I don't change you..
You don't change me..
It is time that changes us..
Tomorrow, are we gonna be together or fall apart?
It's another thing called choice, the only thing we can control
Love is in me and my choice to have you
And my choice to keep it until tomorrow
And my choice to have it until you were gone
Wednesday, March 30, 2011
Monday, March 28, 2011
Anyway
I just remember how you use the word "anyway"
To end the day
To end the conversation
Mostly, to end the madness
And i just realize how the word "anyway" ends us up.
To end the day
To end the conversation
Mostly, to end the madness
And i just realize how the word "anyway" ends us up.
Sunday, March 27, 2011
Dialog Waktu yang Dikejar Waktu
Waktu, akan berubah. Begitu juga kamu. Secangkir kopi hangat ini akan tersentuh oleh waktu, meninggalkan pahit kegetiran yang tak asa menjamahi pipi dan rambutmu
Waktu, mengapa kau beri rindu. Tidak cukup setiap retak kau hempas ditiap kecupan malam yang lekas membekas.
Waktu, dapat kah kau berdiam sejenak, aku lelah berlari dalam lingkaran bumi. Mengendus setiap bahagia dari peti mati kenangan. Mengingat dan lupa berkali-kali.
Waktu, mari ku tunjukkan ruang untukmu. Diantara gemintang yang kelam namun hangat, diantara sinar yang terang sebentar lenyap.
Waktu, suara ini terlalu merdu aku ingin mati di dalamnya, sungguh aku ingin segala keigninan mati, berikan aku kamu, untuk menikmati ketidakinginan
Waktu, kau kah itu? Mengetuk-ngetuk tanpa henti. Apa mau mu?
Waktu, kau tersipu, aku hanya membenamkan diri dalam kemilau puisi berdansa dengan yang tak pasti. Kau pun tahu tiada yang pasti sebelum mati dan pergi..
Waktu, biarlah aku hidup dalam detik-detik termiliki dan memiliki, sungguh tiada pelukan yang mengecup langsung kepenuhan hati
Waktu, kau boleh berubah, semua boleh berubah tapi jangan ambil ini..
Waktu, biarlah rasa ini terus begini dan di sini..
Waktu, mengapa kau beri rindu. Tidak cukup setiap retak kau hempas ditiap kecupan malam yang lekas membekas.
Waktu, dapat kah kau berdiam sejenak, aku lelah berlari dalam lingkaran bumi. Mengendus setiap bahagia dari peti mati kenangan. Mengingat dan lupa berkali-kali.
Waktu, mari ku tunjukkan ruang untukmu. Diantara gemintang yang kelam namun hangat, diantara sinar yang terang sebentar lenyap.
Waktu, suara ini terlalu merdu aku ingin mati di dalamnya, sungguh aku ingin segala keigninan mati, berikan aku kamu, untuk menikmati ketidakinginan
Waktu, kau kah itu? Mengetuk-ngetuk tanpa henti. Apa mau mu?
Waktu, kau tersipu, aku hanya membenamkan diri dalam kemilau puisi berdansa dengan yang tak pasti. Kau pun tahu tiada yang pasti sebelum mati dan pergi..
Waktu, biarlah aku hidup dalam detik-detik termiliki dan memiliki, sungguh tiada pelukan yang mengecup langsung kepenuhan hati
Waktu, kau boleh berubah, semua boleh berubah tapi jangan ambil ini..
Waktu, biarlah rasa ini terus begini dan di sini..
Saturday, March 26, 2011
Ayo kita dukung Earth Hour!
Sejenak teruntuk Bumi
Bumi ku..
Sebongkah permata biru dengan aroma hijau kehidupan
Meringsut bara dari perut merahnya yang terbakar nafsu
Uang, harta, keegoisan, membakar nurani langit
Menyesap awan-awan putih yang hendak berteduh dari ganasnya mentari.
Manusia..
Mengapa bingung kala malam membeku siang neraka turun
Badai, banjir, kekeringan, bencana, kematian memang tak berwarna hijau
Tak bernadi ataupun bernafas
Apa salahnya kau berdiam dan nyalakan seonggok lilin untuk menziarahi bumi..
Dendangkan sejenak nyanyian kepedulian
- Ayo dukung gerakan Earth Hour, hari ini 26 Maret jam 20.30-21.30 dengan cara mematikan lampu rumah kamu selama satu jam itu. Setiap gerakan yang positif untuk lingkungan harus kita dukung. By switching off your lights for Earth Hour you are acknowledging and celebrating your commitment to do something more for the planet that goes beyond the hour with a long-term behavioral change. =)
Bumi ku..
Sebongkah permata biru dengan aroma hijau kehidupan
Meringsut bara dari perut merahnya yang terbakar nafsu
Uang, harta, keegoisan, membakar nurani langit
Menyesap awan-awan putih yang hendak berteduh dari ganasnya mentari.
Manusia..
Mengapa bingung kala malam membeku siang neraka turun
Badai, banjir, kekeringan, bencana, kematian memang tak berwarna hijau
Tak bernadi ataupun bernafas
Apa salahnya kau berdiam dan nyalakan seonggok lilin untuk menziarahi bumi..
Dendangkan sejenak nyanyian kepedulian
- Ayo dukung gerakan Earth Hour, hari ini 26 Maret jam 20.30-21.30 dengan cara mematikan lampu rumah kamu selama satu jam itu. Setiap gerakan yang positif untuk lingkungan harus kita dukung. By switching off your lights for Earth Hour you are acknowledging and celebrating your commitment to do something more for the planet that goes beyond the hour with a long-term behavioral change. =)
Wednesday, March 23, 2011
Andai Kamu Tahu
Andaikan kamu tahu, apa arti satu mimpi bagiku
Kamu..
Kamu hadir dan sekarang pergi, aku mengerti
Suatu hari aku berfikir untuk lari
Karena aku lelah untuk peduli
Aku lelah menghadapi mimpi-mimpi yang tak kau mengerti
Andai semua rasa bisa kuganti
Sungguh aku tak ingin lagi
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Mimpi bahagia, tentang kita
Kamu, ya kamu, seluruhnya
Mimpi bersama dalam setiap duniamu
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Andai saja…
___________________________________________________
DIA YANG KAU KENAL SEBAGAI AKU
Tidak kah kau mengerti
Semua tentang aku
Aku…
Haruskah airmata bergeming dalam kemaluan
Aku jijik mengaduh terus
Merasuki hati dengan peluh
Tahukah kamu ini aku
Sembunyi dibalik puisi
Diam diantar mentari sore yang mewangi
Tahukah kamu aku bukan dia
Dia yang selama ini kau kenal, sebagai aku
sungguh, aku bukan dia..
Kamu..
Kamu hadir dan sekarang pergi, aku mengerti
Suatu hari aku berfikir untuk lari
Karena aku lelah untuk peduli
Aku lelah menghadapi mimpi-mimpi yang tak kau mengerti
Andai semua rasa bisa kuganti
Sungguh aku tak ingin lagi
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Mimpi bahagia, tentang kita
Kamu, ya kamu, seluruhnya
Mimpi bersama dalam setiap duniamu
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Andai saja…
___________________________________________________
DIA YANG KAU KENAL SEBAGAI AKU
Tidak kah kau mengerti
Semua tentang aku
Aku…
Haruskah airmata bergeming dalam kemaluan
Aku jijik mengaduh terus
Merasuki hati dengan peluh
Tahukah kamu ini aku
Sembunyi dibalik puisi
Diam diantar mentari sore yang mewangi
Tahukah kamu aku bukan dia
Dia yang selama ini kau kenal, sebagai aku
sungguh, aku bukan dia..
Wednesday, March 09, 2011
Entah
Mari mendekat ke sini, ada yang ingin kubisikkan di telingamu
Tapi jangan lah, mungkin nanti, esok atau entah
Aku tak mau lagi
Mari ke sini, dekap aku erat, aku ingin nafaskan sesuatu
Tapi tunggu mungkin nanti atau kapan
Aku enggan
Aku rindu membencimu dan benci merindumu
Kamu perdu yang merdu ketika ku ingin tidur dalam diam
Tepat seperti toilet ketika ku ingin terisak sedikit
Kamu..
Jangan di sini atau di situ
Biar ku peluk supaya kau cepat pergi
___________________________________________________
WANITA
Kau!
Tersamarkan peluh mengaduh
Terik desah lejitan tajam gairah
Terengah-engah
DIAM !
Kau iblis militan kotor yang merajam kebenaran
Untuk menghapus ingus saja kau berlindung di balik ketiak bumi
Masih asa kau bunuh nyata dengan mengumbar aurat ibumu sendiri?
Ahhh !
MASUK.. MASUK.. MASUK..
BUNUH.. BUNUH.. BUNUH..
Kembalikan nyawa kami !
Tapi jangan lah, mungkin nanti, esok atau entah
Aku tak mau lagi
Mari ke sini, dekap aku erat, aku ingin nafaskan sesuatu
Tapi tunggu mungkin nanti atau kapan
Aku enggan
Aku rindu membencimu dan benci merindumu
Kamu perdu yang merdu ketika ku ingin tidur dalam diam
Tepat seperti toilet ketika ku ingin terisak sedikit
Kamu..
Jangan di sini atau di situ
Biar ku peluk supaya kau cepat pergi
___________________________________________________
WANITA
Kau!
Tersamarkan peluh mengaduh
Terik desah lejitan tajam gairah
Terengah-engah
DIAM !
Kau iblis militan kotor yang merajam kebenaran
Untuk menghapus ingus saja kau berlindung di balik ketiak bumi
Masih asa kau bunuh nyata dengan mengumbar aurat ibumu sendiri?
Ahhh !
MASUK.. MASUK.. MASUK..
BUNUH.. BUNUH.. BUNUH..
Kembalikan nyawa kami !
Saturday, March 05, 2011
Selamat Berpulang Jiwa yang Menyepi
Hari ini aku bangun berseri-seri, membuka kotak mimpi yang mengakses dunia maya.
Kotak mimpi mengingatkanku akan hari bahagiamu. Ya, kamu yang selalu ada di sana.
Aku membuka duniamu, menatap ke atas sambil mulai merangkai kata-kata indah.
Seperti sekuntum bunga yang kan melengkapi perayaan hari lahirmu.
Aku mengingat betapa kamu selalu menatap di sana, di setiap gerik gerak ku.
Kamu yang selalu sukacita mendukung setiap perkataan lantangku tentang keadilan.
Tersenyum simpul melihatku memamerkan taring dan cakar mungilku yang masih tumpul.
Kamu, seorang besar yang mengayomi dan mengagumi pucuk daun hijau yang masih baru.
Aku heran mengapa kau selalu mengawasi aku yang kencur dengan kata-kata lawasmu yang lekat.
Kamu tak pernah menegur, tak pernah berdebat.
kamu hanya berkata "jangan pernah menilai yang benar dan yang salah, karena hidup ini hanya cerita."
Kamu memang pencipta, lagu, tari, dendang, peran. Segala seni kau cipta.
Kepadamu aku akan belajar. Suaru hari, kita pasti akan benar-benar bertemu.
Aku pun membuka mata dan mulai menebar rima dalam nada kata.
Ahh, coba aku lihat apa kata teman-temannya hari ini.
Sedikit aku ingin merasakan kebahagiaannya sebelum mengirimkan bunga syairku.
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Segera aku hapus semua syair dengan terburu-buru
Pikiranku tak lagi bisa terkendali selain sesak yang sibuk menderu
Apa-apaan ini?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Mengapakah kau tak membiarkan aku duduk bersama mu selagi kau bercerita tentang pentas-pentas teater
Mengapakah kau tak membiarkan aku menghabiskan secangkir saja kopi tanpa harus mengenangmu
Aku menarik nafas dalam, menghembusnya perlahan dan mulai menulis.
Syair yang berbeda, syair yang maha entah
"Hari ini adalah hari bahagia yang dirayakan bumi ketika menyambut kedatanganmu dan hari ini juga menjadi hari bahagia yang dirayakan surga untuk menyambut kepulanganmu. Hari ini kamu diantar terang menyepi nan damai. Selamat Jalan bung. Sampai bertemu di Rumah Bapa."
Kotak mimpi mengingatkanku akan hari bahagiamu. Ya, kamu yang selalu ada di sana.
Aku membuka duniamu, menatap ke atas sambil mulai merangkai kata-kata indah.
Seperti sekuntum bunga yang kan melengkapi perayaan hari lahirmu.
Aku mengingat betapa kamu selalu menatap di sana, di setiap gerik gerak ku.
Kamu yang selalu sukacita mendukung setiap perkataan lantangku tentang keadilan.
Tersenyum simpul melihatku memamerkan taring dan cakar mungilku yang masih tumpul.
Kamu, seorang besar yang mengayomi dan mengagumi pucuk daun hijau yang masih baru.
Aku heran mengapa kau selalu mengawasi aku yang kencur dengan kata-kata lawasmu yang lekat.
Kamu tak pernah menegur, tak pernah berdebat.
kamu hanya berkata "jangan pernah menilai yang benar dan yang salah, karena hidup ini hanya cerita."
Kamu memang pencipta, lagu, tari, dendang, peran. Segala seni kau cipta.
Kepadamu aku akan belajar. Suaru hari, kita pasti akan benar-benar bertemu.
Aku pun membuka mata dan mulai menebar rima dalam nada kata.
Ahh, coba aku lihat apa kata teman-temannya hari ini.
Sedikit aku ingin merasakan kebahagiaannya sebelum mengirimkan bunga syairku.
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Segera aku hapus semua syair dengan terburu-buru
Pikiranku tak lagi bisa terkendali selain sesak yang sibuk menderu
Apa-apaan ini?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Mengapakah kau tak membiarkan aku duduk bersama mu selagi kau bercerita tentang pentas-pentas teater
Mengapakah kau tak membiarkan aku menghabiskan secangkir saja kopi tanpa harus mengenangmu
Aku menarik nafas dalam, menghembusnya perlahan dan mulai menulis.
Syair yang berbeda, syair yang maha entah
"Hari ini adalah hari bahagia yang dirayakan bumi ketika menyambut kedatanganmu dan hari ini juga menjadi hari bahagia yang dirayakan surga untuk menyambut kepulanganmu. Hari ini kamu diantar terang menyepi nan damai. Selamat Jalan bung. Sampai bertemu di Rumah Bapa."
Friday, March 04, 2011
Celah
Aku bisa menghabiskanmu dalam satu teguk
Akan kegalauan malam terkantuk kantuk
Di sela genggaman hasrat yang merajuk
Tapi aku rasa, kamu lebih dari itu
Kamu layak akan sebuah rindu
Rinduku.
____________________________________________________________
Thursday, March 03, 2011
Lorong
Jauh kita berjalan, menembus angin dan hujan
Mejajaki pasir yang terbentuk tanpa bayangan
Diam, kita diam
Pendar-pendar cahaya keramaian dikejauhan terlihat semu
Suasana mistis di antara kita dan kursi-kursi kosong ini lebih pekat dari malam
Diam, kita diam
Hembusan angin mengombak meracuni tubuk kita yang membeku
Tergenggam dalam sebuah hasrat yang mengabur
Diam, kita diam
Debur-debur pantai dan suara salakan hantu laut menghujam dalam kehangatan
Lekat mendekat segala khayal masing-masing, sendiri-sendiri, aku, kamu, terasa jauh dalam pelukan
Untuk itu, kita lebih baik diam
Menyusuri lorong terakhir dengan perasaan yang entah
Dalam diam,
Kita bersandar dan Terbang.....
Akan kegalauan malam terkantuk kantuk
Di sela genggaman hasrat yang merajuk
Tapi aku rasa, kamu lebih dari itu
Kamu layak akan sebuah rindu
Rinduku.
____________________________________________________________
Thursday, March 03, 2011
Lorong
Jauh kita berjalan, menembus angin dan hujan
Mejajaki pasir yang terbentuk tanpa bayangan
Diam, kita diam
Pendar-pendar cahaya keramaian dikejauhan terlihat semu
Suasana mistis di antara kita dan kursi-kursi kosong ini lebih pekat dari malam
Diam, kita diam
Hembusan angin mengombak meracuni tubuk kita yang membeku
Tergenggam dalam sebuah hasrat yang mengabur
Diam, kita diam
Debur-debur pantai dan suara salakan hantu laut menghujam dalam kehangatan
Lekat mendekat segala khayal masing-masing, sendiri-sendiri, aku, kamu, terasa jauh dalam pelukan
Untuk itu, kita lebih baik diam
Menyusuri lorong terakhir dengan perasaan yang entah
Dalam diam,
Kita bersandar dan Terbang.....
Wednesday, January 19, 2011
Rest
Why don't you wait brother
Wait for the time
Time for forgiveness
Forgiveness to bring peace
Before you go
Why don't you say it brother
Say your love
Love that's been tortured
Tortured by pride and selfishness
Before you went away
Why don't you stay
Before i hug you..
Why don't you stay
Before i kiss you..
Why don't you stay
Before i say... I love you..
-Rest in Peace brother-
Wait for the time
Time for forgiveness
Forgiveness to bring peace
Before you go
Why don't you say it brother
Say your love
Love that's been tortured
Tortured by pride and selfishness
Before you went away
Why don't you stay
Before i hug you..
Why don't you stay
Before i kiss you..
Why don't you stay
Before i say... I love you..
-Rest in Peace brother-
Tuesday, January 18, 2011
Tuesday, January 04, 2011
Love Through The Distance
I don't know how to love you or why
I just in love..
And the fact is so overwhelming by it self
I don't need to understand, i don't want to understand..
And when the night ends between us,
Those separated space and time vanished into sparkling kisses
What is a distance?
You and i, we never know..
I always have you, right here right now
Because to love you is enough..
I just in love..
And the fact is so overwhelming by it self
I don't need to understand, i don't want to understand..
And when the night ends between us,
Those separated space and time vanished into sparkling kisses
What is a distance?
You and i, we never know..
I always have you, right here right now
Because to love you is enough..
Monday, January 03, 2011
Time for You
Tak ada yang mampu membeli saat ini, hari ini
Saat di mana mereka tersenyum banyak sekali
Menikmati masa kekanak-kanakan yang ku rancang sendiri
Teruntuk kalian, satu hari penuh
Mama dan papa..
Saat di mana mereka tersenyum banyak sekali
Menikmati masa kekanak-kanakan yang ku rancang sendiri
Teruntuk kalian, satu hari penuh
Mama dan papa..
Sunday, January 02, 2011
First Sunday
Minggu pertama di pelatarannya
Sepi.. sunyi..
Semua orang sedang kembung setelah pesta bir
Suara ngorok mengalahkan suara-suara doa di peribadahan ini
Happy Sunday Everyone, have a NEW year!
Yes, new huh?
Sepi.. sunyi..
Semua orang sedang kembung setelah pesta bir
Suara ngorok mengalahkan suara-suara doa di peribadahan ini
Happy Sunday Everyone, have a NEW year!
Yes, new huh?
Saturday, January 01, 2011
Tahun Baru 2011
Di luar meriah, televisi ramai
Setiap orang berhitung mundur
Aku duduk diam, mungkin sedang ikut menghitung
Tapi aku hanya mampu menghitung kekonyolan mereka
Topi-topi keemasan tidak bisa membuat langit lebih gemerlap
Suara terompet tidak bisa membuat waktu lebih meriah
Karena sorak sorai tidak bisa membuat perut anak kecil yang kedinginan itu kenyang
Karena kegaduhan tengah malam ini tidak bisa mengobati kemiskinan
Apa yang istimewa? Tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang
Hari ini kita hanya saling mengingatkan bahwa waktu sedang & terus berjalan
Betapa seharusnya kita menjadi lebih kuat, lebih mampu berbuat lebih banyak
Untuk orang-orang di sekitar kita, untuk orang-orang yang kita cintai
Memberikan kelebihan kita untuk kekurangan mereka
Merelakan kenikmatan kita untuk kebutuhan mereka
Itu baru hari yang baru, hidup yang baru
Setujukah kamu, wahai jiwa?
Setiap orang berhitung mundur
Aku duduk diam, mungkin sedang ikut menghitung
Tapi aku hanya mampu menghitung kekonyolan mereka
Topi-topi keemasan tidak bisa membuat langit lebih gemerlap
Suara terompet tidak bisa membuat waktu lebih meriah
Karena sorak sorai tidak bisa membuat perut anak kecil yang kedinginan itu kenyang
Karena kegaduhan tengah malam ini tidak bisa mengobati kemiskinan
Apa yang istimewa? Tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang
Hari ini kita hanya saling mengingatkan bahwa waktu sedang & terus berjalan
Betapa seharusnya kita menjadi lebih kuat, lebih mampu berbuat lebih banyak
Untuk orang-orang di sekitar kita, untuk orang-orang yang kita cintai
Memberikan kelebihan kita untuk kekurangan mereka
Merelakan kenikmatan kita untuk kebutuhan mereka
Itu baru hari yang baru, hidup yang baru
Setujukah kamu, wahai jiwa?
Wednesday, November 03, 2010
Rose
Air mata terjatuh di antara kelopak-kelopak mawar yang kau beri
Aku tak kuasa menghirup aroma kematiannya yang semerbak
Begitu manis, begitu tulus
Menyelinap di sela-sela senyum mu yang malu-malu
Mengapakah kau begini, aku sungguh tak tahu bagaimana
Menerima sisa sisa nafasmu yang kau kumpulkan untukku
Serpihan-serpihan harap dalam kesepianmu yang sungguh ngeri
Tapi kau tak pernah pergi, ada di sana, berdiri, menatap, selalu..
Mengapakah cinta terserak di relung-relung waktu
Detik-detiknya membayangi kesunyianmu
Mengiringi pertemuan sakralmu dengan malaikat pencabut nyawa
Aku ingin berlari, memeluk, dan menyelamatkanmu dari kematian
Aku ingin kamu bebas berlari bersama mimpi-mimpi
Aku ingin kamu tertawa dalam sukacita yang penuh
Aku ingin membawamu pergi dari waktu
Aku ingin menarikmu jauh dari bumi
Tapi nyatanya aku diam di sini,
Menangis..
Dan membiarkanmu pergi..
Terisak menggenggam mawar yang kau beri
Aku tak kuasa menghirup aroma kematiannya yang semerbak
Begitu manis, begitu tulus
Menyelinap di sela-sela senyum mu yang malu-malu
Mengapakah kau begini, aku sungguh tak tahu bagaimana
Menerima sisa sisa nafasmu yang kau kumpulkan untukku
Serpihan-serpihan harap dalam kesepianmu yang sungguh ngeri
Tapi kau tak pernah pergi, ada di sana, berdiri, menatap, selalu..
Mengapakah cinta terserak di relung-relung waktu
Detik-detiknya membayangi kesunyianmu
Mengiringi pertemuan sakralmu dengan malaikat pencabut nyawa
Aku ingin berlari, memeluk, dan menyelamatkanmu dari kematian
Aku ingin kamu bebas berlari bersama mimpi-mimpi
Aku ingin kamu tertawa dalam sukacita yang penuh
Aku ingin membawamu pergi dari waktu
Aku ingin menarikmu jauh dari bumi
Tapi nyatanya aku diam di sini,
Menangis..
Dan membiarkanmu pergi..
Terisak menggenggam mawar yang kau beri
Wednesday, October 27, 2010
Lebur Bumiku
Jengah air menapaki bumi
Dan awan panas sudah enggan mengecupi rerumputan
Di mana kah kau manusia?
Aku lelah mencari nuranimu
Tak dapat kah kau lihat betapa rentanya aku?
Tak dapat kah kau dengar betapa sesaknya nafasku?
Kulit keriput ku kering retak berhamburan, membuat mu berguncang dan menjerit
Air semakin tinggi menenggelamkanku, membawamu terhanyut dan mati
Segera kita kan menjadi satu wahai anak-anakku
Tak ada lagi aku, tak ada lagi kamu
Kita lebur dalam ketiadaan
Lebur dalam nurani seutuhnya
Dan awan panas sudah enggan mengecupi rerumputan
Di mana kah kau manusia?
Aku lelah mencari nuranimu
Tak dapat kah kau lihat betapa rentanya aku?
Tak dapat kah kau dengar betapa sesaknya nafasku?
Kulit keriput ku kering retak berhamburan, membuat mu berguncang dan menjerit
Air semakin tinggi menenggelamkanku, membawamu terhanyut dan mati
Segera kita kan menjadi satu wahai anak-anakku
Tak ada lagi aku, tak ada lagi kamu
Kita lebur dalam ketiadaan
Lebur dalam nurani seutuhnya
Tuesday, October 26, 2010
Bumi yang Rindu
Bumi menggeliat penat, tubuhnya pegal-pegal dan kesemutan
Wahai manusia sedang apa kalian?
Bumi membuka mata nya yang tengah rabun
Tubuh kurusnya terkuras digurat-gurat sendi yang renta
Bumi haus sentuhan nurani manusia
Bumi ingin pelukan anak-anaknya
Wahai manusia, betapa ku sangat merindumu, mendekatlah!
Jantung bumi bedegup dalam pilu, getarannya dasyat, menghempas laut menyapu daratan
Wahai manusia, ini aku ibumu, tidakkah kau ingat aku?
Perut bumi meledak dalam tangis, cintanya yang merah dan panas tak dapat terbendung lagi
Wahai manusia sedang apa kalian?
Bumi membuka mata nya yang tengah rabun
Tubuh kurusnya terkuras digurat-gurat sendi yang renta
Bumi haus sentuhan nurani manusia
Bumi ingin pelukan anak-anaknya
Wahai manusia, betapa ku sangat merindumu, mendekatlah!
Jantung bumi bedegup dalam pilu, getarannya dasyat, menghempas laut menyapu daratan
Wahai manusia, ini aku ibumu, tidakkah kau ingat aku?
Perut bumi meledak dalam tangis, cintanya yang merah dan panas tak dapat terbendung lagi
Sunday, October 24, 2010
Don't judge the book by its cover? REALLY?
I spent whole day watching make-over-show: "how do i look?". It gives me wider view about a quote: "Don't judge the book by its cover".
Really? So how you gonna judge a book? By reading all of them one by one?
Get real (specially ladies), we are all agree that we're so special and unique. We don't like being judged, but it doesn't mean that we should be happy on our messy looks!! Cause by being "stubborn" and "close-minded", you are the one who precisely judge people around you, your own society. It's good to be your self, being confident. But it doesn't mean you should obsessed about your self and hate everyone that willing to give opinion about you.
Shaping a nice cover isn't a crime. It doesn't mean you have to fool or betray your self. Cover is a door to enter your book. It is not about being your self. Be nice so people get interested by your book, your message, your story. Cause how could anyone knows your incredible quality when they don't have any lust to get to know you. TO OPEN YOUR BOOK.
Be smart ladies.
Really? So how you gonna judge a book? By reading all of them one by one?
Get real (specially ladies), we are all agree that we're so special and unique. We don't like being judged, but it doesn't mean that we should be happy on our messy looks!! Cause by being "stubborn" and "close-minded", you are the one who precisely judge people around you, your own society. It's good to be your self, being confident. But it doesn't mean you should obsessed about your self and hate everyone that willing to give opinion about you.
Shaping a nice cover isn't a crime. It doesn't mean you have to fool or betray your self. Cover is a door to enter your book. It is not about being your self. Be nice so people get interested by your book, your message, your story. Cause how could anyone knows your incredible quality when they don't have any lust to get to know you. TO OPEN YOUR BOOK.
Be smart ladies.
Saturday, October 23, 2010
Terimakasih
Terimakasih Tuhan, untuk ruang dan waktu
Terimakasih untuk segala ketidaksempurnaan
Kau telah merancang masa yang sungguh manis
Semerbak cerita yang selalu romantis
Terimakasih Tuhan, untuk segala nada yang mengalun
Terimakasih untuk relung kelabu penuh rindu
Kau telah menjadikannya wewangian malam yang riuh
Temaram gemintang yang hangat dan teduh
Terimakasih.....
Terimakasih untuk segala ketidaksempurnaan
Kau telah merancang masa yang sungguh manis
Semerbak cerita yang selalu romantis
Terimakasih Tuhan, untuk segala nada yang mengalun
Terimakasih untuk relung kelabu penuh rindu
Kau telah menjadikannya wewangian malam yang riuh
Temaram gemintang yang hangat dan teduh
Terimakasih.....
Friday, October 22, 2010
Somewhere
Yesterday night in my dream, you called me and said that you're oke. Then I woke up in the morning with fever. I hate to spent whole day with this premonition. Tonight before i sleep, i pray you will wake me up with your call. So i can leave my fever somewhere in my dream.
Thursday, October 21, 2010
Berhentilah Waktu
Kata-kata berjatuhan di atas lantai beku penuh debu
Mengurung rasa yang terkotak-kotak
Besok seduhan cairan hitam ini akan semakin hambar
Dan bau nya pun sudah habis terhirup dingin
Dapatkah kau kembali sekarang dalam pelukan malam
Gundah memagut-magut sepi yang kau beri
Melangit kerinduan akan bintang yang semakin pekat
Berhenti lah mencari, berhenti lah bergerak, berhentilah sejenak
Berhentilah di sini..
Mengurung rasa yang terkotak-kotak
Besok seduhan cairan hitam ini akan semakin hambar
Dan bau nya pun sudah habis terhirup dingin
Dapatkah kau kembali sekarang dalam pelukan malam
Gundah memagut-magut sepi yang kau beri
Melangit kerinduan akan bintang yang semakin pekat
Berhenti lah mencari, berhenti lah bergerak, berhentilah sejenak
Berhentilah di sini..
Wednesday, October 20, 2010
20102010
Lelah bumi menunggui hidup
Jongkok di atas mayat omong kosong
Hidup penguasa dan gundik iblisnya yang laknat!
Jongkok di atas mayat omong kosong
Hidup penguasa dan gundik iblisnya yang laknat!
Sunday, October 10, 2010
Titik Lengang
Hari ini, saat ini..
Sampai lah kita di titik paling lengang
Titik tersepi yang pernah terdengar
Suatu titik di mana kaki seakan tak menginjak tanah dan langit tepat di atas kepala
Ketika kamu mulai melangkah, semuanya sepi
Ketika bayang mulai samar, semuanya sepi
Ketika senja mulai turun, semuanya sepi
Ketika aspal mulai menghitam, semuanya sepi
Sampai lah kita di titik paling lengang
Titik tersepi yang pernah terdengar
Suatu titik di mana kaki seakan tak menginjak tanah dan langit tepat di atas kepala
Ketika kamu mulai melangkah, semuanya sepi
Ketika bayang mulai samar, semuanya sepi
Ketika senja mulai turun, semuanya sepi
Ketika aspal mulai menghitam, semuanya sepi
Thursday, October 07, 2010
Monday, October 04, 2010
Kemenangan yang kalah
Aku berkutat dengan segala masalah, dan kamu sibuk menghadang segala tantangan
Aku berharap segala masalah ku dapat selesai, dan kamu berharap dapat memenangkan semua tantanganmu
Kita masing-masing asyik menyusuri hari dengan mimpi akan sebuah kemenangan
Sesekali melepas rindu, memadu kasih, dan saling menertawai kehidupan
Bermimpi tentang masa depan bersama yang mulai kita rintis dengan mimpi-mimpi
Sampai di suatu saat kita sadar bahwa kamu adalah masalahku, sementara aku adalah tantanganmu
Lalu bagaimana dengan ego dan apa kabar dengan prinsip?
Harus kah kita berharap semua ini berakhir?
Haruskah kita menyelesaikan semuanya dengan kemenangan?
Atau haruskah ada yang kalah?
Sementara kita dapat bersama dalam peperangan milik kita
Bukan aku dan bukan kamu, tapi kita
Ya, kita!
Aku berharap segala masalah ku dapat selesai, dan kamu berharap dapat memenangkan semua tantanganmu
Kita masing-masing asyik menyusuri hari dengan mimpi akan sebuah kemenangan
Sesekali melepas rindu, memadu kasih, dan saling menertawai kehidupan
Bermimpi tentang masa depan bersama yang mulai kita rintis dengan mimpi-mimpi
Sampai di suatu saat kita sadar bahwa kamu adalah masalahku, sementara aku adalah tantanganmu
Lalu bagaimana dengan ego dan apa kabar dengan prinsip?
Harus kah kita berharap semua ini berakhir?
Haruskah kita menyelesaikan semuanya dengan kemenangan?
Atau haruskah ada yang kalah?
Sementara kita dapat bersama dalam peperangan milik kita
Bukan aku dan bukan kamu, tapi kita
Ya, kita!
Sunday, September 26, 2010
Kamu!!
Kamu, membaca terlalu banyak, menulis terlalu banyak, berucap terlalu banyak. Oh tidak, yang lebih celaka karena kamu mengerti terlalu banyak…
Kamu bernyanyi dan berdansa bersama rasa perih yang tak nyata. Kamu hidup dalam mereka, setiap jiwa-jiwa nelangsa yang kau popoh dan gopong ke peraduan.
Kamu lelah, kamu habis, terkuras oleh segala emosi. Namun bukan di sana, kamu tidak berada di sana, kamu tidak hadir dalam setiap memori. Karena itu bukan kamu. Bukan bagianmu.
Kamu adalah mereka semua bersama cerita-ceritanya. Kamu adalah pejuang nurani-nurani yang tertumpuk bau amis sampah yang kau keruk dengan kuku-kuku mu.
Kamu terpenjara di dunia bebas. Dalam harta kamu meludah hina. Dalam nama kamu menjerat-jerat hasrat. Kamu jijik dengan segala wajah penjilat yang wangi.
Kotor, hitam, basah, becek, amis!!
Di atas bumi ini kamu berjingkat-jingkat melewatinya.
Waktunya menjadi sama seperti mereka, waktunya mengikuti apa kata mereka, waktunya untuk tidak menjadi dirimu sendiri. Untuk apa? Untuk mereka? Siapa mereka? Mereka adalah kamu!
Kamu dan waktu adalah mereka. Mereka dan waktu adalah kamu. Kamu adalah mereka dan waktu.
Berjuang untuk tidak menjadi diri sendiri, untuk membantu mereka menjadi diri mereka. Memikirkan mereka yang terpenjara dengan membunuh dirimu dan pikiranmu. Karena kamu sudah kotor, kamu sudah cemar oleh hasrat sembunyi-sembunyi.
Hasrat yang meminta makan setiap malam dan pagi. Hasrat yang tak henti-hentinya berbunyi.
Berhentilah bernyanyi, berhenti lah menari, berhenti lah berjinjit.
Tapaki hari-hari penjara dan bebaskan mereka dari sana.
Kamu bernyanyi dan berdansa bersama rasa perih yang tak nyata. Kamu hidup dalam mereka, setiap jiwa-jiwa nelangsa yang kau popoh dan gopong ke peraduan.
Kamu lelah, kamu habis, terkuras oleh segala emosi. Namun bukan di sana, kamu tidak berada di sana, kamu tidak hadir dalam setiap memori. Karena itu bukan kamu. Bukan bagianmu.
Kamu adalah mereka semua bersama cerita-ceritanya. Kamu adalah pejuang nurani-nurani yang tertumpuk bau amis sampah yang kau keruk dengan kuku-kuku mu.
Kamu terpenjara di dunia bebas. Dalam harta kamu meludah hina. Dalam nama kamu menjerat-jerat hasrat. Kamu jijik dengan segala wajah penjilat yang wangi.
Kotor, hitam, basah, becek, amis!!
Di atas bumi ini kamu berjingkat-jingkat melewatinya.
Waktunya menjadi sama seperti mereka, waktunya mengikuti apa kata mereka, waktunya untuk tidak menjadi dirimu sendiri. Untuk apa? Untuk mereka? Siapa mereka? Mereka adalah kamu!
Kamu dan waktu adalah mereka. Mereka dan waktu adalah kamu. Kamu adalah mereka dan waktu.
Berjuang untuk tidak menjadi diri sendiri, untuk membantu mereka menjadi diri mereka. Memikirkan mereka yang terpenjara dengan membunuh dirimu dan pikiranmu. Karena kamu sudah kotor, kamu sudah cemar oleh hasrat sembunyi-sembunyi.
Hasrat yang meminta makan setiap malam dan pagi. Hasrat yang tak henti-hentinya berbunyi.
Berhentilah bernyanyi, berhenti lah menari, berhenti lah berjinjit.
Tapaki hari-hari penjara dan bebaskan mereka dari sana.
Saturday, September 25, 2010
Euforia yang terlambat tiba
Kata-kata mengabur
Seperti angan-angan akan harapan yang dulu
Telah lama hilang hasrat untuk euforia kecil ini
Telah sepi pesta-pesta kosong yang seharusnya semarak
Burung gagak mematuk-matuk kayu yang tengah keropos
Entah mengapa dia rindu pada sayap-sayap awan yang mengiriminya kawan
Melagu lelautan biru yang berpendar-pendar riang di atas debur siang bolong
Udara di atasnya kosong, sepi dan asin
Setumpuk ilmu-ilmu telah larut di udara
Meninggalkan sepotong khayalan akan rasa-rasa yang berhamburan
Tidak ada tangis, tidak ada tawa
Yang ada hanya kenyataan dan keharusan yang niscahya
Mendung, atau memang sudah sore?
Hati ini enggan susah-susah berlabuh
Toh di sana ada hasrat yang tak kan pernah surut
Tekad yang tak pernah berubah
Untuk menjadi aku dan lebur di dalamnya..
Ya, hanya itu.
Seperti angan-angan akan harapan yang dulu
Telah lama hilang hasrat untuk euforia kecil ini
Telah sepi pesta-pesta kosong yang seharusnya semarak
Burung gagak mematuk-matuk kayu yang tengah keropos
Entah mengapa dia rindu pada sayap-sayap awan yang mengiriminya kawan
Melagu lelautan biru yang berpendar-pendar riang di atas debur siang bolong
Udara di atasnya kosong, sepi dan asin
Setumpuk ilmu-ilmu telah larut di udara
Meninggalkan sepotong khayalan akan rasa-rasa yang berhamburan
Tidak ada tangis, tidak ada tawa
Yang ada hanya kenyataan dan keharusan yang niscahya
Mendung, atau memang sudah sore?
Hati ini enggan susah-susah berlabuh
Toh di sana ada hasrat yang tak kan pernah surut
Tekad yang tak pernah berubah
Untuk menjadi aku dan lebur di dalamnya..
Ya, hanya itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)