Sunday, December 07, 2008

Hari Minggu Harinya Tuhan

Hari ini adalah Hari Minggu, dan saya tidak bisa pergi ke gereja akibat satu dan lain hal. Untuk menebusnya saya akan menuliskan sebuah khotbah yang saya dengar minggu lalu dari radio RPK 96,35 FM (itung-itung supaya gue bisa mengingat dan merenungkan kembali isi khotbahnya). Saya ingin menuliskan khotbah ini kembali karena Firman ini sangat luar biasa buat saya (kalau bagi gue serasa ditampar bolak-balik maju mundur gituuu hehehe). Khotbah ini dibawakan oleh Bapak Gilbert Lumoindong, namun karena minggu lalu saya hanya menuliskan inti sari dari khotbah, maka saya akan mencoba menguraikan dan menambahkan menurut pengertian saya sendiri tentang apa saja yang bisa saya dapat dari Firman ini. Jadi, ini seperti kolaborasi antara Bapak Gilbert Lumoindong dan Christina Maria Panjaitan (ngarep! Hahahahaa). Tapi sayangnya saya lupa khotbah ini diambil dari Firman apa (hiks), namun hal ini tidak mengurangi makna dari isi Firman yang sangat kuat ini kok.
Okey,
Ketika gue mencoba mengingat isi khotbah dan menguraikannya, gue mulai tersadar akan sesuatu. Ternyata khotbah ini juga kurang lebih dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan banyak orang yang merasa bahwa kekristenan merupakan suatu bentuk perbudakan, pembodohan diri dan cara manusia penakut untuk lari dari masalah dan meminta perlindungan pada Tuhan yang adalah rekayasa khayalan-khayalan mereka belaka. Satu kalimat yang ingin gue katakan pada mereka melalui perenungan firman ini:
Well fellas, you better listen to this and then tell me, who’s the real dumb here?

KETUNDUKAN

Kunci kemenangan dunia: Perlawanan
Kunci kemenangan kita: Ketundukan
Berhasil bukan karena perjuangan, namun karena tunduk. Ketundukan dan kepatuhan mengerjakan banyak hal bagi kita. (Agak sulit dimengerti ya? Sekarang kalian boleh tertawa mendengar kebodohan kalimat di atas, namun mari kita lanjutkan).

4 hasil besar dari ketundukan :
  1. Orang yang tunduk akan menjadi saksi Tuhan. Ketundukan membuat kita takut pada Allah, dan tidak mau melakukan hal yang tidak berkenan. Abraham disebut “bapa orang beriman”, bukan karena dia tidak pernah melakukan salah, namun karena dia tunduk pada Tuhan. Abraham sungguh melakukan dosa yang besar ketika dia tidak percaya akan janji Tuhan yang mengatakan bahwa “Sarah istrinya akan melahirkan seorang anak”. Abraham tidak percaya jika Sarah, istrinya yang saat ini tengah berumur 90 tahun dan telah mati haid itu akan melahirkan seorang anak baginya, walaupun Tuhan sudah berulang kali menegaskan janji itu kepadanya. Abraham lalu menghampiri Hagar, budak Sarah, sehingga lahirlah Ismail. Sungguh kesalahan besar. Namun Abraham belajar dari kesalahan, ketika Sarah akhirnya melahirkan Ishak. Abraham dikatakan sebagai “bapa orang percaya” karena dia tunduk pada Tuhan. Dia tunduk ketika Tuhan menyuruhnya untuk mempersembahkan Ishak, anaknya yang “tunggal”. Bisa dibayangkan saudara-saudara? Anak satu-satunya yang merupakan sebuah pengharapan yang panjang akan diambil darinya, dan Abraham “rela” untuk mempersembahkannya pada Tuhan? Wow! Betapa besar iman seorang Abraham, sungguh persembahan terbesar yang mampu dia berikan. Namun, tepat ketika Abraham ingin membunuh Ishak untuk persembahan pada Tuhan, Tuhan segera menghentikan Abraham. Klo bahasa gaulnya mungkin Tuhan bilang gini ya “Ham, stoop! Gue cuma becanda, cuma ngetes doang.. gile, ternyata lu beneran rela ngorbanin anak lu yang terkasih, atu2nya lagi, lu bisa ngasih itu buat Gue. hebat euy! Bangga Gue ama lu!” Ya begitulah kira-kira hehehee. Dan sejak saat itulah Abraham disebut sebagai Bapak dari orang percaya. Untuk menuai jiwa-jiwa, mulailah dari ketundukan.
  2. Orang yang tunduk akan memenangkan setiap pergumulan karena ketundukannya. Banyak masalah tidak bisa diselesaikan bukan karena masalah kita terlalu besar, tapi karna kita tidak tunduk kepada Tuhan. Tuhan selalu rindu untuk mencurahkan berkatnya atas kita, karena berkat dari dia sangatlah berlimpah. Namun justru ketidakpatuhan kitalah yang menghalangi berkat Tuhan yang berlimpah itu atas hidup kita. Kita menjadi orang-orang yang tidak tekun, tidak tekun berdoa, tidak tekun berusaha padahal sedikit lagi, berkat itu dapat kita raih. Contohnya: gak dapet-dapet jodoh lari ke dukun, gak kaya-kaya ngerampok, gak pinter-pinter nyontek atau nyogok guru. Hampir tidak ada di dunia ini sesuatu yang instan dapat bertahan lama. Ingat itu! Jangan bebal dan keras kepala ! Dengan trik dunia kita akan jatuh lebih dalam. Karena kalau kita tunduk, kemenangan justru ada di tangan kita!
  3. Orang yang tunduk akan hidup sebagai orang merdeka. (Agak membingungkan ya? atau sangat membingungkan?) Nah ini nih yang gue bilang jawaban dari pernyataan orang-orang yang memperolok kekristenan. Siapa bilang kalau kekristenan itu bentuk perbudakan, pembodohan dan lari dari masalah? Yang lari itu sopo toh.. Jadi gini nih, Iblis itu “selalu” menawarkan “kebebasan” tanpa “ketundukan” kan? Hal itu yang kita alami hari-hari ini. Semua bebas! Namun, bagi orang Kristen, kebebasan tanpa ketundukan bukanlah kebebasan tapi kekacauan. Jadi ketundukan bukan bentuk dari perbudakan atau pembodohan. Kekristenan juga bukan bentuk pelarian dari masalah, namun pelarian dari keduniawian, tempat kita berlindung dari keganasan nafsu dunia yang sedikit demi sedikit menggerogoti kita sampai hancur dengan kenikmatan yang dunia tawarkan. Sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa kita merdeka bukan karena kita dapat menikmati semua dosa! tapi Kebenaran lah yang memerdekakan kita! Percaya gak, kalau orang yang bebas dan mengagungkan kebebasan justru akan membuat manusia makin terikat dan tertekan? Ya, kebebasanlah yang membuat kita makin terikat pada dunia, sebagai contoh: narkoba, mabuk-mabukan, sex bebas, dan emosi diri. Sangat addictive! Mau bebas begitu? Ya monggo aja.. silahkeun..
  4. Orang yang tunduk pada Tuhan, hidupnya akan berada di tangan Allah. Jadi, apa lagi yang kita khawatirkan? Apa lagi yang kita takutkan? Jika kita tunduk, kita dikatakan sebagai hamba, dan jika kita tunduk pada Tuhan, kita akan menjadi hamba Tuhan. Tahukah kamu jika seorang hamba melakukan kesalahan, maka yang dicari pertama kali adalah majikannya? Majikan yang akan menanggung perbuatan sang hamba. Ketika kita menjadi hamba Allah semua perbuatan kita menjadi tanggungjawab Allah. (makanya kita gak boleh malu-maluin dong, dan harus tahu diri, orang majikannya udah baik gitu). Mungkin kalalu jadi hamba seorang manusia bawaannya sakit hati dan diperlakukan tidak adil mulu kali ya? Tapi kebayang gak, kita menjadi hamba dari seorang penguasa langit dan bumi? Maha kaya, Maha Baik, Maha Kasih, Maha Pemurah, Maha Agung, Maha besar pokoknya Maha Esa deh.. Saking baiknya, dia rela loh berubah wujud jadi hamba supaya tahu kesusahan kita. Dia ngerasain betapa sulitnya jadi hamba, ya nyapu, ya ngepel, ya nyangkul, ya nguli dsb. (Perumpamaan tentang Allah yang lahir ke dunia sebagai manusia bernama Yesus). Dia adalah Tuhan yang maha Kasih, sehingga dalam wujud hambanya itu, dia kasihan banget ngeliat hamba-hambanya yang jahat (saking jahatnya gak bisa marah lagi, malah jadi kasihan). Dia bahkan rela mati untuk nebus kesalahan-kesalahan kita yang “bejibun” itu. Tuhan kebayang kali ya, anak-anak Gue klo masuk neraka kok kasihan amat. Sama seperti seorang ayah yang tidak tahan melihat anaknya sekarat, sehingga dia rela mati untuk menggantikan penderitaan anaknya itu. Sebesar itulah kasih Bapa kepada kita. =)

5 comments:

david santos said...

Semoga minggu mu menyenangkan

Fernandes Raja Saor, S.H., M.H. said...

Hai...

Salam Kenal panjay...

Gila juga ide luw yah, ngeringkas khotbah di blog...

hehehehehehhehe,,,

Fernandes Raja Saor
http://raja1987.blogspot.com/

Christina Maria Panjaitan said...

Salam juga Raja,

Gpp, kekristenan itu memang gila kok.. hehe
nyebarin Firman Tuhan bisa di mana aja kan..
Gbu. =)

Anonymous said...

Manusia mempunyai tujuan hidup masing2, kenapa dia dilahirkan di dunia ini?
mencari apa itu tujuan hidup perlu proses dalam kehidupan, dan seringkali proses penemuan itu baru kita sadar ketika menjelang kehidupan kita berakhir..
lalu apa kaitannya tujuan hidup ini dengan ketundukan tersebut?

apa kaitan tujuan hidup manusia dengan dengan ketundukan ini?

Christina Maria Panjaitan said...

Jawabannya menurut saya ada di pertanyaan itu sendiri. Bagaimana bisa kita mencapai tujuan hidup kalau kita tidak mau tunduk dalam ketekunan? Sebagai orang Kristen, tujuan hidup kita kan sesuatu yang kekal. Hidup ini kita jalani langkah demi langkah menuju rumah Bapa. kalau kita tidak bisa bertekun pada hal-hal yang kekal (dan tidak melulu mementingkan keduniawian, uang, nafsu, kekuasaan), bagaimana kita bisa mendapatkan mahkota hidup itu?

Justru rata-rata orang yang tidak punya tujuan hidup adalah orang yang hidup bebas sebebas-bebasnya tanpa ketekunan. Contoh orang yang tidak punya tujuan hidup: mereka yang jatuh kepada ketergantungan obat-obatan terlarang, kriminalitas dll. Mereka tidak merasa memiliki kewajiban untuk menjaga kesucian hidup. Tujuan hidup mereka gak ada, karena mereka gak tau setelah mati mau ke mana. Obat-obatan dan uang haram yang mereka gunakan hanya untuk saat ini, tak ada itu tujuan. Beruntunglah mereka yang mendapatkan kasih Tuhan, tiket masuk gratis ke rumah Bapa, asal kita mau menjadi hamba yang baik, yang adalah hamba yang tunduk.

Begitulah kira-kira pandangan saya =)