Sunday, March 27, 2011

Dialog Waktu yang Dikejar Waktu

Waktu, akan berubah. Begitu juga kamu. Secangkir kopi hangat ini akan tersentuh oleh waktu, meninggalkan pahit kegetiran yang tak asa menjamahi pipi dan rambutmu
Waktu, mengapa kau beri rindu. Tidak cukup setiap retak kau hempas ditiap kecupan malam yang lekas membekas.
Waktu, dapat kah kau berdiam sejenak, aku lelah berlari dalam lingkaran bumi. Mengendus setiap bahagia dari peti mati kenangan. Mengingat dan lupa berkali-kali.
Waktu, mari ku tunjukkan ruang untukmu. Diantara gemintang yang kelam namun hangat, diantara sinar yang terang sebentar lenyap.
Waktu, suara ini terlalu merdu aku ingin mati di dalamnya, sungguh aku ingin segala keigninan mati, berikan aku kamu, untuk menikmati ketidakinginan
Waktu, kau kah itu? Mengetuk-ngetuk tanpa henti. Apa mau mu?
Waktu, kau tersipu, aku hanya membenamkan diri dalam kemilau puisi berdansa dengan yang tak pasti. Kau pun tahu tiada yang pasti sebelum mati dan pergi..
Waktu, biarlah aku hidup dalam detik-detik termiliki dan memiliki, sungguh tiada pelukan yang mengecup langsung kepenuhan hati
Waktu, kau boleh berubah, semua boleh berubah tapi jangan ambil ini..
Waktu, biarlah rasa ini terus begini dan di sini..

No comments: