Hari itu dia bingung, memijit-mijit keningnya yang tengah penuh oleh jadwal dan kegiatan. Tumpukan kertas di atas meja kebesarannya itu sungguh tak membuat keadaan menjadi lebih baik. Sesungguhnya, hari itu hari bahagia, pengakuan dan harapan. Semua mata tertuju padanya. Ya, pada dia yang saat ini sedang menumpahkan segala rasanya padaku. "Bagaimana aku dapat membagi waktu dan tenagaku untuk semua hal ini", keluhnya. Perasaan haru, bangga, terbeban sekaligus lelah. Dapat aku dengar setiap bunyi pada sendi-sendinya. Sebentar lagi burung besi itu akan membawanya pergi beberapa waktu, menerbangkan kutipan mimpi sederhananya yang dengan cara yang sama akan jadi kenyataan. Di tengah kebisingan aktifitasnya hari itu dia diam sebentar, kemudian berbisik lirih. Bagaimana nanti aku tanpa mu ya, aku akan mencari cara untuk selalu menemuimu, harus!
Tahukah kamu, aku ini orang bebal yang gemar tersenyum-senyum lugu. Aku baru sanggup merasa hanya oleh rengekan orang-orang kecanduan yang hampir mati. Bagaimana mungkin aku bisa mengelak darimu yang selalu seperti ini? Lelah, kecanduan, sekarat dan merengek.
Tuesday, July 06, 2010
Monday, July 05, 2010
27
Rembulan menutup mata nya hari ini, bermalas-malasan dia dalam peraduan. Meredam lonjak-lonjak emosi yang tak kunjung padam. Aku rindu berbicara akrab dengan waktu, dalam nada sederhana. Tanpa meminta, tanpa mengejar, tanpa menuntut. Bermanja-manjaan dalam genggaman tubuhnya yang hangat, terlelap bersama angan. Aku tak peduli lagi dengan waktu yang telah berkhianat dengan bumi, kekasihku. Sementara pucuk-pucuk hijau merekah dan kembang-kembang megar ruah, aku tersadar akan satu kepastian. Harapan tak berbatas ruang dan waktu. Kamu, aku, kita melimpah ruah di atas kesementaraan yang ditaburi percik-percik keabadian. Bagaimana mungkin kau memunguti dan mengumpulkannya dalam waktu sambil berharap akan diterbangkan dalam kepenuhan, tahukah kamu bahwa kita melekat pada kesementaraan yang hakiki. Meludah, menjilat ludah sudah biasa di sini. Meracik kejujuran dengan kebohongan pun menjadi sebuah keahlian yang bernilai jual tinggi. Aku sebenarnya muak, berharap akan kesementaraan ini, berharap akan sesuatu yang pasti akan hilang dan pergi. Menangis, tertawa dan menangis lagi. Sungguh melelahkan.
Sunday, July 04, 2010
28
Senyum, tawa, canda dan cerita
Apa lagi yang kita perlu?
Untuk membangun hari
Rindu, gundah, galau dan hasrat
Apa lagi yang kita perlu?
Untuk membangun cinta
Mengapakah hari tak risau kan cinta
Sedangkan cinta terus memusuh hari
Entah kapan mereka kan saling memeluk dalam ikatan..
Apa lagi yang kita perlu?
Untuk membangun hari
Rindu, gundah, galau dan hasrat
Apa lagi yang kita perlu?
Untuk membangun cinta
Mengapakah hari tak risau kan cinta
Sedangkan cinta terus memusuh hari
Entah kapan mereka kan saling memeluk dalam ikatan..
Saturday, July 03, 2010
29
Menyeruak keremangan pagi yang masih menggeliat-geliat
Terkantuk-kantuk menunggu datangnya siang
Tertawa riang bersama malaikat-malaikat kecil yang meminta sayap
Menuntun senyumnya menuju hamparan pengalaman di ketinggian
Sore pun tak kalah berjasanya
Meninggalkan ketidakpeluhan dalam sebuah amplop putih
Berdesak-desakan menuruni bukit, lagi-lagi bersama canda dan tawa
Menerjang badai hujan dengan tarikan-tarikan nafas penumpang di belakang
Malam pun terasa pekat dalam kejenuhan mata yang tengah merekah
Bersama insan yang tak kan bisa lebih lagi aku mengenalnya
Meneriakkan kemenangan yang setengah hati tengah ku harapkan
Tapi toh, dapat membuatku lebih tersenyum lagi menyambut mimpi
Hari yang menyenangkan, melupakan sejenak kenyataan
Dari hitungan mundur yang tengah berjalan...
tik.. tak.. tik.. tuk..
tik.. tak.. tik.. tuk..
Terkantuk-kantuk menunggu datangnya siang
Tertawa riang bersama malaikat-malaikat kecil yang meminta sayap
Menuntun senyumnya menuju hamparan pengalaman di ketinggian
Sore pun tak kalah berjasanya
Meninggalkan ketidakpeluhan dalam sebuah amplop putih
Berdesak-desakan menuruni bukit, lagi-lagi bersama canda dan tawa
Menerjang badai hujan dengan tarikan-tarikan nafas penumpang di belakang
Malam pun terasa pekat dalam kejenuhan mata yang tengah merekah
Bersama insan yang tak kan bisa lebih lagi aku mengenalnya
Meneriakkan kemenangan yang setengah hati tengah ku harapkan
Tapi toh, dapat membuatku lebih tersenyum lagi menyambut mimpi
Hari yang menyenangkan, melupakan sejenak kenyataan
Dari hitungan mundur yang tengah berjalan...
tik.. tak.. tik.. tuk..
tik.. tak.. tik.. tuk..
Friday, July 02, 2010
30
Mengapa kebenaran harus dipilih?
Aku tidak yakin dia itu untuk dipilih?
Bukan kah kebenaran itu hakiki, mutlak!
Bukan merupakan hal yang dipilih untuk menjadi benar!
Tapi aku pun tak kuasa untuk memilih
Aku pilih saja apa yang ada sekarang
Walalu aku tidak yakin itu benar
Walau aku tidak yakin kemana pilihan ini akan membawaku
Aku akan tetap berkhianat padanya
Pada pilihan ini yang tidak pernah aku yakini
Mungkin selamanya aku akan berkhianat
Selingkuh pada kebenaran yang sejati
Ahhhhh....
Waktu berjalan mundur sekarang
Tidak ada waktu untuk pilihan-pilihan lain
Berhitung! Sekarang! Lariiiiiiiiiiiiiiii..............
Aku tidak yakin dia itu untuk dipilih?
Bukan kah kebenaran itu hakiki, mutlak!
Bukan merupakan hal yang dipilih untuk menjadi benar!
Tapi aku pun tak kuasa untuk memilih
Aku pilih saja apa yang ada sekarang
Walalu aku tidak yakin itu benar
Walau aku tidak yakin kemana pilihan ini akan membawaku
Aku akan tetap berkhianat padanya
Pada pilihan ini yang tidak pernah aku yakini
Mungkin selamanya aku akan berkhianat
Selingkuh pada kebenaran yang sejati
Ahhhhh....
Waktu berjalan mundur sekarang
Tidak ada waktu untuk pilihan-pilihan lain
Berhitung! Sekarang! Lariiiiiiiiiiiiiiii..............
Thursday, July 01, 2010
NGERI
Ya Tuhan, aku ngeri
Bulu kudukku berdiri
Nafasku memburu dan lidahku kering
Jantung pun tak tahu hendak tergesa-gesa lari ke mana
Memandang awan-awan birumu tanpa kata-kata
Membiarkan lengkuk-lengkuk bantalan putihnya menceritakan Keagungan
Dan hembusan angin yang membisikkan rahasia-rahasia Nya
Alam menjelaskan semuanya sampai bertanya pun aku tidak sanggup
Mengapakah pengertian ini bisa segini gamblang ternyatakan
Mengapakah kau beri pengertian sejelas ini?
Tidak ada yang tidak aku mengerti
Sama sekali tidak kau beri kesempatan untuk ada sama sekali!
Dan sekarang aku mengerti, betapa pengertian itu sungguh ngeri
Mengerti hal yang orang lain tidak mengerti sungguh menakutkan
Di sini lah masa, ketika mahluk penanya jera untuk mengerti
Rahasia Keagungan Ilahi yang sungguh teramat ngeri..
Bulu kudukku berdiri
Nafasku memburu dan lidahku kering
Jantung pun tak tahu hendak tergesa-gesa lari ke mana
Memandang awan-awan birumu tanpa kata-kata
Membiarkan lengkuk-lengkuk bantalan putihnya menceritakan Keagungan
Dan hembusan angin yang membisikkan rahasia-rahasia Nya
Alam menjelaskan semuanya sampai bertanya pun aku tidak sanggup
Mengapakah pengertian ini bisa segini gamblang ternyatakan
Mengapakah kau beri pengertian sejelas ini?
Tidak ada yang tidak aku mengerti
Sama sekali tidak kau beri kesempatan untuk ada sama sekali!
Dan sekarang aku mengerti, betapa pengertian itu sungguh ngeri
Mengerti hal yang orang lain tidak mengerti sungguh menakutkan
Di sini lah masa, ketika mahluk penanya jera untuk mengerti
Rahasia Keagungan Ilahi yang sungguh teramat ngeri..
Wednesday, June 30, 2010
Berhenti
Ya, aku akan berhenti di saat semuanya mengalir deras
Rindumu, pengakuanmu, kejujuranmu
Sungguh, aku akan berhenti
Dan kamu, atas segala kesedihanmu yang membanjiriku
Kenyamanan, tawa renyah di setiap saat setiap waktuku
Sungguh, aku akan berhenti
Karena esok tak kan lagi ada waktu untuk memilih
Tak kan lagi ada waktu untuk berfikir
Tentang hipnotis rasa-rasa yang terpilin indah
Indah, indah, indah
Aku sudah bosan dengan kemewahan yang membutakan
Aku sudah bosan berlari dari kenyataan
Sekarang, aku akan berhenti berlari
Membangunkan hati dari mimpi-mimpi
Sekarang!
Rindumu, pengakuanmu, kejujuranmu
Sungguh, aku akan berhenti
Dan kamu, atas segala kesedihanmu yang membanjiriku
Kenyamanan, tawa renyah di setiap saat setiap waktuku
Sungguh, aku akan berhenti
Karena esok tak kan lagi ada waktu untuk memilih
Tak kan lagi ada waktu untuk berfikir
Tentang hipnotis rasa-rasa yang terpilin indah
Indah, indah, indah
Aku sudah bosan dengan kemewahan yang membutakan
Aku sudah bosan berlari dari kenyataan
Sekarang, aku akan berhenti berlari
Membangunkan hati dari mimpi-mimpi
Sekarang!
Tuesday, June 29, 2010
Ruang Waktu
Ruang ini lengang, pengap..
Untungnya mentari selalu menghibur dengan serpihan-serpihan sinarnya yang menyelinap masuk
Tempat ini begitu berbau dirimu dan kesepian-kesepianmu
Namun aku tau mengapa, peraduan ini selalu bisa membawa mu lari dari kenyataan di luar pintu
Pintu yang dapat diintip dari luar itu
Aku membayangkan dirimu menatap langit-langit ini
Merenungkan kejatuhan di sela-sela penyesalanmu
Meminta ampun pada dosa yang sekarang tengah mengerogoti mu
Melarutkan mu dengan lidah-lidah api nya yang menghanguskan ekormu
Entah mengapa aku merasa nyaman
Merasa nyaman membayangkan ketidaknyamananmu
Setidak-tidaknya aku dapat mengenangmu dari sekarang
Kenangan di mana aku bisa melihat segala sesuatu dari mata mu yang layu
Kenangan tentang kegundahan, kegelisahan, kesabaran dan kekuatan
Kenangan tentang ruang ini
___________________________________________________________________________________
Sunday, June 28, 2010
5 Tahun
Bukan waktu yang singkat untuk melepaskannya
Dua buku besar dan serpihan kertas bertuliskan angka-angka itu
Dan beberapa album foto yang menunjukkan senyuman-senyuman ikhlas pemiliknya
Hari ini aku serahakan semua lembaran-lembaran kertas merah dan biru yang ku simpan
Bukan jumlahnya namun kebanggaan di mana aku akhirnya mampu mengemban tugas ini sampai akhir
Kuserahkan ke tangan nya yang segera ku suruh untuk menghitung ulang
Adik, jagalah tanggung jawab ini, jagalah buku ini dan tuliskan lah hanya angka kebenaran di dalamnya
Jangan lah kau tergoda, dan perbaikilah kekhilafan ku yang kadang pelupa
Jagalah terus organisasi kita, organisasi yang akan terus melayani mereka
Anak-anak yang ingin tersenyum bersama kita di jalanan...
Untungnya mentari selalu menghibur dengan serpihan-serpihan sinarnya yang menyelinap masuk
Tempat ini begitu berbau dirimu dan kesepian-kesepianmu
Namun aku tau mengapa, peraduan ini selalu bisa membawa mu lari dari kenyataan di luar pintu
Pintu yang dapat diintip dari luar itu
Aku membayangkan dirimu menatap langit-langit ini
Merenungkan kejatuhan di sela-sela penyesalanmu
Meminta ampun pada dosa yang sekarang tengah mengerogoti mu
Melarutkan mu dengan lidah-lidah api nya yang menghanguskan ekormu
Entah mengapa aku merasa nyaman
Merasa nyaman membayangkan ketidaknyamananmu
Setidak-tidaknya aku dapat mengenangmu dari sekarang
Kenangan di mana aku bisa melihat segala sesuatu dari mata mu yang layu
Kenangan tentang kegundahan, kegelisahan, kesabaran dan kekuatan
Kenangan tentang ruang ini
___________________________________________________________________________________
Sunday, June 28, 2010
5 Tahun
Bukan waktu yang singkat untuk melepaskannya
Dua buku besar dan serpihan kertas bertuliskan angka-angka itu
Dan beberapa album foto yang menunjukkan senyuman-senyuman ikhlas pemiliknya
Hari ini aku serahakan semua lembaran-lembaran kertas merah dan biru yang ku simpan
Bukan jumlahnya namun kebanggaan di mana aku akhirnya mampu mengemban tugas ini sampai akhir
Kuserahkan ke tangan nya yang segera ku suruh untuk menghitung ulang
Adik, jagalah tanggung jawab ini, jagalah buku ini dan tuliskan lah hanya angka kebenaran di dalamnya
Jangan lah kau tergoda, dan perbaikilah kekhilafan ku yang kadang pelupa
Jagalah terus organisasi kita, organisasi yang akan terus melayani mereka
Anak-anak yang ingin tersenyum bersama kita di jalanan...
Sunday, June 27, 2010
Darah
Kita terdiam di sini, diantar bunyi dering-dering telepon
Tak satu pun diantara kita kan beranjak dan mengangkatnya
Seakan menikmati suasana mistis yang tengah memecah-mecah sunyi
Kita terdiam menatap ruang, di penjara kamarnya masing-masing
Merenungkan hal yang tak pernah terbersit dari kesadaran
Namun sekarang telah mengejewantahkan bentuknya dalam tudingan-tudingan kasar
Kita terdiam akan apa yang baru saja terjadi
Teriakan-teriakan yang menghancurkan hati
Dan kalimat terakhir yang tersekat tangis
Mengapa kah kita begini?
Diam dalam persaudaraan, benci dengan darah yang mengalir deras di tubuh ini
bukan kah kita harusnya satu? bukankah kita harusnya malu?
Tak satu pun diantara kita kan beranjak dan mengangkatnya
Seakan menikmati suasana mistis yang tengah memecah-mecah sunyi
Kita terdiam menatap ruang, di penjara kamarnya masing-masing
Merenungkan hal yang tak pernah terbersit dari kesadaran
Namun sekarang telah mengejewantahkan bentuknya dalam tudingan-tudingan kasar
Kita terdiam akan apa yang baru saja terjadi
Teriakan-teriakan yang menghancurkan hati
Dan kalimat terakhir yang tersekat tangis
Mengapa kah kita begini?
Diam dalam persaudaraan, benci dengan darah yang mengalir deras di tubuh ini
bukan kah kita harusnya satu? bukankah kita harusnya malu?
Saturday, June 26, 2010
People
People, passion, principles
Free will..
For they're good at being bad
For they're bad at being good
Sometimes they're a winner for being a losser
Sometimes they're a losser for being a winner
People come, and people go
They're learn, but some aren't
Some get richer some get poorer
Some get wiser some get more fool
Some may talk, some may remain in silent...
__________________________________________________________________________________
Friday, June 25, 2010
Badut Kelam
Dia tertawa lagi, menyerukan lelucon-lelucon kotor khasnya
Mengaduk-aduk isi makanan tiap perut bawahannya di sana
Mempermalukan diri demi mendudukkan tiap insan pada sofa hangat kebersamaan
Sungguh, aku kira itu hanya topeng
Menatap wanita-wanita dari balik kacamata hitamnya
Dengan komentar menggelitiknya yang lagi-lagi jorok
Lalu seketika merubah pembicaraan menjadi sangat serius dan sistematik
Sungguh, aku kira itu hanya topeng
Namun dia, sungguh menghardik segala takdir
Menarikan lidahnya di atas hasrat-hasrat setiap orang
Merengkuh setiap hawa yang melahirkan insan untuk memanggilnya ayah
Tak peduli berapa banyak hati yang bertekuk lutut memanggilnya kekasih
Hitam, kelam..
Manusia seperti apa yang sanggup mengatur semua hasrat itu?
Dia, ya dia berhasil..
Mengenakan topeng di atas topeng
__________________________________________________________________________________
Thursday, June 24, 2010
Kotak putih ini melaju di atas aspal, membawaku entah kemana
Bersama kabut-kabut hitam di langit yang pekat
Menusukkan sendi-sendi dengan tiupan malam
Hari ini aku tertawa dalam lelah, menyambut hari esok yang entah apa
Menikmati pendar-pendar cahaya kota di ketinggian
Membayangkan asinnya jagung-jagung bakar
Memberikan kehangatan pada jari-jari yang sudah mengeriput
__________________________________________________________________________________
Wednesday, June 23, 2010
Tubuh rentannya sudah menua, tertumbang tumbang dia oleh waktu
Aku tengah berhenti meratapi sesuatu yang telah ku tau akan terjadi
Mengais-ngais rasa iba yang entah kemana menguap bersama kepasrahan hati
Mengenang hari-hari di mana tangis tak mampu terpecah lagi
Dunia ini hanya untuk di sini, aku tau hanya sebentar lagi
Semua masalah menunggu dan melepaskannya pergi
__________________________________________________________________________________
Tuesday, June 22, 2010
Di bangku-bangku nya aku berfikir tentang pilihan
Pilihan yang mungkin saja tidak semestinya aku pilihkan untuk kebenaran
Karena kebenaran tak seharusnya memilih, dia pasti.
Bukan untuk dipilih..
Mungkin, kebenaran memang bukan pada keduanya
Minggu pagi di Victoria Park.
Penuh perenungan, penuh kesederhanaan
Kamu, ya kamu memang tak pernah salah menilai ;)
__________________________________________________________________________________
Monday, June 21, 2010
Akhirnya
Akhirnya kita berjumpa walau tak bisa bertemu
Akhirnya kita bercerita walau tak mungkin semua
Akhirnya kita mendengar walau tak bisa mengerti
Akhirnya kita merasa walau tak lagi sama
Akhirnya kau meledak juga karena semua itu
__________________________________________________________________________________
Sunday, June 20, 2010
PAHLAWANKU
Pahlawanku adalah kamu
Yang sekarang tengah menyibak keramaian minggu ini
Menyeruak pasti di sisi-sisi jalanan yang berdebu
Mengangkat tubuh mungilku ke atas panggung yang baru
Lagi-lagi kamu, si hitam beroda empat
Pagi, siang, malam tak kenal lelah
Berkuda bersama mu dalam suka dan duka
Mengantarkan ku ke gerbang-gerbang gairah kehidupan
__________________________________________________________________________________
Saturday, June 19, 2010
Mengusap wajah baru
Setelah sayap-sayap ini lelah mengepak
Dan peluh membanjiri seluruh tubuh
Kau tiba-tiba datang menerjang, berbalut hitam menunggang kuda abu-abu kebanggaanmu
Segar, tegap, harum dan cerah dalam senyuman
Aku hanya bisa terperangah malu-malu
Berapa kali ku usap wajah ini agar terlihat baru
Namun tak mungkin di antara ruang-ruang pengap pilihan mandor biru di sampingku
Dia sedang asik melantunkan tari-tariannya di tengah-tengah kami yang masih kencur
Menggoda ksatria berbalut hitam yang sesekali menatapku
Aku masih saja mengusap wajah agar terlihat baru
Sampai akhirnya malam menelan waktu membiarkan kami bergurau dengan kantuk
Membuat mataku merah membasah karena lelah dan letih
Di tengah denting nada-nada ruang ini pun aku tak kuasa menguap
Sampai akhirnya tangan ksatria itu menahan usahaku mengusap wajah agar terlihat baru
Suaranya yang dalam berkata
Tak perlu lagi wajah baru, hatimu tak kan terbeli oleh wajah-wajah mana pun
Saat itu aku hanya memandang ragu, namun pulang dengan hati bersemu
Masih bersama kantuk
__________________________________________________________________________________
Friday, June 18, 2010
Free will..
For they're good at being bad
For they're bad at being good
Sometimes they're a winner for being a losser
Sometimes they're a losser for being a winner
People come, and people go
They're learn, but some aren't
Some get richer some get poorer
Some get wiser some get more fool
Some may talk, some may remain in silent...
__________________________________________________________________________________
Friday, June 25, 2010
Badut Kelam
Dia tertawa lagi, menyerukan lelucon-lelucon kotor khasnya
Mengaduk-aduk isi makanan tiap perut bawahannya di sana
Mempermalukan diri demi mendudukkan tiap insan pada sofa hangat kebersamaan
Sungguh, aku kira itu hanya topeng
Menatap wanita-wanita dari balik kacamata hitamnya
Dengan komentar menggelitiknya yang lagi-lagi jorok
Lalu seketika merubah pembicaraan menjadi sangat serius dan sistematik
Sungguh, aku kira itu hanya topeng
Namun dia, sungguh menghardik segala takdir
Menarikan lidahnya di atas hasrat-hasrat setiap orang
Merengkuh setiap hawa yang melahirkan insan untuk memanggilnya ayah
Tak peduli berapa banyak hati yang bertekuk lutut memanggilnya kekasih
Hitam, kelam..
Manusia seperti apa yang sanggup mengatur semua hasrat itu?
Dia, ya dia berhasil..
Mengenakan topeng di atas topeng
__________________________________________________________________________________
Thursday, June 24, 2010
Kotak putih ini melaju di atas aspal, membawaku entah kemana
Bersama kabut-kabut hitam di langit yang pekat
Menusukkan sendi-sendi dengan tiupan malam
Hari ini aku tertawa dalam lelah, menyambut hari esok yang entah apa
Menikmati pendar-pendar cahaya kota di ketinggian
Membayangkan asinnya jagung-jagung bakar
Memberikan kehangatan pada jari-jari yang sudah mengeriput
__________________________________________________________________________________
Wednesday, June 23, 2010
Tubuh rentannya sudah menua, tertumbang tumbang dia oleh waktu
Aku tengah berhenti meratapi sesuatu yang telah ku tau akan terjadi
Mengais-ngais rasa iba yang entah kemana menguap bersama kepasrahan hati
Mengenang hari-hari di mana tangis tak mampu terpecah lagi
Dunia ini hanya untuk di sini, aku tau hanya sebentar lagi
Semua masalah menunggu dan melepaskannya pergi
__________________________________________________________________________________
Tuesday, June 22, 2010
Di bangku-bangku nya aku berfikir tentang pilihan
Pilihan yang mungkin saja tidak semestinya aku pilihkan untuk kebenaran
Karena kebenaran tak seharusnya memilih, dia pasti.
Bukan untuk dipilih..
Mungkin, kebenaran memang bukan pada keduanya
Minggu pagi di Victoria Park.
Penuh perenungan, penuh kesederhanaan
Kamu, ya kamu memang tak pernah salah menilai ;)
__________________________________________________________________________________
Monday, June 21, 2010
Akhirnya
Akhirnya kita berjumpa walau tak bisa bertemu
Akhirnya kita bercerita walau tak mungkin semua
Akhirnya kita mendengar walau tak bisa mengerti
Akhirnya kita merasa walau tak lagi sama
Akhirnya kau meledak juga karena semua itu
__________________________________________________________________________________
Sunday, June 20, 2010
PAHLAWANKU
Pahlawanku adalah kamu
Yang sekarang tengah menyibak keramaian minggu ini
Menyeruak pasti di sisi-sisi jalanan yang berdebu
Mengangkat tubuh mungilku ke atas panggung yang baru
Lagi-lagi kamu, si hitam beroda empat
Pagi, siang, malam tak kenal lelah
Berkuda bersama mu dalam suka dan duka
Mengantarkan ku ke gerbang-gerbang gairah kehidupan
__________________________________________________________________________________
Saturday, June 19, 2010
Mengusap wajah baru
Setelah sayap-sayap ini lelah mengepak
Dan peluh membanjiri seluruh tubuh
Kau tiba-tiba datang menerjang, berbalut hitam menunggang kuda abu-abu kebanggaanmu
Segar, tegap, harum dan cerah dalam senyuman
Aku hanya bisa terperangah malu-malu
Berapa kali ku usap wajah ini agar terlihat baru
Namun tak mungkin di antara ruang-ruang pengap pilihan mandor biru di sampingku
Dia sedang asik melantunkan tari-tariannya di tengah-tengah kami yang masih kencur
Menggoda ksatria berbalut hitam yang sesekali menatapku
Aku masih saja mengusap wajah agar terlihat baru
Sampai akhirnya malam menelan waktu membiarkan kami bergurau dengan kantuk
Membuat mataku merah membasah karena lelah dan letih
Di tengah denting nada-nada ruang ini pun aku tak kuasa menguap
Sampai akhirnya tangan ksatria itu menahan usahaku mengusap wajah agar terlihat baru
Suaranya yang dalam berkata
Tak perlu lagi wajah baru, hatimu tak kan terbeli oleh wajah-wajah mana pun
Saat itu aku hanya memandang ragu, namun pulang dengan hati bersemu
Masih bersama kantuk
__________________________________________________________________________________
Friday, June 18, 2010
Friday, June 04, 2010
Sudahlah!!
Melihatnya terpaku menerawang dan menghisap dalam puntung rokoknya
Mengulum asapnya, seakan ingin segera mati bersamanya
"Gue stuck, gak ngerti lagi deh..."
Entah berapa kali kalimat ini dilafalkannya, seperti ayat suci..
Pemuda berwajah tampan bermasa depan
Menyerah pada hasrat lepas yang pura-pura lemah tak berdaya lalu dengan licik malah balik memenjarakannya
Sudah berapa kali aku bilang bahwa rasa itu penipu
Mengais-ngais iba dengan tipu muslihat cinta sejati nya
Cuihhhhhhh...
Cinta sejati? MIMPI !
Sudah aku bilang berkali-kali, tak ada yang sejati selain Tuhan
Sumber dari segala cinta. Dia adalah sumur dari segala mata air.
Air yang kau agung-agungkan sejati itu cuman serpihan comberan yang kau saring-saring dengan kata-kata manis
Tetap saja bau nya menyengat, merenggut kewarasan otakmu yang tak seberapa itu..
Tak perlu lah kau bunuh lagi sel-sel diri
Toh dirimu tetap sama, dulu, sekarang, besok
Hidung tetap satu, mata tetap dua, jari-jari tetap lima dan namamu
Namamu itu akan tetap sama.. sebut nama itu! namamu! ayo sebut!
Tak perlu berulah dengan waktu, toh dia hanya jalan bersiul dan menggilasmu ringan
Tak peduli kau ada dari mana, dia ya memang begitu
Sudahlah kawan, habis kan mie dalam mangkuk itu
Kita pergi dari sini, kepada kehidupan yang lebih nyata dari keluhan
Mengulum asapnya, seakan ingin segera mati bersamanya
"Gue stuck, gak ngerti lagi deh..."
Entah berapa kali kalimat ini dilafalkannya, seperti ayat suci..
Pemuda berwajah tampan bermasa depan
Menyerah pada hasrat lepas yang pura-pura lemah tak berdaya lalu dengan licik malah balik memenjarakannya
Sudah berapa kali aku bilang bahwa rasa itu penipu
Mengais-ngais iba dengan tipu muslihat cinta sejati nya
Cuihhhhhhh...
Cinta sejati? MIMPI !
Sudah aku bilang berkali-kali, tak ada yang sejati selain Tuhan
Sumber dari segala cinta. Dia adalah sumur dari segala mata air.
Air yang kau agung-agungkan sejati itu cuman serpihan comberan yang kau saring-saring dengan kata-kata manis
Tetap saja bau nya menyengat, merenggut kewarasan otakmu yang tak seberapa itu..
Tak perlu lah kau bunuh lagi sel-sel diri
Toh dirimu tetap sama, dulu, sekarang, besok
Hidung tetap satu, mata tetap dua, jari-jari tetap lima dan namamu
Namamu itu akan tetap sama.. sebut nama itu! namamu! ayo sebut!
Tak perlu berulah dengan waktu, toh dia hanya jalan bersiul dan menggilasmu ringan
Tak peduli kau ada dari mana, dia ya memang begitu
Sudahlah kawan, habis kan mie dalam mangkuk itu
Kita pergi dari sini, kepada kehidupan yang lebih nyata dari keluhan
Thursday, June 03, 2010
Potongan-potongan Cerita Tentang Kamu
Kita saling menghindar di kala malam
Terkenang akan malam-malam sebelumnya yang tak dapat terlelap
Karena gemerincing tawa yang membentuk bayang-bayang di kaki dian
Untuk sesaat kita percaya itu surga
Mereka takkan pernah tau betapa jam demi jam dapat merentangkan masa lalu
Menceritakan gemerisik pedih yang belum mampu pergi meninggalkan hati
Aku ada tuk itu, menghembuskan debu-debu yang menempeli sanubarimu
Melambungkan angan yang kelak menjadi harapan masa depan kita
Aku berisik, berbicara, mengusik..
Mengais-ngais jiwa dengan kuku tajam yang tak lentik
Menghapus air matamu dengan sentuhan hasrat
Meracuni setiap insan dengan kebenaran
Aku, sekarang tak tahu di mana aku harus letakkan hati yang sejati
Bukan dengan meraup semua kisah, dan membingkai nya seperti kumpulan koleksi
Namun dengan menerima dan melangkahkan kaki di atas cerita ini
Cerita yang kelak kan menjadi milik kami
Terkenang akan malam-malam sebelumnya yang tak dapat terlelap
Karena gemerincing tawa yang membentuk bayang-bayang di kaki dian
Untuk sesaat kita percaya itu surga
Mereka takkan pernah tau betapa jam demi jam dapat merentangkan masa lalu
Menceritakan gemerisik pedih yang belum mampu pergi meninggalkan hati
Aku ada tuk itu, menghembuskan debu-debu yang menempeli sanubarimu
Melambungkan angan yang kelak menjadi harapan masa depan kita
Aku berisik, berbicara, mengusik..
Mengais-ngais jiwa dengan kuku tajam yang tak lentik
Menghapus air matamu dengan sentuhan hasrat
Meracuni setiap insan dengan kebenaran
Aku, sekarang tak tahu di mana aku harus letakkan hati yang sejati
Bukan dengan meraup semua kisah, dan membingkai nya seperti kumpulan koleksi
Namun dengan menerima dan melangkahkan kaki di atas cerita ini
Cerita yang kelak kan menjadi milik kami
Wednesday, June 02, 2010
Mengulum malam
Malam-malam penuh misteri mengisi relung-relung kosong di hati
Membuat segala tanya menjadi nyata
Dan kenyataan yang hanyalah tanya
Mengapa hari harus berganti di saat waktu tengah berhenti?
Mengulum semua rasa untuk meniupkan balon-balon mimpi
Sampai dia meletus, kempis, sirna..
Lalu mengulum lagi..
Membuat segala tanya menjadi nyata
Dan kenyataan yang hanyalah tanya
Mengapa hari harus berganti di saat waktu tengah berhenti?
Mengulum semua rasa untuk meniupkan balon-balon mimpi
Sampai dia meletus, kempis, sirna..
Lalu mengulum lagi..
Tuesday, May 25, 2010
Monday, May 17, 2010
My Pacar
Hari ini terik, terasa membakar kulit
Mengais-ngais lembar-lembar kertas usang
Di tengah gersangnya kota
Ahh, sudah berapa lama aku di sini
Di tengah mentari palsu
Dan racun zat yang terhisap
Ingin rasanya aku berlari dan segera memeluk si hitam
Bermanjaan dengan udara buatan di atas empat rodanya yang getir
Betapa berharganya dia, betapa berjasa segala sesuatu yang ada pada dirinya
Kekasih yang selalu menemani kemana saja aku pergi
Kekasih yang hari ini baru saja lulus uji emisi
Selamat ya my baby lancer, kamu sungguh sangat berarti ^^
Mengais-ngais lembar-lembar kertas usang
Di tengah gersangnya kota
Ahh, sudah berapa lama aku di sini
Di tengah mentari palsu
Dan racun zat yang terhisap
Ingin rasanya aku berlari dan segera memeluk si hitam
Bermanjaan dengan udara buatan di atas empat rodanya yang getir
Betapa berharganya dia, betapa berjasa segala sesuatu yang ada pada dirinya
Kekasih yang selalu menemani kemana saja aku pergi
Kekasih yang hari ini baru saja lulus uji emisi
Selamat ya my baby lancer, kamu sungguh sangat berarti ^^
Sunday, May 16, 2010
Sudahlah
Tak perlu menunggu, tak perlu menanti
Harapan baru sudah pasti
Bukan karena itu atau ini
Toh perindu kan selalu berganti pagi
Tak peduli lagu apa yang terperi
Toh tetap selalu ada di sini
Harapan baru sudah pasti
Bukan karena itu atau ini
Toh perindu kan selalu berganti pagi
Tak peduli lagu apa yang terperi
Toh tetap selalu ada di sini
Saturday, May 15, 2010
A Dance
"Percayalah padaku...."
Kata-kata terakhir yang terdengar dari suara dalam dan mata ragunya
Bagaimana aku dapat percaya pada getaran sunyi dan kilau emas putih di antara kami yang hampir tak ber-ruang lagi
Yang aku tahu setelah itu tiba-tiba sebuah dorongan membuat tubuhku berputar riang
Sesuatu lalu menarik cepat tanganku untuk kembali ke dalam rengkuhannya
langkahnya kini membawaku menikmati setiap lekukan
Senyumnya mengembang
Lihat, sekarang barisan gigi rapih itu telah menghapus keraguan di matanya
Tak perlu menggenggam kuat, sentuhan jemari diatas telunjuk menguasai mahligainya
Dia pun bawa arah, kemana kami akhirnya berlabuh dengan keraguan yang semakin pasti
Menikmati terjangan angin di setiap kata-kata menggantung yang tak terdengar
Jika saja lingkar janji tak bergemerincing
Entah berapa senja akan kita lewati dengan langkah-langkah dan putaran-putaran ini
Sampai kapan pun senja ini akan menjadi yang pertama kali melihat terbit tarian pagi
Kata-kata terakhir yang terdengar dari suara dalam dan mata ragunya
Bagaimana aku dapat percaya pada getaran sunyi dan kilau emas putih di antara kami yang hampir tak ber-ruang lagi
Yang aku tahu setelah itu tiba-tiba sebuah dorongan membuat tubuhku berputar riang
Sesuatu lalu menarik cepat tanganku untuk kembali ke dalam rengkuhannya
langkahnya kini membawaku menikmati setiap lekukan
Senyumnya mengembang
Lihat, sekarang barisan gigi rapih itu telah menghapus keraguan di matanya
Tak perlu menggenggam kuat, sentuhan jemari diatas telunjuk menguasai mahligainya
Dia pun bawa arah, kemana kami akhirnya berlabuh dengan keraguan yang semakin pasti
Menikmati terjangan angin di setiap kata-kata menggantung yang tak terdengar
Jika saja lingkar janji tak bergemerincing
Entah berapa senja akan kita lewati dengan langkah-langkah dan putaran-putaran ini
Sampai kapan pun senja ini akan menjadi yang pertama kali melihat terbit tarian pagi
Friday, May 14, 2010
Papua
(Hari ini kenyang mendengar tentang Papua, dan akan segera mati penasaran dengan Raja Ampat. Mengumandangkan lagu Papua, berusaha mengeluarkan suara terbaik untuk menjadikannya album yang cantik, walaupun tak mungkin mampu menjadi secantik dia lukisan sejatinya)
Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Langit membentang luas
Biru laswar di tanahku
Tanah perjanjian
Gunung, lembah, sungai dan pantainya
Indah nian
Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung
Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Manusia Papua, hidup berdampingan
Damai sejahtera,
Masa depan, itu milik kami
Di tanah ini
Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung
Melekat di hatiku
Papua tanahku
(Roberto Ririmase Studio)
Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Langit membentang luas
Biru laswar di tanahku
Tanah perjanjian
Gunung, lembah, sungai dan pantainya
Indah nian
Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung
Sayup ku dengar, bisikan angin padaku
Manusia Papua, hidup berdampingan
Damai sejahtera,
Masa depan, itu milik kami
Di tanah ini
Papua tanahku, airku, bumiku
Tempatku berpijak
Langitnya ku junjung
Tanahnya ku sanjung
Melekat di hatiku
Papua tanahku
(Roberto Ririmase Studio)
Thursday, May 13, 2010
Lagi-lagi aku lagi-lagi aku lagi
Oke dia lagi, tapi ditambah dia yang lain lagi?
Keterlaluan!!
Aduh, kenapa dia lagi?
Astaga, kenapa sekarang ditambah dia nya dia?
Ya ampuuuuuuuuun...
Dalam tepuk ringan tangan yang tak sengaja terpaut mesra detik
Untuk menyeruput segelas es teh manis pun, aku tak boleh tidak merasa bersalah
Untuk satu pandangan ragu saja aku harus merayapi waktu
Apalagi satu pandangan pasti dan buaian-buaiannya
Dia dan dia yang lain yang lebih lagi
Kini aku, dia dan dia yang lain bersamaan lagi, berbincang lagi, berkumpul lagi, tertawa lagi, bertatap lagi..
Ya ampuuuuuuun, begini lagi..
Besok aku akan mulai mengupil agar semua menjadi illfeel
Daripada aku bikin geli dan semua menjadi reptil
_13 Mei_
___________________________________________________________________________________
HAL BIASA
Baru saja, saya merasa melarat.
Dalam 2 jam
Sekarang.. saya menjadi (bukan merasa) kaya raya.
Yah begitu deh..
_12 Mei_
Keterlaluan!!
Aduh, kenapa dia lagi?
Astaga, kenapa sekarang ditambah dia nya dia?
Ya ampuuuuuuuuun...
Dalam tepuk ringan tangan yang tak sengaja terpaut mesra detik
Untuk menyeruput segelas es teh manis pun, aku tak boleh tidak merasa bersalah
Untuk satu pandangan ragu saja aku harus merayapi waktu
Apalagi satu pandangan pasti dan buaian-buaiannya
Dia dan dia yang lain yang lebih lagi
Kini aku, dia dan dia yang lain bersamaan lagi, berbincang lagi, berkumpul lagi, tertawa lagi, bertatap lagi..
Ya ampuuuuuuun, begini lagi..
Besok aku akan mulai mengupil agar semua menjadi illfeel
Daripada aku bikin geli dan semua menjadi reptil
_13 Mei_
___________________________________________________________________________________
HAL BIASA
Baru saja, saya merasa melarat.
Dalam 2 jam
Sekarang.. saya menjadi (bukan merasa) kaya raya.
Yah begitu deh..
_12 Mei_
Tuesday, May 11, 2010
Kidung Rumah
Sudah berapa lama aku tak terbuai kidung
Yang melagukan raga di sesaknya malam
Menyesap dentingan tuts hitam putih di bawah tarian jemari ramping
Dalam balutan putih, semerbak wangi mengabadikan rambut indah nya
Ya Agung, oh Esa
Betapa bersukacitanya Engkau akan setiap senyum kantuk di wajah mereka
Merajai rasa lapar yang terlegakan sambal-sambal kentang empuk
Di antara peluh tuan rumah yang cekatan menuai sendawa para tamu
Percikan-percikan Firman menjarah akar-akar pahit
Melagukan kasih di atas kursi-kursi yang menyesakkan keriangan
Dan ketika pagi datang bersama jabat-jabat perpisahan
Menghempaskan tubuh di atas peraduan tak kan pernah menjadi semerdu itu
Merenggang nafas-nafas syukur bersama angan-angan pujian yang masih terasa menggema
Yang melagukan raga di sesaknya malam
Menyesap dentingan tuts hitam putih di bawah tarian jemari ramping
Dalam balutan putih, semerbak wangi mengabadikan rambut indah nya
Ya Agung, oh Esa
Betapa bersukacitanya Engkau akan setiap senyum kantuk di wajah mereka
Merajai rasa lapar yang terlegakan sambal-sambal kentang empuk
Di antara peluh tuan rumah yang cekatan menuai sendawa para tamu
Percikan-percikan Firman menjarah akar-akar pahit
Melagukan kasih di atas kursi-kursi yang menyesakkan keriangan
Dan ketika pagi datang bersama jabat-jabat perpisahan
Menghempaskan tubuh di atas peraduan tak kan pernah menjadi semerdu itu
Merenggang nafas-nafas syukur bersama angan-angan pujian yang masih terasa menggema
Monday, May 10, 2010
Hujan
Hujan, deras, lebat..
Mendahului rasa-rasa yang berkejaran di atas genangan air
Bayangan mereka memantulkan senyum-senyum kuyup di sela-sela rambut yg menempel di dahi dan pipi
Lantunan bayang pun tak jadi soal dalam hal gemuruh
Mengungguli teriakan girang kaki kaki telanjang yang tengah mengeriput
Adaikan aku ada di sana,bermain dengan riak-riaknya..
_10 Mei 2010_
____________________________________________________________________________________
LAGI LAGI AKU
Lagi-lagi aku
Merasa bertanggungjawab pada tiap lekat pandangnya pagi itu
Untuk apa dia menoreh bayangku yang tak terselami
Olehnya dan hidupnya
Lagi-lagi aku
Yang tak bisa berhenti melagukan mimpi-mimpiku
Tak tahukah dia ini semua hanya tentang aku, bukan untuk menyeruak relung-relungnya yang selama ini tertutup rapat
Bukan untuk menyajikan mimpi yang akan membuai lelap tidurnya
Lagi-lagi aku
Menyambut jabat ragu-ragu yang menyekat suaranya
Ya, tanpa suara dia menjabat dan hanya melekat tatap
Memetik senar-senar dengan bimbangnya sendiri sementara aku mengumandangkan bait-bait cinta dengan lantang pada dunia.
Dia mengiringi tiap sajak ku tanpa lagu
Dia tak membahasakan kata apa pun selain namaku yg terdengar menggantung di udara
Patutkah aku bermegah akan keraguannya? Patutkah pipi ku bersemu akan tanya-tanya yang menghujam jantungnya?
Ahhh, sudahlah.. mungkin lebih baik aku pergi mengambil cermin dan bernyanyi bersamanya saja
karena insan sudah tidak lagi bisa menahan hatinya
Mungkin karena lagi-lagi aku
Tak tahu bagaimana cara untuk berhenti melagukan mimpi-mimpiku
agar tak terdengar olehnya dan mimpi-mimpinya
Tolong jangan dengarkan aku lagi.
_9 Mei 2010_
Mendahului rasa-rasa yang berkejaran di atas genangan air
Bayangan mereka memantulkan senyum-senyum kuyup di sela-sela rambut yg menempel di dahi dan pipi
Lantunan bayang pun tak jadi soal dalam hal gemuruh
Mengungguli teriakan girang kaki kaki telanjang yang tengah mengeriput
Adaikan aku ada di sana,bermain dengan riak-riaknya..
_10 Mei 2010_
____________________________________________________________________________________
LAGI LAGI AKU
Lagi-lagi aku
Merasa bertanggungjawab pada tiap lekat pandangnya pagi itu
Untuk apa dia menoreh bayangku yang tak terselami
Olehnya dan hidupnya
Lagi-lagi aku
Yang tak bisa berhenti melagukan mimpi-mimpiku
Tak tahukah dia ini semua hanya tentang aku, bukan untuk menyeruak relung-relungnya yang selama ini tertutup rapat
Bukan untuk menyajikan mimpi yang akan membuai lelap tidurnya
Lagi-lagi aku
Menyambut jabat ragu-ragu yang menyekat suaranya
Ya, tanpa suara dia menjabat dan hanya melekat tatap
Memetik senar-senar dengan bimbangnya sendiri sementara aku mengumandangkan bait-bait cinta dengan lantang pada dunia.
Dia mengiringi tiap sajak ku tanpa lagu
Dia tak membahasakan kata apa pun selain namaku yg terdengar menggantung di udara
Patutkah aku bermegah akan keraguannya? Patutkah pipi ku bersemu akan tanya-tanya yang menghujam jantungnya?
Ahhh, sudahlah.. mungkin lebih baik aku pergi mengambil cermin dan bernyanyi bersamanya saja
karena insan sudah tidak lagi bisa menahan hatinya
Mungkin karena lagi-lagi aku
Tak tahu bagaimana cara untuk berhenti melagukan mimpi-mimpiku
agar tak terdengar olehnya dan mimpi-mimpinya
Tolong jangan dengarkan aku lagi.
_9 Mei 2010_
Saturday, May 08, 2010
Seniman Bintang Jatuh
Pria tua yang tak mempan di makan usia itu memandangku lekat-lekat
Tak tahan aku melihat gelora muda jauh di dalam mata setengah rabunnya
Tak kuasa tuk tidak merenguh dan membongkarnya di atas meja berminyak penuh dengan sisa-sisa saus kacang, remah roti dan butir-butir coklat ini.
Persis...
Apakah kisah seni harus selalu berjalan seperti itu?
Di antara sumpah-sumpah ibu suri yang meliarkan hasrat lebih lagi
Gejolak yang sama, dengan estetika kantong kering dan gairah-gairah ragu
Merayapi kertas-kertas bernomer seri itu tanpa rasa
Seperti menyuapkan sendok demi sendok makanan basi yang menghidupi gairah nya
Ironis..
Bintang jatuh pun tak kunjung beralih ke pangkuan mereka
Tapi,
Tidak dengan dia yang mengukir senyum di antara ragu ku
Atau aku yang mengukir senyum di antara amarahnya
Mukjizat bintang jatuh takkan pernah bisa menandingi senyum paduan karya keraguan dan amarah insan
Kisah hidup nya seperti nubuat yang menceritakan hari-hari depan ku
Tak seperti dulu, menelisik nyalang pekat dingin di harapan semu malam yang gagah perkasa
Sekarang, aku hanya ingin menutup mata dan membiarkannya melihat harapan itu untukku
Setiap hari, setiap saat, setiap waktu..
_8 Mei 2010_
__________________________________________________________________________________
TUJUH
7 Februari 1987 aku terlahir
7 Mei 2010 aku berpijar
Pada usia 23 Tahun 3 bulan ini aku berhitung
Betapa 279 bulan ini sama dengan 8484 hari dengan tambahan 6 hari (setelah menjalani 6x tahun kabisat) menjadi 8490 hari.
Betapa 8490 hari ini sama dengan 203760 jam
Betapa 203760 jam ini sama dengan 12225600 menit
Betapa 12225600 menit ini sama dengan 733536000 detik
Ya Tuhan, betapa dari angka 7 sampai 7 ratus juta sekalipun Kau hanyalah Engkau yang tetap tiada berubah.
Setia mengisi detik-detik pemimpi dengan kebaikan kasih semesta
Merindumu sungguh keindahan paling sejati
_7 Mei 2010_
Tak tahan aku melihat gelora muda jauh di dalam mata setengah rabunnya
Tak kuasa tuk tidak merenguh dan membongkarnya di atas meja berminyak penuh dengan sisa-sisa saus kacang, remah roti dan butir-butir coklat ini.
Persis...
Apakah kisah seni harus selalu berjalan seperti itu?
Di antara sumpah-sumpah ibu suri yang meliarkan hasrat lebih lagi
Gejolak yang sama, dengan estetika kantong kering dan gairah-gairah ragu
Merayapi kertas-kertas bernomer seri itu tanpa rasa
Seperti menyuapkan sendok demi sendok makanan basi yang menghidupi gairah nya
Ironis..
Bintang jatuh pun tak kunjung beralih ke pangkuan mereka
Tapi,
Tidak dengan dia yang mengukir senyum di antara ragu ku
Atau aku yang mengukir senyum di antara amarahnya
Mukjizat bintang jatuh takkan pernah bisa menandingi senyum paduan karya keraguan dan amarah insan
Kisah hidup nya seperti nubuat yang menceritakan hari-hari depan ku
Tak seperti dulu, menelisik nyalang pekat dingin di harapan semu malam yang gagah perkasa
Sekarang, aku hanya ingin menutup mata dan membiarkannya melihat harapan itu untukku
Setiap hari, setiap saat, setiap waktu..
_8 Mei 2010_
__________________________________________________________________________________
TUJUH
7 Februari 1987 aku terlahir
7 Mei 2010 aku berpijar
Pada usia 23 Tahun 3 bulan ini aku berhitung
Betapa 279 bulan ini sama dengan 8484 hari dengan tambahan 6 hari (setelah menjalani 6x tahun kabisat) menjadi 8490 hari.
Betapa 8490 hari ini sama dengan 203760 jam
Betapa 203760 jam ini sama dengan 12225600 menit
Betapa 12225600 menit ini sama dengan 733536000 detik
Ya Tuhan, betapa dari angka 7 sampai 7 ratus juta sekalipun Kau hanyalah Engkau yang tetap tiada berubah.
Setia mengisi detik-detik pemimpi dengan kebaikan kasih semesta
Merindumu sungguh keindahan paling sejati
_7 Mei 2010_
Thursday, May 06, 2010
Missed
Tanggal 5 hilang sudah, ditelan harapan akan manusia-manusia baju putih yang sudi mengisi ratus lembaran putih di tangan ku, beribu pernyataan yang artinya sudah ditelan terik mentari. Demi sebuah gelar untuk menghidupi (yang kata orang bilang) "kehidupan berpendidikan", maka hari ini saya meratap. Menjadikan debu yang ada di bawah kasur dan di antara buku-buku tak terjamah itu sebagai pelarian T_T
Tuesday, May 04, 2010
Hello and Goodbye
Sweet hello, sad goodbye!
People come, and people go..
When people come and stay near us, we know that they're here but we don't know much about them..
after they leave, you'll realize who they are, and what are they to you..
If you wanna grab something new, something better, something that your heart tells you. You must lose things in your hand first, right now you must make it empty so you can grab your hope with an open hand.. Achieve your dream. But to let go, it's neve be easy...
Life is an art to let go..
Sincerity is the key to let go..
To let go, we must take sincerity as the art of life..
We learn so much from goodbye than hello!
People come, and people go..
When people come and stay near us, we know that they're here but we don't know much about them..
after they leave, you'll realize who they are, and what are they to you..
If you wanna grab something new, something better, something that your heart tells you. You must lose things in your hand first, right now you must make it empty so you can grab your hope with an open hand.. Achieve your dream. But to let go, it's neve be easy...
Life is an art to let go..
Sincerity is the key to let go..
To let go, we must take sincerity as the art of life..
We learn so much from goodbye than hello!
Monday, May 03, 2010
Sukacita
Inikah rasanya, ketika ke-kini-an telinga menerima tenang alun lembut masa lalu sementara mata memandang lekat wajah tampan masa depan?
Inikah rasanya memaafkan?
Inikah rasanya memberi?
Inikah rasanya keikhlasan?
Inikah rasanya harapan?
Inikah rasanya, di mana kau begitu yakin bahwa masa kini mu diberkati oleh masa lalu dan masa depan?
Inikah rasanya sukacita yang daripada Mu?
Inikah rasanya memaafkan?
Inikah rasanya memberi?
Inikah rasanya keikhlasan?
Inikah rasanya harapan?
Inikah rasanya, di mana kau begitu yakin bahwa masa kini mu diberkati oleh masa lalu dan masa depan?
Inikah rasanya sukacita yang daripada Mu?
Sunday, May 02, 2010
Real Art
People who are coming now will go. Life that you're praise now will fade to death. The air that you're breathing now, you must lose it for you to grab a fresh one. You must throw everything in your hand if you wanna grab another chances. It could be better, could be worse. But no matter what you must do it, cos you cant avoid the changing it self in you. After all it said and done, it becomes too clear for me that Life is all about " the art to let go".
Saturday, May 01, 2010
Diam
.....................................................................................................................................
Subscribe to:
Posts (Atom)