Monday, December 31, 2012
Masih 2012
Gegap gempita langit mulai mengaduh,
Resolusi berhamburan dari bibir sosial media,
Pesan-pesan massal
Permintaan maaf maaf, tanpa pemberian maaf
Kita memberi peluk perpisahan untuk sahabat dari waktu,
Sang penyesalan.
Bersyukur hanya akan merindunya
Dan berharap waktu tahun ini akan lebih sepi
Dari sahabatnya.
Friday, December 21, 2012
21-12-2012
Doomsday, they said..
I don't care
But a little smile, imagining if it's real
How beautiful that day would be..
For me dear, it's even sweeter
This day ringing like an alarm in the morning
Not with an ugly disturbing sound
But with a warm soft kisses on my forehead
You always give me the best give, everyday
By reminding me,
That i deserve to be loved 'till the end
By you...
Thank you, so much
It warms me like a never ending hugs
Never ending hope,
Never ending love,
If it's a doomday my dear,
I'll be there on the east
Waiting for the first sun shine
A new day, a new hope, a new you
Happy anniversary my Angel.
Keep smiling from above =)
Friday, March 02, 2012
Rumah
Hari ini ada lagi yang pergi
Entah berapa ruh hilir mudik menembus langit hari ini
Yang turun siap-siap tarik nafas untuk menangis sekencang mungkin
Yang naik menembus langit kebanyakan tersenyum sumringah penuh rindu
Siapa yang tidak merindukan rumah
Semegah apa pun istana-istana
Tidak ada yang dapat memeluk relung
Sehangat rumah
Aku tengah berdiri di bibir senja
Tersipu menyaksikan lalu lintas perjalanan para ruh
Aku masih berpijak, terbelenggu, kaku oleh balutan daging
Dan rambut panjang yang selalu ku rawat setiap hari tengah menjerat akalku
Wahai mentari yang hendak terbenam malu-malu
Jangan lah megahkan langit kemerahanmu
Tahukah betapa cantiknya kamu, betapa hangatnya kamu, betapa sempurna
Aku kadung rindu rumah, kadung rindu kepada Ayah
Suatu hari ku kan berlari telanjang menerjang awan
Mendobrak pintu-pintu langit
Merobek ruang-ruang hampa
Menepis kabut-kabut buta
Ayah.. ayah.. kita sudah sampai rumah..
Entah berapa ruh hilir mudik menembus langit hari ini
Yang turun siap-siap tarik nafas untuk menangis sekencang mungkin
Yang naik menembus langit kebanyakan tersenyum sumringah penuh rindu
Siapa yang tidak merindukan rumah
Semegah apa pun istana-istana
Tidak ada yang dapat memeluk relung
Sehangat rumah
Aku tengah berdiri di bibir senja
Tersipu menyaksikan lalu lintas perjalanan para ruh
Aku masih berpijak, terbelenggu, kaku oleh balutan daging
Dan rambut panjang yang selalu ku rawat setiap hari tengah menjerat akalku
Wahai mentari yang hendak terbenam malu-malu
Jangan lah megahkan langit kemerahanmu
Tahukah betapa cantiknya kamu, betapa hangatnya kamu, betapa sempurna
Aku kadung rindu rumah, kadung rindu kepada Ayah
Suatu hari ku kan berlari telanjang menerjang awan
Mendobrak pintu-pintu langit
Merobek ruang-ruang hampa
Menepis kabut-kabut buta
Ayah.. ayah.. kita sudah sampai rumah..
Thursday, March 01, 2012
Sekarang bersama Realita
Apakah selama ini dunia berputar di poros yang salah, sampai-sampai aku baru mengerti
Atau hanya aku yang selama ini terlalu berusaha melawan arus bumi, entah untuk apa
Aku duduk diam menatap ke belakang, betapa jauhnya semua peristiwa itu
Apakah benar aku tengah melaluinya?
Aku menarik nafas menatap tanah tempatku berpijak, begitu hijau luas dan segar
Sekarang kah mimpi, atau kemarin, atau besok, atau yang mana?
Jika memang ada yang dinamakan duka, betapa usang rupanya!
Sekarang, hanya ada satu hal yang tidak aku miliki; Alasan
Alasan untuk menangis, alasan untuk berduka, alasan untuk kehilangan
Karena kamu telah menghujaniku dengan realita yang begitu nyata
Apakah arti sebuah alasan yang tergilas waktu?
Bilur-bilur yang tersisa hanya mengenai asa dan harapan
Karena esok tidak ada lagi airmata, tidak ada lagi kehilangan
Hanya ada kerinduan akan sebuah pertemuan yang sejati
Sukacita yang abadi
Teruntuk kamu, untuk kesekian kalinya
Terimakasih.
Atau hanya aku yang selama ini terlalu berusaha melawan arus bumi, entah untuk apa
Aku duduk diam menatap ke belakang, betapa jauhnya semua peristiwa itu
Apakah benar aku tengah melaluinya?
Aku menarik nafas menatap tanah tempatku berpijak, begitu hijau luas dan segar
Sekarang kah mimpi, atau kemarin, atau besok, atau yang mana?
Jika memang ada yang dinamakan duka, betapa usang rupanya!
Sekarang, hanya ada satu hal yang tidak aku miliki; Alasan
Alasan untuk menangis, alasan untuk berduka, alasan untuk kehilangan
Karena kamu telah menghujaniku dengan realita yang begitu nyata
Apakah arti sebuah alasan yang tergilas waktu?
Bilur-bilur yang tersisa hanya mengenai asa dan harapan
Karena esok tidak ada lagi airmata, tidak ada lagi kehilangan
Hanya ada kerinduan akan sebuah pertemuan yang sejati
Sukacita yang abadi
Teruntuk kamu, untuk kesekian kalinya
Terimakasih.
Sunday, July 10, 2011
Hilang
Sejenak garis-garis itu hilang
Dalam sebuah kotak transparan tentang dunia
Si gadis kecil termenung sendiri dalam senyum
Hatinya menggebu-gebu pada setiap hentak gairah yang sempat hilang
"Ahh, betul kan? Apa aku bilang!
Kata hati tidak pernah salah
Hidup ini lah yang tidak selalu benar
Kalau pun salah, paling tidak kita tak berkhianat pada diri sendiri.."
Aroma kopi memeluk lembut udara
Menggambarkan banyak hal ketika mata nya mulai terpejam
Melodi tak pernah meninggalkan asa, dia ada dan setia
Dan tari-tarian ini akan terus memuja keberanian untuk hidup
Apalagi yang bisa mengekspresikan kemenangan selain rasa syukur akan kebahagiaan?
Dalam sebuah kotak transparan tentang dunia
Si gadis kecil termenung sendiri dalam senyum
Hatinya menggebu-gebu pada setiap hentak gairah yang sempat hilang
"Ahh, betul kan? Apa aku bilang!
Kata hati tidak pernah salah
Hidup ini lah yang tidak selalu benar
Kalau pun salah, paling tidak kita tak berkhianat pada diri sendiri.."
Aroma kopi memeluk lembut udara
Menggambarkan banyak hal ketika mata nya mulai terpejam
Melodi tak pernah meninggalkan asa, dia ada dan setia
Dan tari-tarian ini akan terus memuja keberanian untuk hidup
Apalagi yang bisa mengekspresikan kemenangan selain rasa syukur akan kebahagiaan?
Thursday, July 07, 2011
Ikhlas Mencintai Hidup
Setidaknya kita tahu malam ini esok berlalu
Keheningannya membuat kita lebih dewasa
Rebana jantung sempat berdegup dalam amarah
Menghadapi dengki dan iri para binatang jalang
Seharusnya aku duduk manis menikmati salakan ngawurnya
Sebentuk pujian iblis terhadap mangsa yang dia kagumi dengan benci
Dan perlahan aku menghirup semua udara dalam tubuhku
Membersihkan semua racun tersisa yang mereka lemparkan, dengan keihklasan
Hai dunia, aku ingin tertawa sebentar
Secarik surat cinta seorang anak haram pada ibu yang membesarkannya,
apakah sungguh tak menggetarkanmu?
Bisakah kita lipat kebodohan ini dalam drama manis dan mengakhirinya dengan kemenangan?
Hidup untuk mengerti,untuk menunggu, untuk berharap, untuk percaya ?
Oh sudahlah,
Cukup dengan bernafas dalam keikhlasan mencintai hidup
Keheningannya membuat kita lebih dewasa
Rebana jantung sempat berdegup dalam amarah
Menghadapi dengki dan iri para binatang jalang
Seharusnya aku duduk manis menikmati salakan ngawurnya
Sebentuk pujian iblis terhadap mangsa yang dia kagumi dengan benci
Dan perlahan aku menghirup semua udara dalam tubuhku
Membersihkan semua racun tersisa yang mereka lemparkan, dengan keihklasan
Hai dunia, aku ingin tertawa sebentar
Secarik surat cinta seorang anak haram pada ibu yang membesarkannya,
apakah sungguh tak menggetarkanmu?
Bisakah kita lipat kebodohan ini dalam drama manis dan mengakhirinya dengan kemenangan?
Hidup untuk mengerti,untuk menunggu, untuk berharap, untuk percaya ?
Oh sudahlah,
Cukup dengan bernafas dalam keikhlasan mencintai hidup
Wednesday, March 30, 2011
Choose the Change
I don't change you..
You don't change me..
It is time that changes us..
Tomorrow, are we gonna be together or fall apart?
It's another thing called choice, the only thing we can control
Love is in me and my choice to have you
And my choice to keep it until tomorrow
And my choice to have it until you were gone
You don't change me..
It is time that changes us..
Tomorrow, are we gonna be together or fall apart?
It's another thing called choice, the only thing we can control
Love is in me and my choice to have you
And my choice to keep it until tomorrow
And my choice to have it until you were gone
Monday, March 28, 2011
Anyway
I just remember how you use the word "anyway"
To end the day
To end the conversation
Mostly, to end the madness
And i just realize how the word "anyway" ends us up.
To end the day
To end the conversation
Mostly, to end the madness
And i just realize how the word "anyway" ends us up.
Sunday, March 27, 2011
Dialog Waktu yang Dikejar Waktu
Waktu, akan berubah. Begitu juga kamu. Secangkir kopi hangat ini akan tersentuh oleh waktu, meninggalkan pahit kegetiran yang tak asa menjamahi pipi dan rambutmu
Waktu, mengapa kau beri rindu. Tidak cukup setiap retak kau hempas ditiap kecupan malam yang lekas membekas.
Waktu, dapat kah kau berdiam sejenak, aku lelah berlari dalam lingkaran bumi. Mengendus setiap bahagia dari peti mati kenangan. Mengingat dan lupa berkali-kali.
Waktu, mari ku tunjukkan ruang untukmu. Diantara gemintang yang kelam namun hangat, diantara sinar yang terang sebentar lenyap.
Waktu, suara ini terlalu merdu aku ingin mati di dalamnya, sungguh aku ingin segala keigninan mati, berikan aku kamu, untuk menikmati ketidakinginan
Waktu, kau kah itu? Mengetuk-ngetuk tanpa henti. Apa mau mu?
Waktu, kau tersipu, aku hanya membenamkan diri dalam kemilau puisi berdansa dengan yang tak pasti. Kau pun tahu tiada yang pasti sebelum mati dan pergi..
Waktu, biarlah aku hidup dalam detik-detik termiliki dan memiliki, sungguh tiada pelukan yang mengecup langsung kepenuhan hati
Waktu, kau boleh berubah, semua boleh berubah tapi jangan ambil ini..
Waktu, biarlah rasa ini terus begini dan di sini..
Waktu, mengapa kau beri rindu. Tidak cukup setiap retak kau hempas ditiap kecupan malam yang lekas membekas.
Waktu, dapat kah kau berdiam sejenak, aku lelah berlari dalam lingkaran bumi. Mengendus setiap bahagia dari peti mati kenangan. Mengingat dan lupa berkali-kali.
Waktu, mari ku tunjukkan ruang untukmu. Diantara gemintang yang kelam namun hangat, diantara sinar yang terang sebentar lenyap.
Waktu, suara ini terlalu merdu aku ingin mati di dalamnya, sungguh aku ingin segala keigninan mati, berikan aku kamu, untuk menikmati ketidakinginan
Waktu, kau kah itu? Mengetuk-ngetuk tanpa henti. Apa mau mu?
Waktu, kau tersipu, aku hanya membenamkan diri dalam kemilau puisi berdansa dengan yang tak pasti. Kau pun tahu tiada yang pasti sebelum mati dan pergi..
Waktu, biarlah aku hidup dalam detik-detik termiliki dan memiliki, sungguh tiada pelukan yang mengecup langsung kepenuhan hati
Waktu, kau boleh berubah, semua boleh berubah tapi jangan ambil ini..
Waktu, biarlah rasa ini terus begini dan di sini..
Saturday, March 26, 2011
Ayo kita dukung Earth Hour!
Sejenak teruntuk Bumi
Bumi ku..
Sebongkah permata biru dengan aroma hijau kehidupan
Meringsut bara dari perut merahnya yang terbakar nafsu
Uang, harta, keegoisan, membakar nurani langit
Menyesap awan-awan putih yang hendak berteduh dari ganasnya mentari.
Manusia..
Mengapa bingung kala malam membeku siang neraka turun
Badai, banjir, kekeringan, bencana, kematian memang tak berwarna hijau
Tak bernadi ataupun bernafas
Apa salahnya kau berdiam dan nyalakan seonggok lilin untuk menziarahi bumi..
Dendangkan sejenak nyanyian kepedulian
- Ayo dukung gerakan Earth Hour, hari ini 26 Maret jam 20.30-21.30 dengan cara mematikan lampu rumah kamu selama satu jam itu. Setiap gerakan yang positif untuk lingkungan harus kita dukung. By switching off your lights for Earth Hour you are acknowledging and celebrating your commitment to do something more for the planet that goes beyond the hour with a long-term behavioral change. =)
Bumi ku..
Sebongkah permata biru dengan aroma hijau kehidupan
Meringsut bara dari perut merahnya yang terbakar nafsu
Uang, harta, keegoisan, membakar nurani langit
Menyesap awan-awan putih yang hendak berteduh dari ganasnya mentari.
Manusia..
Mengapa bingung kala malam membeku siang neraka turun
Badai, banjir, kekeringan, bencana, kematian memang tak berwarna hijau
Tak bernadi ataupun bernafas
Apa salahnya kau berdiam dan nyalakan seonggok lilin untuk menziarahi bumi..
Dendangkan sejenak nyanyian kepedulian
- Ayo dukung gerakan Earth Hour, hari ini 26 Maret jam 20.30-21.30 dengan cara mematikan lampu rumah kamu selama satu jam itu. Setiap gerakan yang positif untuk lingkungan harus kita dukung. By switching off your lights for Earth Hour you are acknowledging and celebrating your commitment to do something more for the planet that goes beyond the hour with a long-term behavioral change. =)
Wednesday, March 23, 2011
Andai Kamu Tahu
Andaikan kamu tahu, apa arti satu mimpi bagiku
Kamu..
Kamu hadir dan sekarang pergi, aku mengerti
Suatu hari aku berfikir untuk lari
Karena aku lelah untuk peduli
Aku lelah menghadapi mimpi-mimpi yang tak kau mengerti
Andai semua rasa bisa kuganti
Sungguh aku tak ingin lagi
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Mimpi bahagia, tentang kita
Kamu, ya kamu, seluruhnya
Mimpi bersama dalam setiap duniamu
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Andai saja…
___________________________________________________
DIA YANG KAU KENAL SEBAGAI AKU
Tidak kah kau mengerti
Semua tentang aku
Aku…
Haruskah airmata bergeming dalam kemaluan
Aku jijik mengaduh terus
Merasuki hati dengan peluh
Tahukah kamu ini aku
Sembunyi dibalik puisi
Diam diantar mentari sore yang mewangi
Tahukah kamu aku bukan dia
Dia yang selama ini kau kenal, sebagai aku
sungguh, aku bukan dia..
Kamu..
Kamu hadir dan sekarang pergi, aku mengerti
Suatu hari aku berfikir untuk lari
Karena aku lelah untuk peduli
Aku lelah menghadapi mimpi-mimpi yang tak kau mengerti
Andai semua rasa bisa kuganti
Sungguh aku tak ingin lagi
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Mimpi bahagia, tentang kita
Kamu, ya kamu, seluruhnya
Mimpi bersama dalam setiap duniamu
Andaikan kamu tahu apa arti satu mimpi bagiku
Andai saja…
___________________________________________________
DIA YANG KAU KENAL SEBAGAI AKU
Tidak kah kau mengerti
Semua tentang aku
Aku…
Haruskah airmata bergeming dalam kemaluan
Aku jijik mengaduh terus
Merasuki hati dengan peluh
Tahukah kamu ini aku
Sembunyi dibalik puisi
Diam diantar mentari sore yang mewangi
Tahukah kamu aku bukan dia
Dia yang selama ini kau kenal, sebagai aku
sungguh, aku bukan dia..
Wednesday, March 09, 2011
Entah
Mari mendekat ke sini, ada yang ingin kubisikkan di telingamu
Tapi jangan lah, mungkin nanti, esok atau entah
Aku tak mau lagi
Mari ke sini, dekap aku erat, aku ingin nafaskan sesuatu
Tapi tunggu mungkin nanti atau kapan
Aku enggan
Aku rindu membencimu dan benci merindumu
Kamu perdu yang merdu ketika ku ingin tidur dalam diam
Tepat seperti toilet ketika ku ingin terisak sedikit
Kamu..
Jangan di sini atau di situ
Biar ku peluk supaya kau cepat pergi
___________________________________________________
WANITA
Kau!
Tersamarkan peluh mengaduh
Terik desah lejitan tajam gairah
Terengah-engah
DIAM !
Kau iblis militan kotor yang merajam kebenaran
Untuk menghapus ingus saja kau berlindung di balik ketiak bumi
Masih asa kau bunuh nyata dengan mengumbar aurat ibumu sendiri?
Ahhh !
MASUK.. MASUK.. MASUK..
BUNUH.. BUNUH.. BUNUH..
Kembalikan nyawa kami !
Tapi jangan lah, mungkin nanti, esok atau entah
Aku tak mau lagi
Mari ke sini, dekap aku erat, aku ingin nafaskan sesuatu
Tapi tunggu mungkin nanti atau kapan
Aku enggan
Aku rindu membencimu dan benci merindumu
Kamu perdu yang merdu ketika ku ingin tidur dalam diam
Tepat seperti toilet ketika ku ingin terisak sedikit
Kamu..
Jangan di sini atau di situ
Biar ku peluk supaya kau cepat pergi
___________________________________________________
WANITA
Kau!
Tersamarkan peluh mengaduh
Terik desah lejitan tajam gairah
Terengah-engah
DIAM !
Kau iblis militan kotor yang merajam kebenaran
Untuk menghapus ingus saja kau berlindung di balik ketiak bumi
Masih asa kau bunuh nyata dengan mengumbar aurat ibumu sendiri?
Ahhh !
MASUK.. MASUK.. MASUK..
BUNUH.. BUNUH.. BUNUH..
Kembalikan nyawa kami !
Saturday, March 05, 2011
Selamat Berpulang Jiwa yang Menyepi
Hari ini aku bangun berseri-seri, membuka kotak mimpi yang mengakses dunia maya.
Kotak mimpi mengingatkanku akan hari bahagiamu. Ya, kamu yang selalu ada di sana.
Aku membuka duniamu, menatap ke atas sambil mulai merangkai kata-kata indah.
Seperti sekuntum bunga yang kan melengkapi perayaan hari lahirmu.
Aku mengingat betapa kamu selalu menatap di sana, di setiap gerik gerak ku.
Kamu yang selalu sukacita mendukung setiap perkataan lantangku tentang keadilan.
Tersenyum simpul melihatku memamerkan taring dan cakar mungilku yang masih tumpul.
Kamu, seorang besar yang mengayomi dan mengagumi pucuk daun hijau yang masih baru.
Aku heran mengapa kau selalu mengawasi aku yang kencur dengan kata-kata lawasmu yang lekat.
Kamu tak pernah menegur, tak pernah berdebat.
kamu hanya berkata "jangan pernah menilai yang benar dan yang salah, karena hidup ini hanya cerita."
Kamu memang pencipta, lagu, tari, dendang, peran. Segala seni kau cipta.
Kepadamu aku akan belajar. Suaru hari, kita pasti akan benar-benar bertemu.
Aku pun membuka mata dan mulai menebar rima dalam nada kata.
Ahh, coba aku lihat apa kata teman-temannya hari ini.
Sedikit aku ingin merasakan kebahagiaannya sebelum mengirimkan bunga syairku.
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Segera aku hapus semua syair dengan terburu-buru
Pikiranku tak lagi bisa terkendali selain sesak yang sibuk menderu
Apa-apaan ini?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Mengapakah kau tak membiarkan aku duduk bersama mu selagi kau bercerita tentang pentas-pentas teater
Mengapakah kau tak membiarkan aku menghabiskan secangkir saja kopi tanpa harus mengenangmu
Aku menarik nafas dalam, menghembusnya perlahan dan mulai menulis.
Syair yang berbeda, syair yang maha entah
"Hari ini adalah hari bahagia yang dirayakan bumi ketika menyambut kedatanganmu dan hari ini juga menjadi hari bahagia yang dirayakan surga untuk menyambut kepulanganmu. Hari ini kamu diantar terang menyepi nan damai. Selamat Jalan bung. Sampai bertemu di Rumah Bapa."
Kotak mimpi mengingatkanku akan hari bahagiamu. Ya, kamu yang selalu ada di sana.
Aku membuka duniamu, menatap ke atas sambil mulai merangkai kata-kata indah.
Seperti sekuntum bunga yang kan melengkapi perayaan hari lahirmu.
Aku mengingat betapa kamu selalu menatap di sana, di setiap gerik gerak ku.
Kamu yang selalu sukacita mendukung setiap perkataan lantangku tentang keadilan.
Tersenyum simpul melihatku memamerkan taring dan cakar mungilku yang masih tumpul.
Kamu, seorang besar yang mengayomi dan mengagumi pucuk daun hijau yang masih baru.
Aku heran mengapa kau selalu mengawasi aku yang kencur dengan kata-kata lawasmu yang lekat.
Kamu tak pernah menegur, tak pernah berdebat.
kamu hanya berkata "jangan pernah menilai yang benar dan yang salah, karena hidup ini hanya cerita."
Kamu memang pencipta, lagu, tari, dendang, peran. Segala seni kau cipta.
Kepadamu aku akan belajar. Suaru hari, kita pasti akan benar-benar bertemu.
Aku pun membuka mata dan mulai menebar rima dalam nada kata.
Ahh, coba aku lihat apa kata teman-temannya hari ini.
Sedikit aku ingin merasakan kebahagiaannya sebelum mengirimkan bunga syairku.
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Segera aku hapus semua syair dengan terburu-buru
Pikiranku tak lagi bisa terkendali selain sesak yang sibuk menderu
Apa-apaan ini?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Mengapakah kau tak membiarkan aku duduk bersama mu selagi kau bercerita tentang pentas-pentas teater
Mengapakah kau tak membiarkan aku menghabiskan secangkir saja kopi tanpa harus mengenangmu
Aku menarik nafas dalam, menghembusnya perlahan dan mulai menulis.
Syair yang berbeda, syair yang maha entah
"Hari ini adalah hari bahagia yang dirayakan bumi ketika menyambut kedatanganmu dan hari ini juga menjadi hari bahagia yang dirayakan surga untuk menyambut kepulanganmu. Hari ini kamu diantar terang menyepi nan damai. Selamat Jalan bung. Sampai bertemu di Rumah Bapa."
Friday, March 04, 2011
Celah
Aku bisa menghabiskanmu dalam satu teguk
Akan kegalauan malam terkantuk kantuk
Di sela genggaman hasrat yang merajuk
Tapi aku rasa, kamu lebih dari itu
Kamu layak akan sebuah rindu
Rinduku.
____________________________________________________________
Thursday, March 03, 2011
Lorong
Jauh kita berjalan, menembus angin dan hujan
Mejajaki pasir yang terbentuk tanpa bayangan
Diam, kita diam
Pendar-pendar cahaya keramaian dikejauhan terlihat semu
Suasana mistis di antara kita dan kursi-kursi kosong ini lebih pekat dari malam
Diam, kita diam
Hembusan angin mengombak meracuni tubuk kita yang membeku
Tergenggam dalam sebuah hasrat yang mengabur
Diam, kita diam
Debur-debur pantai dan suara salakan hantu laut menghujam dalam kehangatan
Lekat mendekat segala khayal masing-masing, sendiri-sendiri, aku, kamu, terasa jauh dalam pelukan
Untuk itu, kita lebih baik diam
Menyusuri lorong terakhir dengan perasaan yang entah
Dalam diam,
Kita bersandar dan Terbang.....
Akan kegalauan malam terkantuk kantuk
Di sela genggaman hasrat yang merajuk
Tapi aku rasa, kamu lebih dari itu
Kamu layak akan sebuah rindu
Rinduku.
____________________________________________________________
Thursday, March 03, 2011
Lorong
Jauh kita berjalan, menembus angin dan hujan
Mejajaki pasir yang terbentuk tanpa bayangan
Diam, kita diam
Pendar-pendar cahaya keramaian dikejauhan terlihat semu
Suasana mistis di antara kita dan kursi-kursi kosong ini lebih pekat dari malam
Diam, kita diam
Hembusan angin mengombak meracuni tubuk kita yang membeku
Tergenggam dalam sebuah hasrat yang mengabur
Diam, kita diam
Debur-debur pantai dan suara salakan hantu laut menghujam dalam kehangatan
Lekat mendekat segala khayal masing-masing, sendiri-sendiri, aku, kamu, terasa jauh dalam pelukan
Untuk itu, kita lebih baik diam
Menyusuri lorong terakhir dengan perasaan yang entah
Dalam diam,
Kita bersandar dan Terbang.....
Wednesday, January 19, 2011
Rest
Why don't you wait brother
Wait for the time
Time for forgiveness
Forgiveness to bring peace
Before you go
Why don't you say it brother
Say your love
Love that's been tortured
Tortured by pride and selfishness
Before you went away
Why don't you stay
Before i hug you..
Why don't you stay
Before i kiss you..
Why don't you stay
Before i say... I love you..
-Rest in Peace brother-
Wait for the time
Time for forgiveness
Forgiveness to bring peace
Before you go
Why don't you say it brother
Say your love
Love that's been tortured
Tortured by pride and selfishness
Before you went away
Why don't you stay
Before i hug you..
Why don't you stay
Before i kiss you..
Why don't you stay
Before i say... I love you..
-Rest in Peace brother-
Tuesday, January 18, 2011
Tuesday, January 04, 2011
Love Through The Distance
I don't know how to love you or why
I just in love..
And the fact is so overwhelming by it self
I don't need to understand, i don't want to understand..
And when the night ends between us,
Those separated space and time vanished into sparkling kisses
What is a distance?
You and i, we never know..
I always have you, right here right now
Because to love you is enough..
I just in love..
And the fact is so overwhelming by it self
I don't need to understand, i don't want to understand..
And when the night ends between us,
Those separated space and time vanished into sparkling kisses
What is a distance?
You and i, we never know..
I always have you, right here right now
Because to love you is enough..
Monday, January 03, 2011
Time for You
Tak ada yang mampu membeli saat ini, hari ini
Saat di mana mereka tersenyum banyak sekali
Menikmati masa kekanak-kanakan yang ku rancang sendiri
Teruntuk kalian, satu hari penuh
Mama dan papa..
Saat di mana mereka tersenyum banyak sekali
Menikmati masa kekanak-kanakan yang ku rancang sendiri
Teruntuk kalian, satu hari penuh
Mama dan papa..
Sunday, January 02, 2011
First Sunday
Minggu pertama di pelatarannya
Sepi.. sunyi..
Semua orang sedang kembung setelah pesta bir
Suara ngorok mengalahkan suara-suara doa di peribadahan ini
Happy Sunday Everyone, have a NEW year!
Yes, new huh?
Sepi.. sunyi..
Semua orang sedang kembung setelah pesta bir
Suara ngorok mengalahkan suara-suara doa di peribadahan ini
Happy Sunday Everyone, have a NEW year!
Yes, new huh?
Saturday, January 01, 2011
Tahun Baru 2011
Di luar meriah, televisi ramai
Setiap orang berhitung mundur
Aku duduk diam, mungkin sedang ikut menghitung
Tapi aku hanya mampu menghitung kekonyolan mereka
Topi-topi keemasan tidak bisa membuat langit lebih gemerlap
Suara terompet tidak bisa membuat waktu lebih meriah
Karena sorak sorai tidak bisa membuat perut anak kecil yang kedinginan itu kenyang
Karena kegaduhan tengah malam ini tidak bisa mengobati kemiskinan
Apa yang istimewa? Tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang
Hari ini kita hanya saling mengingatkan bahwa waktu sedang & terus berjalan
Betapa seharusnya kita menjadi lebih kuat, lebih mampu berbuat lebih banyak
Untuk orang-orang di sekitar kita, untuk orang-orang yang kita cintai
Memberikan kelebihan kita untuk kekurangan mereka
Merelakan kenikmatan kita untuk kebutuhan mereka
Itu baru hari yang baru, hidup yang baru
Setujukah kamu, wahai jiwa?
Setiap orang berhitung mundur
Aku duduk diam, mungkin sedang ikut menghitung
Tapi aku hanya mampu menghitung kekonyolan mereka
Topi-topi keemasan tidak bisa membuat langit lebih gemerlap
Suara terompet tidak bisa membuat waktu lebih meriah
Karena sorak sorai tidak bisa membuat perut anak kecil yang kedinginan itu kenyang
Karena kegaduhan tengah malam ini tidak bisa mengobati kemiskinan
Apa yang istimewa? Tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang
Hari ini kita hanya saling mengingatkan bahwa waktu sedang & terus berjalan
Betapa seharusnya kita menjadi lebih kuat, lebih mampu berbuat lebih banyak
Untuk orang-orang di sekitar kita, untuk orang-orang yang kita cintai
Memberikan kelebihan kita untuk kekurangan mereka
Merelakan kenikmatan kita untuk kebutuhan mereka
Itu baru hari yang baru, hidup yang baru
Setujukah kamu, wahai jiwa?
Wednesday, November 03, 2010
Rose
Air mata terjatuh di antara kelopak-kelopak mawar yang kau beri
Aku tak kuasa menghirup aroma kematiannya yang semerbak
Begitu manis, begitu tulus
Menyelinap di sela-sela senyum mu yang malu-malu
Mengapakah kau begini, aku sungguh tak tahu bagaimana
Menerima sisa sisa nafasmu yang kau kumpulkan untukku
Serpihan-serpihan harap dalam kesepianmu yang sungguh ngeri
Tapi kau tak pernah pergi, ada di sana, berdiri, menatap, selalu..
Mengapakah cinta terserak di relung-relung waktu
Detik-detiknya membayangi kesunyianmu
Mengiringi pertemuan sakralmu dengan malaikat pencabut nyawa
Aku ingin berlari, memeluk, dan menyelamatkanmu dari kematian
Aku ingin kamu bebas berlari bersama mimpi-mimpi
Aku ingin kamu tertawa dalam sukacita yang penuh
Aku ingin membawamu pergi dari waktu
Aku ingin menarikmu jauh dari bumi
Tapi nyatanya aku diam di sini,
Menangis..
Dan membiarkanmu pergi..
Terisak menggenggam mawar yang kau beri
Aku tak kuasa menghirup aroma kematiannya yang semerbak
Begitu manis, begitu tulus
Menyelinap di sela-sela senyum mu yang malu-malu
Mengapakah kau begini, aku sungguh tak tahu bagaimana
Menerima sisa sisa nafasmu yang kau kumpulkan untukku
Serpihan-serpihan harap dalam kesepianmu yang sungguh ngeri
Tapi kau tak pernah pergi, ada di sana, berdiri, menatap, selalu..
Mengapakah cinta terserak di relung-relung waktu
Detik-detiknya membayangi kesunyianmu
Mengiringi pertemuan sakralmu dengan malaikat pencabut nyawa
Aku ingin berlari, memeluk, dan menyelamatkanmu dari kematian
Aku ingin kamu bebas berlari bersama mimpi-mimpi
Aku ingin kamu tertawa dalam sukacita yang penuh
Aku ingin membawamu pergi dari waktu
Aku ingin menarikmu jauh dari bumi
Tapi nyatanya aku diam di sini,
Menangis..
Dan membiarkanmu pergi..
Terisak menggenggam mawar yang kau beri
Wednesday, October 27, 2010
Lebur Bumiku
Jengah air menapaki bumi
Dan awan panas sudah enggan mengecupi rerumputan
Di mana kah kau manusia?
Aku lelah mencari nuranimu
Tak dapat kah kau lihat betapa rentanya aku?
Tak dapat kah kau dengar betapa sesaknya nafasku?
Kulit keriput ku kering retak berhamburan, membuat mu berguncang dan menjerit
Air semakin tinggi menenggelamkanku, membawamu terhanyut dan mati
Segera kita kan menjadi satu wahai anak-anakku
Tak ada lagi aku, tak ada lagi kamu
Kita lebur dalam ketiadaan
Lebur dalam nurani seutuhnya
Dan awan panas sudah enggan mengecupi rerumputan
Di mana kah kau manusia?
Aku lelah mencari nuranimu
Tak dapat kah kau lihat betapa rentanya aku?
Tak dapat kah kau dengar betapa sesaknya nafasku?
Kulit keriput ku kering retak berhamburan, membuat mu berguncang dan menjerit
Air semakin tinggi menenggelamkanku, membawamu terhanyut dan mati
Segera kita kan menjadi satu wahai anak-anakku
Tak ada lagi aku, tak ada lagi kamu
Kita lebur dalam ketiadaan
Lebur dalam nurani seutuhnya
Tuesday, October 26, 2010
Bumi yang Rindu
Bumi menggeliat penat, tubuhnya pegal-pegal dan kesemutan
Wahai manusia sedang apa kalian?
Bumi membuka mata nya yang tengah rabun
Tubuh kurusnya terkuras digurat-gurat sendi yang renta
Bumi haus sentuhan nurani manusia
Bumi ingin pelukan anak-anaknya
Wahai manusia, betapa ku sangat merindumu, mendekatlah!
Jantung bumi bedegup dalam pilu, getarannya dasyat, menghempas laut menyapu daratan
Wahai manusia, ini aku ibumu, tidakkah kau ingat aku?
Perut bumi meledak dalam tangis, cintanya yang merah dan panas tak dapat terbendung lagi
Wahai manusia sedang apa kalian?
Bumi membuka mata nya yang tengah rabun
Tubuh kurusnya terkuras digurat-gurat sendi yang renta
Bumi haus sentuhan nurani manusia
Bumi ingin pelukan anak-anaknya
Wahai manusia, betapa ku sangat merindumu, mendekatlah!
Jantung bumi bedegup dalam pilu, getarannya dasyat, menghempas laut menyapu daratan
Wahai manusia, ini aku ibumu, tidakkah kau ingat aku?
Perut bumi meledak dalam tangis, cintanya yang merah dan panas tak dapat terbendung lagi
Sunday, October 24, 2010
Don't judge the book by its cover? REALLY?
I spent whole day watching make-over-show: "how do i look?". It gives me wider view about a quote: "Don't judge the book by its cover".
Really? So how you gonna judge a book? By reading all of them one by one?
Get real (specially ladies), we are all agree that we're so special and unique. We don't like being judged, but it doesn't mean that we should be happy on our messy looks!! Cause by being "stubborn" and "close-minded", you are the one who precisely judge people around you, your own society. It's good to be your self, being confident. But it doesn't mean you should obsessed about your self and hate everyone that willing to give opinion about you.
Shaping a nice cover isn't a crime. It doesn't mean you have to fool or betray your self. Cover is a door to enter your book. It is not about being your self. Be nice so people get interested by your book, your message, your story. Cause how could anyone knows your incredible quality when they don't have any lust to get to know you. TO OPEN YOUR BOOK.
Be smart ladies.
Really? So how you gonna judge a book? By reading all of them one by one?
Get real (specially ladies), we are all agree that we're so special and unique. We don't like being judged, but it doesn't mean that we should be happy on our messy looks!! Cause by being "stubborn" and "close-minded", you are the one who precisely judge people around you, your own society. It's good to be your self, being confident. But it doesn't mean you should obsessed about your self and hate everyone that willing to give opinion about you.
Shaping a nice cover isn't a crime. It doesn't mean you have to fool or betray your self. Cover is a door to enter your book. It is not about being your self. Be nice so people get interested by your book, your message, your story. Cause how could anyone knows your incredible quality when they don't have any lust to get to know you. TO OPEN YOUR BOOK.
Be smart ladies.
Saturday, October 23, 2010
Terimakasih
Terimakasih Tuhan, untuk ruang dan waktu
Terimakasih untuk segala ketidaksempurnaan
Kau telah merancang masa yang sungguh manis
Semerbak cerita yang selalu romantis
Terimakasih Tuhan, untuk segala nada yang mengalun
Terimakasih untuk relung kelabu penuh rindu
Kau telah menjadikannya wewangian malam yang riuh
Temaram gemintang yang hangat dan teduh
Terimakasih.....
Terimakasih untuk segala ketidaksempurnaan
Kau telah merancang masa yang sungguh manis
Semerbak cerita yang selalu romantis
Terimakasih Tuhan, untuk segala nada yang mengalun
Terimakasih untuk relung kelabu penuh rindu
Kau telah menjadikannya wewangian malam yang riuh
Temaram gemintang yang hangat dan teduh
Terimakasih.....
Friday, October 22, 2010
Somewhere
Yesterday night in my dream, you called me and said that you're oke. Then I woke up in the morning with fever. I hate to spent whole day with this premonition. Tonight before i sleep, i pray you will wake me up with your call. So i can leave my fever somewhere in my dream.
Thursday, October 21, 2010
Berhentilah Waktu
Kata-kata berjatuhan di atas lantai beku penuh debu
Mengurung rasa yang terkotak-kotak
Besok seduhan cairan hitam ini akan semakin hambar
Dan bau nya pun sudah habis terhirup dingin
Dapatkah kau kembali sekarang dalam pelukan malam
Gundah memagut-magut sepi yang kau beri
Melangit kerinduan akan bintang yang semakin pekat
Berhenti lah mencari, berhenti lah bergerak, berhentilah sejenak
Berhentilah di sini..
Mengurung rasa yang terkotak-kotak
Besok seduhan cairan hitam ini akan semakin hambar
Dan bau nya pun sudah habis terhirup dingin
Dapatkah kau kembali sekarang dalam pelukan malam
Gundah memagut-magut sepi yang kau beri
Melangit kerinduan akan bintang yang semakin pekat
Berhenti lah mencari, berhenti lah bergerak, berhentilah sejenak
Berhentilah di sini..
Subscribe to:
Posts (Atom)