darimu yang selalu seperti ini? Lelah, kecanduan, sekarat dan merengek.

No comments: