Pertanyaannya adalah:
“Sesuatu dan tujuan bisa tercapai karena kita berusaha atau karena kita percaya?”
Apakah percaya membuat kita berusaha tanpa disengaja?
Atau apakah kita berusaha sehingga kita menghasilkan kepercayaan?
Hal apa yang membuat anda paling frustasi. Berusaha untuk percaya atau berusaha untuk melakukan suatu usaha?
Contoh: kehidupan dua orang dalam status pernikahan (dimana kepercayaan merupakan suatu dasar).
Pernikahan seumpama sebuah rumah baru, kedua individu memasuki rumah tersebut dengan kopernya masing-masing. Segala sesuatu di dalam koper ini adalah peralatan paling perdana dan paling dasar yang akan kita gunakan untuk hidup di dalam rumah yang baru. Di dalam koper ini terdapat berbagai macam cerita dan peristiwa di masa lalu yang hanya diketahui oleh kita.
“eksistensialisme dalam pernikahan adalah kehancuran”
Pertanyaan:
Apakah kita harus jujur kepada pasangan kita tentang semua hal?
Apakah kita harus mengetahui semua hal tentang diri pasangan kita?
Contoh: jika seorang suami selingkuh dan telah menyadari kesalahannya dan ingin berubah, haruskah dia mengatakan kepada istrinya bahwa dia pernah melakukan perselingkuhan?
Jika jawabannya tidak,
Dengan tidak mengetahui semua hal, kita tidak harus tau apa yang seharusnya tidak kita percaya.
Istri tidak akan tahu bahwa suami melakukan perselingkuhan dan tetap berfikiran positif.
Tapi jika anda menyembunyikan sesuatu dari pasangan anda, maka dampaknya akan kembali menghantui anda. Jika kita tidak sepenuhnya jujur maka “kita akan menjadi tidak sepenuhnya percaya” dan jika kita tidak sepenuhnya percaya maka kita akan tidak sepenuhnya jujur. Hal ini akan terus berulang dan kebahagian tak kan pernah tercapai karena ketidakpercayaan menimbulkan kecemasan dan kecemasan memenjarakan pikiran dan pikiran yang terpenjaralah yang akan menghancurkan perasaan. Hal ini seperti pengrusakan yang “sedikit demi sedikit” akan membunuh sebuah kehidupan pernikahan (silent kiler).
Jika jawabannya ya,
Tidak sepenuhnya bahagia karena mengetahui hal yang seharusnya tidak kita percaya.
“Betulkah sebuah kejujuran akan menghasilkan sebuah kepercayaan?”
Hal ini tidak akan pernah terwujud jika kita berhubungan dengan orang lain, karena jika kita jujur, kepercayaan yang tumbuh adalah kepercayaan kita terhadap diri kita sendiri.
“setiap orang tidak akan pernah sepenuhnya percaya pada orang lain bahkan pada kejujuran itu sendiri?
“Percaya merupakan refleksi atau cerminan dari kejujuran dan kejujuran membebaskan seseorang dalam mencapai ‘kebenaran’ yang dia cari”
Apakah orang yang hanya bergantung pada system merupakan orang yang tidak jujur?
Jawabannya adalah YA! Mereka tidak pernah merasa bebas mengungkapkan kebenaran mereka sehingga mereka menjadi orang yang tidak jujur dan hanya menurut pada system hal ini membuat mereka hanya percaya pada system(yang merupakan sesuatu yang terbatas sama seperti manusia) sehingga kepercayaan mereka terhadap sesuatu dalam diri mereka akan sirna. Mereka inilah yang dinamakan “mahluk system” yang jauh dari pada kebahagiaan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment